our broken heart

39 5 4
                                    

Setelah kejadian kemarin, William benar-benar menyesal. Pikirannya kacau, tak ada yang bisa mengalihkan Jeane dalam benaknya.

Kini ia tengah berada di sebuah club terkenal di kota New York, club yang hanya di datangi oleh orang-orang kelas atas seperti William.

Ingar bingar di dalam sini tak membuat pikirannya berlalu dari Jeane, ada beberapa hal yang ia sesali. Seperti- William yang banyak menghabiskan waktunya dengan wanita lain ketika Jeane sakit.

Meskipun Will tahu jika suatu saat Jeane akan pergi meninggalkannya, tapi ini sangat sulit. Dan ya- pada akhirnya,  Jeane telah pergi untuk selama-lamanya.

Tempat ini adalah tempat yang selalu William kunjungi saat ia merasa stres, ataupun banyak masalah. Ia akan banyak minum dan bersenang senang untuk menghilangkan semua rasa stres atau beban lainnya.

Will meletakkan segelas vodka yang baru saja ia teguk, hanya sedikit, karena nafsunya yang tiba-tiba hilang. Sangat jarang, semua minumannya tak dapat menghilangkan Jeane dalam pikirannya.

Ia lalu menatap kosong pada sekerumunan orang yang sedang asyik menari dan minum. Ia berpikir bahwa mereka pasti adalah orang-orang yang pergi dengan masalahnya, sama seperti dirinya. Tapi beruntung, mereka bisa tertawa dan menari disini. Lain dengan William.

Untuk menghilangkan rasa jenuhnya, William meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja. Ia menggernyit ketika mendapati missed call dari Kazuma sebanyak 4 kali.

"Kaz? Ngapain dia?"

Sesaknya ruangan dengan hilir musik yang amat berisik membuatnya tak mendengar panggilan telepon dari Kaz. Ia lalu membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Kazuma.

"Where are u bro? I need u to talk, can u?"

Dengan segera William merapikan ponselnya lalu beranjak dari sofa. Seorang teman meneriakinya dari ruang yang tersekat, "Wine nya?"

"Lo aja." balas Will singkat lalu melangkah pergi dari bar tersebut.

Beruntung William tak banyak minum malam ini, jadi ia bisa leluasa untuk menyetir sendiri menuju tempat dimana ia harus menemui sahabatnya Itu.

Cafe dengan nuansa klasik yang amat tenang kini telah di pijak oleh William, ia melebarkan pandangannya. Mencari keberadaan Kazuma yang ntah dimana, dan dengan alasan apa ia memanggil dirinya kemari.

Setelah beberapa detik ia mencari, dapat.

William menemukan Kazuma yang tengah duduk membelakanginya dengan kemeja hitam dan- apa itu? Sebuah koper?

William terkekeh geli melihat kelakuan temannya itu, membawa sebuah koper berukuran besar ke dalam cafe?

"Lo udah stres?" Tanya William dari balik Kazuma.

"Gue gamau becanda." Balas Kaz singkat tanpa menoleh ke sumber suara.

William berjalan menuju kursi dihadapan Kazuma- merapikan posisi duduknya, lalu meneguk minuman soda yang tergeletak diatas meja. Mengamati Kaz sebentar lalu melebarkan pandangannya. "Kenapa lo?"

"Gue putus sama Fica."

William hampir tersedak, tapi ia teringat- bahwa itu tidak lebih menyesakkan dari dirinya.

"Oh." Balas Will sangat singkat.

Kazuma yang mendapatkan jawaban tersebut langsung memandang heran ke arah William, "Oh, doang?"

William mengangguk mantap lalu meneguk kembali minuman sodanya.

Akhir-akhir ini temanmu sangat menjengkelkan, Kaz.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE CHOICE  [INTERSECTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang