03. Secret

3.4K 294 7
                                    

Happy Reading:)

⭐⭐⭐

"Aku mencintaimu." mata tajamnya berkaca-kaca memegang sebuah foto yang didalamnya terdapat sepasang suami istri yang terlihat bahagia.

"Maafkan aku." kini tetes air mata nya pun turun membasahi kulit pipinya.

Seandainya saja mereka selalu bersama, mungkin mereka sudah mempunyai anak yang lucu dan pasti kini sudah beranjak dewasa.

Ia selalu berpikir, apakah akan mirip dengan dirinya selaku ayah atau mirip dengan ibunya? Namun pemikiran itu hanya bisa digaris bawahi dengan kata seandainya.

Tanpa diketahui olehnya, buah hati yang diharapkan hadir memang benar ada di dunia nyata.

Sayangnya, sesuatu membatasi sepasang ayah dan anak itu. Mereka pun tidak tau, ada benang merah takdir yang terikat dan tidak bisa dilepas begitu saja.

.
.

Mata itu menerawang ke atas langit yang kini tertutupi awan. Merapatkan jaketnya saat angin berhembus lumayan kencang dari arah depannya.

Ia bersyukur bisa bersantai dihari ini. Ya meskipun jadwal padat akan kembali menyerang esoknya.

"Hyung." panggil seseorang dibelakangnya.

Taehyung tidak menjawab panggilan dari namja yang lebih muda darinya. Pikirannya kembali bercabang.

"Sedang apa kau disini hyung?" Jungkook pun menghampiri dan duduk disebelahnya.

"Memikirkan sesuatu" matanya tak lepas dari objek yang ada didepannya. Sebuah bunga yang mungkin banyak orang menyimbolkan tentang cinta, bunga mawar.

"Tak dingin hyung?" Jungkook bertanya saat dirinya pun menjadi korban tiupan angin.

"Entah." jawaban yang membingungkan itu lantas membuat dahi Jungkook berkerut samar.

"Berlama-lama diluar membuatmu jadi semakin aneh hyung." ledek Jungkook yang ditanggapi dengan pandangan Taehyung yang beralih padanya.

"Hmm" gumam Taehyung yang kembali melihat ke arah bunga.

"Kau tak pernah melepas kalungmu?" Ucap Jungkook saat benda kecil tertangkap netranya.

"Ini? aku tak pernah melepasnya." Taehyung menunjukkan sebuah kalung berbandul kristal kecil berwarna biru tua.

"Darimana kau membelinya hyung? Aku sudah mencari tapi tidak menemukan yang seperti itu." bibirnya mengerucut lucu.

"Memangnya untuk apa?" Taehyung menaikkan satu alisnya.

"Ya biar samaan dengan mu hyung, aku sudah mempunyai barang samaan dengan Jin hyung, Namjoon hyung, dan hoseok hyung. Nah giliran barang samaan dengan mu hyung." seru Jungkook.

"Dasar,, tapi jangan harap kau menemukan yang seperti ini kook." Taehyung terkekeh.

"Memangnya kenapa?" Jungkook menatap polos Taehyung.

"Barang ini limited edition, hanya aku yang memilikinya." sombongnya kepada Jungkook. Jungkook yang mendengarnya hanya mencebikkan bibirnya.

"Ya...ya. Lebih baik aku samaan dengan Jimin hyung saja." Jungkook bangkit dari kursi dan melangkah ke arah drom.

"Jimin hyung, ayo beli barang couple!" teriak Jungkook yang terdengar di telinga Taehyung sebelum memasuki dorm bangtan.

Taehyung memandang kepergian Jungkook dengan tersenyum geli.

Gomawo

Bisik Taehyung sambil memegang kalung yang ada di lehernya.

.
.

"Taehyung bagaimana kabar orang tua mu?" Pertanyaan itu hadir saat Taehyung memasuki ruang tengah. Dilihatnya semua member --kecuali Taehyung yang baru datang tentu saja-- dan manager mereka sedang berkumpul.

"Mereka baik-baik saja, mengapa bertanya seperti itu hyung?" Taehyung mendudukkan dirinya di samping hyung tertuanya.

"Kau mau mengunjungi mereka?" Tanya Sejin yang dibalas dengan kebingungan Taehyung.

"Maksudnya?" Ia meminta jawaban dari penghuni yang ada disana.

"Kita akan libur dua minggu" ucap Namjoon yang menjawab kebingungan Taehyung.

"Benarkah?" Seru Taehyung semangat.

"Ne, agensi memberikan liburan dua minggu kepada kalian sebelum konser dimulai. Jadi gunakan waktu luang kalian yang berharga."

"Kalian akan ke kampung halaman kalian bukan?" Sambung Sejin bertanya.

"Nee!!!"

"Pasti."

"Aku titip salam untuk orang tua kalian." ucap Sejin yang dibalas anggukan semua member.

"Aku harus pergi, sampai berjumpa lagi." Sejin melangkah keluar dari dorm.

"Aseek, kita libur. Aku sudah tak sabar ingin bertemu keluargaku." Hoseok berucap girang.

"Aku akan membereskan barang-barang ku dulu, selamat berlibur hyungdeul." ucap Jungkook tersenyum dan pergi ke arah kemarnya. Tapi sebelum itu,

"Dan Jimin hyung, jangan lupa belikan aku barang couple ya!" Titah Jungkook sebelum membalikkan badannya kembali.

"Dasar anak itu." Jimin menggelengkan kepalanya.

"Kita bersiap-siap saja untuk pergi besok"

'Appa, eomma kita akan bertemu' Taehyung tersenyum senang.

.
.

"Percayalah, meskipun Taehyung bukan anak kandung kami, tetapi kami akan selalu menyayangi dan mendukungmu Tae-tae"

Taehyung terbangun dari tidurnya karena ucapan kedua orang tuanya beberapa tahun yang lalu sukses hadir dimimpinya.

Ya.

Begitulah, Taehyung memang anak angkat orang tuanya. Meskipun begitu, ia sangat menyayangi mereka berdua selayaknya orang tua kandung Taehyung.

Member Bangtan tidak ada yang tau tentang hal ini. Yang tau hanya ia, appa, eomma dan pasti orang tua kandungnya juga. Taehyung hanya belum siap jika seluruh dunia tau, kalau Taehyung hanya seorang anak angkat. Taehyung ingin menjaga privasi kedua orang tuanya dan yang pasti privasi dirinya sendiri.

Taehyung enggan mencari keberadaan orang tua aslinya karena orang tua angkatnya pun bisa menyayangi Taehyung dengan sepenuh hati. Taehyung sudah sangat cukup.

Namun, semenjak ia dewasa, banyak pemikiran tentang orang tua kandungnya yang hadir dan rasa rindu yang tiba-tiba datang entah darimana. Bertemu saja belum pernah, tetapi mengapa ada perasaan rindu yang menyelinap di hatinya?

Untungnya saja, eommanya menjawab rasa penasaran Taehyung.

Eommanya memberikan sebuah kalung yang mungkin dahulu dimiliki oleh ibu kandung Taehyung.

Kalung yang sama saat Taehyung mengobrol dengan Jungkook kemarin.

Darisana, rindu Taehyung kepada orang tua kandungnya dapat sedikit terobati. Meskipun dalam keadaan dirinya yang tidak tau siapa mereka sebenarnya.

Aneh bukan?

'Jika suatu saat kita bertemu, aku hanya ingin bilang, kalian sungguh jahat'

.
.
.

To be continue

Descendants of the GodsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang