Ep.03 keluarga Alvin

17 2 0
                                    

"Aku pulang" ucapku membuka pintu rumah. Terdengar suara langkah kaki begitu berisik.

"ONII-CHAN..." ucap bersamaan ke-dua adik kembarku mendengar suaraku saat masuk rumah. Aku segera me.perkuat kuda kudaku karna kedua adikku itu melompat ke arahku. Merek memelukku dengan manja.

"uwah... Sebentar dulu dong Kenneth Kiana. Kan kakak baru sampai biarkan kakak masuk dulu ya." Kedua tanganku tak mau di lepaskan oleh mereka berdua. Kini aku baru menyadari mereka menggunakan baju yang sama.

"Tadaima oni chan, ofuro ni suru. Gohan ni suru sore demo ore...ta...chi?" Ucap si kembar bersamaan. sambil menunjukan wajah imut mereka. Sial kini aku benar benar terpanah akan keimutan kedua adikku. Dan ku sadari bahwa mereka berdua menggunakan baju yang sama. Dari sosok yang aku ke duanya mirip dengan Kiana. Karna keduanya menggunakan baju perempuan. Membuat aku bingung melihat kedua adiknya yang begitu kembar.

"Sudah cukup menggoda kakakmu ini, mau sampai kapan kalian berdrama menggunakan bahasa Jepang." ucapku dengan wajah yang sudah memerah melihat keimutan kedua adik kembarku ini.

"Kalau begitu coba berikan nilai untuk keimutan dan kemiripan kami" Ucap Kenneth. Sambil mereka menempelkan wajah mereka bedua dan melihat ke arahku. Kini aku rasa aku sudah tak kuat lagi melihat keimutan mereka.

"Ok kakak kalah kalian imut banget dan kalian emang sudah kembar kenneth. tak mungkin kalian tak kembar" ucapku yang sudah menyerah meladeni tingkah mereka.

"Eh... Kakak gak asik ah..." Ucap Kenneth cukup kecewa karna mendengar responku yang kurang memuaskan dia. Tidak dengan Kiana dia kini menarik lengan bajuku. Dan membisiki ke telingaku.

"Makasih, kak." Wajah Kiana saat itu memerah malu. Kini Aku mengangkat untuk mengendong Kiana yang memiliki badan yang cukup besar itu.

Aku berjalan menuju dapur melihat ibu sedang memasak. Sambil menurunkan Kiana di kursi makan.

"Ibu... Kenapa ibu biarkan Kenneth menggunakan baju Kiana bu. Dia kan cowok." Ucapku protes kepada ibu yang membiarkan Kenneth menggunakan baju kiana.

"Ya ngak masalah kan dia juga masih SD. Biarkan saja dia mau seperti apa dulu sampai dia menyadari bahwa itu memalukan. Toh kamu pasti tadi senangkan melihat kedua adikmu yang kembar itu begitu imutkan." Ucap ibu sambil memasak.

"Ah... Iya sih Bu tapikan. Ok lah. But... Kenneth sekarang ganti bajumu jangan gunakan baju kiana lagi atau ku bakar kau." Ucapku yang tak bisa membalas kalimat ibu. Kenneth yang dari tadi berdiri di depan pintu sambil bergaya gaya sok imutnya. Kini berlari ke kamarnya.

"Bu.. aku ke kamar dulu ya" ucapku pamit kepada ibu.

Aku masuk ke kamarku. Melihat kamarku begitu rapi untuk anak cowok dan aku melemparkan tasku ke pinggir kasur dan aku melompat ke atas kasur. "Ah... Sialan kenapa kedua adikku begitu imut."seketika aku mengingat Dhanisa. "Masih tak ku sangka ibu begitu cantik saat SMA. Dan mengapa aku selalu keingat wajahnya?" Ucapku kepada diriku. Sambil mengingat kejadian saat dia duduk di samping Dhanisa. Aku mengambil gitar yang tadi ku taruh di samping lemari. Aku mulai memainkan melodi gitarku. Aku mencoba mencairkan segala isi kepalaku kedalam permainan musik ini.

Kenneth dan Kiana yang sedang berlarian di dalam rumah mendengar suara permainan gitarku. Mereka langsung berlari menuju ke arah kamarku. "Dubrak" suara pintu kamarku di banting dengan kencang.

"KAKAK... Kakak lagi jatuh cinta ya?" Ucap Kenneth saat membuka pintu.

Aku yang terkejut dan langsung kesal mendengar pintu kamarku di banting dengan kencang dan aku melihat ke arah pintu. Melihat Kenneth masih menggunakan baju Kiana.  Semakin menjadi kesalku kepada Kenneth. "KENNETH CEPAT GANTI PAKAI BAJUMU SENDIRI JANGAN PAKAI BAJU KIANA" teriakku ke kenneth.

Kenneth hanya tertawa dan kabur sedangkan Kiana masuk ke kamar kamarku menghampiriku yang sedang bermain gitar. Kiana langsung duduk  di sampingku. "Kakak mainkan lagi lagu tadi kak bagitu indah Kiana suka." Ucap Kiana dengan lembut kepadaku. Melihat wajah imut adikku tersenyum bahagia membuatku sedikit tenang setelah kesal kepada Kenneth. Kini tersenyum dan kembali memainkan gitarku kali ini bukan untuk melepaskan perasaanya tapi untuk adik Perempuanku. Suasana ini berlanjut dengan suara lembut Kiana yang ikut bernyanyi dan aku mengikuti irama yang di nyanyikan Kiana.

"Kiana... Kiana... Ayo kita siapkan makanan." Panggil Kenneth di pintu kamar. Kiana hanya mengangguk dan turun dari kasurku.

"Makasih kak" ucap Kiana sambil melambaikan tangannya kepadaku. Aku juga melambaikan tangan lalu kembali memainkan gitarku sedikit lebih lama agar diriku tenang.

Setelah puas aku segera bangkit dan menuju ke ruang makan. Saat berjalan menuju ruang makan aku mengintip ruang kerja ayah. Ya hanya karna biasanya ayah lupa makan atau dia memang tak pernah di panggil saat makan malam. Aku biasanya mengajak ayah untuk makan malam bersama. "Yah... Yuk makan sudah waktunya makan malam" ucapku mengajak ayah untuk makan malam.

"Iya duluan saja nanti ayah nyusul. Btw gimana harimu? Ayah dengar kali ini kamu memainkan lagu dengan begitu lembut" ucap ayah. Wajahku memerah aku pun tersipu malu dan aku hanya membalas dengan mengangguk dan kembali menutup pintu ruang kerja ayah. Aku langsung menuju ke ruang makan. Tak lama kemudian ayah ikut menyusul dan kami makan bersama di meja makan kami.

Setelah makan malam aku memasukin kamar kedua adikku disana aku hanya ingin mengecek mereka berdua saja. Saat aku ingin kembali ke kamarku aku melihat sebuah novel yang sama seperti di baca oleh Dhanisa Di bawah pohon. Aku kembali masuk dan mengambil novel tersebut. Aku membuka tiap lembaran novel itu dengan cepat. Tak ada satupun halaman yang aku baca. Setelah sampai akhir halaman aku kembali menutup novel tersebut dan menanyakan ke dua adikku itu.

"Kenneth Kiana siapa yang baca novel ini?" Ucapku sambil mengangkat novel tersebut. Kiana dan Kenneth saling memandangku heran tak biasanya melihat diriku tertarik dengan novel yang mereka baca.

"Kami kak" ucap mereka barengan. Aku pun duduk di kasur tingkat milik mereka.

"Jadi ada yang bisa jelaskan ke kakak bagaimana novel ini menceritakan kisahnya?" Ucapki sambil memegangin novel tersebut. Kiana dan Kenneth akhirnya menceritakan bagaimana berlangsungnya kisah yang tertulis di dalam novel tersebut dengan senang. Banyak expresi yang di sampaikan lewat kata mereka peragakan karna buat mereka itu cukup menyenangkan. Hingga akhir cerita dari novel itu telah berakhir Kiana Dan Kenneth pun sudah lelah. Aku yang sadar melihat kedua adik kembarku sudah mengantuk aku mengajak adik adikku untuk tidur. Dan menemani mereka terbaring di kasur dan menyanyikan lagu dengan lembut hingga akhirnya si kembar itu tertidur pulas dikasur mereka. Aku yang telah menidurkan mereka kini kembali ke kamarku. Aku membuka novel tersebut dan mencoba membacanya sendiri hingga tanpa ku sadari aku tertidur saat membaca novel tersebut.

~

Kiana dan Kenneth mereka tak begitu suka tapi mereka tetap membaca berbagai buku. Karna mereka suka menirukan bagaimana imajinasi mereka berlangsung saat membaca novel atau buku bacaan yang mereka baca.

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang