[2]. Should!

778 99 12
                                    

1 9 8 0 S E A
©youshouldcutthat

JENNIE tak pernah merasa diperlakukan sememalukan ini, karena pada dasarnya ia hanyalah gadis rumahan yang sudah kenyang akan pelajaran tata krama dan segala kuasanya. Tapi hari ini terasa berbeda, rasanya baru seharian ia mencoba bertindak semena-mena, dan yang terjadi adalah keberlakuan karma.

Astaga, Jennie ingin memutar balikan waktu saja kalau bisa.

Lee Taeyong dan semua suruhannya sungguh bedebah.

Sekaya apa sebenarnya pria itu? Berani sekali memanggil puluhan pengawal tuannyaㅡJiyongㅡyang sepertinya sedang tersiksa batin atas menghilangnya Jennie selama sehari.

Pria itu, Taeyong, bahkan memanggil pengawal-pengawal tersebut semudah menjentikan jari dan membalik telapak tangan.

Terkutuklah kau, Lee Taeyong.

Sudah berapa kali Jennie mengumpati pria itu? Bahkan rasanya bibir Jennie sudah lelah akan semua cibiran-cibiran yang tak berhenti sedari tadi.

Persetan lah, Jennie butuh ketenangan.

"Bye-bye, baby,"

Jennie mendecih sebal, tidak mempan sayangnya untuk Taeyong yang kini justru sedang menyeringai senang. Oh apa tuhan sedang menunjukan pada Jennie, bahwa mahluk bernama setan itu nyata adanya?

Kalau iya, mungkin Jennie harus segera ke gereja setelah ini, ia akan sangat beruntung bila tuhan memusnahkan salah satu komplotan mahluk itu, salah satu contoh yang musti dimusnahkan adalah Lee Taeyong.

Gadis ituㅡJennie, kini hanya dapat menghela napas kasar, dipikul di bahu bodyguard tuannya bukanlah hal yang menyenangkan, ditambah lagi wajah menyebalkan Lee Taeyong yang seolah terus mengejeknya dari kejauhan, mata Jennie tidak sakit, dan ia jelas paham apa yang sedang pria itu katakan dengan lisannya.

Victory.

Tak bersuara, tapi terasa nyata dan bernada, padahal hanya sebuah ilustrasi rasa, namun itu semua sanggup membuat gadis itu menjambak surai kecokelatannya secara brutal karena terlalu kesal.

Nineteeneightysea•

Dentingan musik Jazz memenuhi ruangan mega satu atap, 10 sloki wine mahal berjejer pada meja panjang berukir emas-emas, menawarkan segala kemewahan dengan citra rasa masing-masing negara.

Gaun bludru hitam menjuntai sepanjang mata kaki bergerak seirama sesuai derap langkah yang ia ciptakan.

"Siap Jane?" suara yang bersamaan oleh ketukan terdengar dari arah pintu oak berlapis baja. Itu jelaslah suara tuan Jiyong.

"Ya, sebentar lagi," mungkin.

Pesta pertunangan ala bangsawan, impian indah bersifat nirwana yang semua gadis ingin rasakan. Awalnya Jennie menentang keras semua ekspetasi tuannya yang bersikeras menjodohkannya dengan bajingan tengik semacam Lee Taeyong, yang sayangnya di sanggah mentah-mentah oleh tuannya.

Dan pada akhirnya, Jennie menyerah untuk memajukan bidak opininya serta mematikan semua argumen lugas yang sama sekali tak ada artinya dimata Kwon Jiyong.

1980 SEA ; Jennie x Taeyong [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang