7

375 60 12
                                    

arina sedang mengutak-atik kameraㅡmengambil foto candid beberapa staff sedang membereskan set pemotretan, saat nino berjalan menghampirinya. membuat kilasan siluet tubuhnya tertangkap dalam foto.

"bang simon mana ?"

arina lantas menurunkan kamera dan mengadahkan kepalanya. dengan posisinya saat ini, nino tampak menjulang tinggi bagi dirinya yang duduk.

"lagi.." ucapan arina terhenti sejenak, berusaha mengingat apa yang dikatakan manager nino itu tadi sebelum pergi. "ㅡbeli makan siang kayaknya."

"oh." ucap nino lalu memilih duduk di sebelah arina. cewek itu masih mengutak-atik kamera. "jadiㅡ"

"no vlog."

nino agak tersentak mendengar suara arina yang secara tiba-tiba memotong ucapannya. dengan dahi agak berkerut nino menatap arina,  "oh gak jadi syuting vlog."

setelah nino, kini gantian arina yang bingung. "lho gak jadi ?"

nino terdiam sejenak sampai raut terkejut setengah panik arina di depannya membuatnya sadar bahwa mereka berdua miss communication. maklum namanya juga baru kenal. kalau sudah klop dari awal namanya roman picisan ala ftv.

nino menggeleng. "itu...maksudnya no-vlog ?"

arina langsung mengangguk cepat, "itu konsepnya. konsep vlog-nya."

nino lalu mengangguk, meski sebenarnya dia sama sekali nggak paham apa maksud arina. tapi melihat itu cewek yang biasanya cuma diam canggung lalu kini tampak lebih bersemangat membuat nino berpikir arina sepertinya sudah punya konsep yang matang.

"vlog-nya nanti nggak kayak vlog artis biasanya yang menampilkan keseharian kerjaan mereka seperti biasanya. jadi nanti orang yang nonton nggak ngerasa kayak lagi nonton vlog."

nino mengernyit. masalahnya kalau bukan memperlihatkan kesehariannya, terus apa yang mau dijadikan konten ? terus maksudnya nggak kerasa kayak vlog ini kayak gimana ?

"terus ?"

arina menelan ludah sejenak, "aktivitasnya tetep sehari-hari tapi dipilih yang nggak mainstream dan untuk mengungkap sisi lain dari eloㅡ"

ucapan arina terhenti sejenak begitu ia sadar memanggil nino dengan sebutan santai. nino yang menyadari itu hanya mengangguk seakan tak ambil pusing dan ingin arina segera lanjutkan penjelasannya. karena 'sisi lain' yang disebut arina membuatnya jadi gatal untuk bertanya.

memangnya apa masih ada 'sisi lain' dirinya yang belum dibagi pada media ?

"misalnya gini, perjalanan menuju pemotretan atau mau siaran radio. yang dibahas bukan barang esensial apa aja yang harus dibawa, tapi lagu apa yang tercetus dipikiran lo saat di tengah perjalanan."

nino mengernyit, "rekomendasi playlist maksud lo ?"

arina mengangguk, "bisa. juga alasan kenapa lagu itu elo relomendasikan saat itu."

nino terdiam sejenak. "terus yang maksudnya nggak berasa kayak nonton vlog ?"

arina mengerjapkan kedua matanya, "maksudnya....ehm vibe nya...gimana ya, sulit ngejelasinnya. pokoknya nanti di bagian editing itu..."

bukannya makin paham, adanya nino malah makin bingung. karena arina makin belibet menjelaskan. namanya juga menjelaskan rencana yang masih belum ada wujud outputnya.

"oh gini aja deh, gue udah ada beberapa footage yang gue edit. nanti coba elo liatㅡ"

"sekarang aja." potong nino.

arina langsung cengo, "ha ?"

"udah ada kan sekarang ?" ucap nino. "kirimin ke wassap gue."

arina lalu mengangguk cepat dan membuka hapenya, sampai tersadar kalau dia tidak punya nomer hape nino.

vlog-mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang