1 9 8 0 SEA
youshouldcutthatMASALAH teknisi terjadi, pertemuan bisnis Britania Raya terhambat, dalam hati Taeyong bersyukur, setidaknya ia memiliki alasan untuk kembali ke Netherland.
Sayangnya, ekspetasi seluas hamparan itu harus terhampar pada realita yang terjadi, tuan besar perjamuan mengatakan bahwa akan lebih baik bila dirinya dapat tinggal beberapa waktu di istana tamu sembari menunggu kesiapan teknisi.
Dan, disinilah Taeyong, diam terduduk pada kursi baja berlapis perunggu yang disediakan khusus untuk tamu terhormat pada tiap tiap kamar.
"Kenapa semuanya menjadi kacau?" Gumamnya frustasi.
Belum sampai 24 jam ia tinggal, rasanya sudah tidak minat untuk hidup, lemah sekali mentalnya.
-tok tok-
"Masuk," bagai gema, pria itu berdiri sembari meletakan kacamata yang ia gunakan pada kotak semula.
Seorang gadis muda datang membawa nampan, rambutnya ikal berwarna keemasan, kulitnya juga pucat sekali, jelas dia bukan seorang pelayan.
"Siapa?" Tanya Taeyong memicing, pasalnya gadis muda tersebut hobi sekali mencuri pandang terhadap dirinya, jalan pun sengaja gadis itu lambatkan, maaf saja, Taeyong tidak bodoh.
"Ah, maaf," ucap gadis pirang tersebut panik, Taeyong menghela napas lelah.
Ia lelah, sekali.
Alasan nya rumit, dan kekanakan. Ia tidak suka lingkungan disini, terlalu banyak orang yang cari perhatian, Taeyong tahu bahwa gadis yang memberinya teh hangat ini adalah putri sulung dari raja Britania.
Tanpa pikir panjang, Taeyong beranjak untuk mengambil kertas dan pena guna membuat surat yang ditujukan pada raja perjamuan, ia tidak bisa berlama-lama disini, terlalu banyak hal yang musti diurus kedepannya, contohnya Jennie Ruby.
Bagaikan mengajukan banding, Taeyong pun dapat merasakan kekhawatiran, akan menjadi hal yang luar biasa menyebalkan bila surat ajuan nya ditolak mentah-mentah.
Namun sepertinya dewi fortuna sedang berbaik hati, surat ajuan diterima, Taeyong pun bergegas menemui raja perjamuan, ia harus segera bertemu, agar urusan segera selesai.
"Tunjukan aku dimana ruangan Raja Ed," perintah Taeyong pada petugas penjaga di depan kamarnya.
***
Jennie mengendap-endap keluar dari pintu utama bangunan megah tempat ia bertumbuh dewasa, memang mustahil bila dipikir-pikir, mengingat pengawal dan pelayan Tuan Jiyong memiliki jumlah ratusan. Namun Jennie terlalu malas untuk memikirkan hal tersebut.
"Nona Jane, sedang apa?"
Bagaikan tersambar petir, Jennie hanya bisa menelan ludah sembari memutar balikan badan mungilnya menuju sumber suara.
"Tuan Victor..." ucap Jennie berbisik, Jennie memberikan gestur tangan agar Tuan Victor mendekat kearahnya, yang bersangkutan pun hanya mengikuti perintah nona nya tersebut kebingungan.
"Hm?" Tanya Victor berdehem.
"Bantu aku ya?" Ucap Jennie berusaha mengambil hati kepala pelayan kepercayaan Tuan Jiyong itu. Tuan Victor hanya memberi jawaban dengan bahu yang diangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
1980 SEA ; Jennie x Taeyong [ON HOLD]
Fanfictionㅡ"Kau terlalu mendambakan hal yang bersifat bahagia, dan yang terealisasikan hanyalah perasaan basa yang terasa hampa," Kebahagiaan diciptakan oleh tolak lambung harapan yang tinggi, dan ketika kau memutuskan untuk menjatuhkan nya dalam-dalam, maka...