BAGIAN 7

338 21 0
                                    

"Bunuh mereka semua...!" seru Ratu Lembah Kambang lantang menggelegar.
"Tunggu...!" Rangga cepat-cepat berteriak keras, sehingga membuat gadis-gadis yang sudah siap menyerang jadi menghentikan gerakannya. Cepat-cepat Pendekar Rajawali Sakti melangkah maju ke depan beberapa tindak.
Sementara, enam orang pendekar muda yang tadi berdiri sejajar dengannya jadi saling berpandangan.
"Aku masih tetap menawarkan persyaratanku tadi, Nini Ratu. Biarkan mereka pergi. Dan aku akan bertarung denganmu," kata Rangga agak lantang suaranya.
Ratu Lembah Kambang terdiam. Sementara, enam pendekar lainnya juga terdiam. Memang tidak ada pilihan lain lagi bagi mereka semua, kecuali salah satu memang harus bisa mengorbankan diri. Ratu Lembah Kambang masih terdiam memandangi Pendekar Rajawali Sakti.
Tapi tidak berapa lama kemudian, pandangannya beralih ke arah enam pendekar muda lain yang masih tetap berdiri berjajar, bersikap siap bertarung. Pandangannya lalu kembali tertuju pada Pendekar Rajawali Sakti yang masih berdiri tegap paling depan.
Bet!
Ratu Lembah Kambang mengebutkan tangan kanannya yang menggenggam tongkat berwarna kuning keemasan yang bagian kepalanya berbentuk bulat dan berwarna merah menyala seperti api. Maka seketika, gadis-gadis yang sudah mengepung rapat-rapat pendekar muda itu bergerak mundur menjauh.
Perlahan Ratu Lembah Kambang melangkah turun dari singgasananya. Dan langkahnya baru berhenti setelah jaraknya tinggal sekitar lima langkah lagi di depan Rangga. Sorot matanya masih terlihat cukup tajam, menembus langsung ke bola mata Pendekar Rajawali Sakti. Seakan-akan, dia hendak mengukur tingkat kepandaian yang dimiliki pemuda berbaju rompi putih ini.
"Aku terima tawaranmu, Pendekar Rajawali Sakti. Tapi mereka harus tetap berada di sini, sampai salah satu di antara kita ada yang kalah. Mereka harus menjadi saksi...," tegas Ratu Lembah Kambang.
"Baik. Tapi, kau harus berjanji akan membebaskan mereka setelah pertarungan ini selesai," sambut Rangga.
"Tentu saja, Pendekar Rajawali Sakti. Aku tidak akan pernah mengingkari janji. Mereka akan bebas, kalau kau bisa mengalahkan aku. Tapi mereka akan mati kalau kau kalah," sambut Ratu Lembah Kambang, seraya tersenyum lebar.
Rangga jadi terdiam. Kepalanya berpaling sedikit memandangi enam orang yang berada di belakangnya. Kini dia tahu, keselamatan mereka semua sekarang berada dalam genggaman tangannya. Dan ratu cantik ini harus bisa dikalahkannya, agar mereka semua bisa bebas. Sedangkan Rangga tahu, kepandaian yang dimiliki Ratu Lembah Kambang tidak bisa dipandang ringan.
"Baik. Tawaranmu kuterima, Nini Ratu," sambut Rangga akhirnya memutuskan.
"Bagus...." Ratu Lembah Kambang tersenyum lebar menerima sambutan Pendekar Rajawali Sakti.
Sebentar kemudian, kakinya sudah bergeser ke kanan dua langkah. Sementara, tongkat emasnya diangkat sampai sejajar melintang di depan dada. Sedangkan Rangga masih tetap berdiri tegak, memperhatikan setiap gerak ratu cantik ini. Saat itu, enam orang pendekar muda yang berada di belakang Rangga sudah bergerak menyingkir, menjauhi arena pertarungan.
"Sebagai tamu, kau kupersilakan menyerang lebih dulu, Pendekar Rajawali Sakti," ujar Ratu Lembah Kambang.
"Silakan, kau yang memulai, Nini Ratu," balas Rangga kalem.
"Hm..., baiklah. Tahan seranganku, Pendekar Rajawali Sakti. Yeaaah...!"
Begitu cepat Ratu Lembah Kambang mengebutkan tangan kanannya yang menggenggam tongkat berwarna kuning keemasan. Maka ujung bagian bawah tongkat yang berbentuk runcing langsung melayang ke arah dada Rangga. Kecepatannya bagai kilat, dan disertai deru angin bagai topan. Sesaat Pendekar Rajawali Sakti terkesiap. Lalu....
"Hup! Yeaaah...!"
Sedikit saja ujung tongkat Ratu Lembah Kambang lewat di depan dada, ketika Pendekar Rajawali Sakti cepat-cepat menarik kakinya ke belakang dua langkah. Tapi pada saat itu juga, Ratu Lembah Kambang sudah melesat cepat bagai kilat ke atas sampai melewati kepala pemuda itu. Dan seketika tongkatnya dikebutkan ke arah kepala Pendekar Rajawali Sakti.
Bet!
"Upts...!"
Untung saja Rangga cepat-cepat merunduk, sehingga sabetan tongkat itu tidak sampai menghantam kepalanya. Tapi, angin pukulan tongkat itu sempat juga membuatnya jadi limbung. Untung keseimbangan tubuhnya cepat bisa terkuasai, tepat di saat Ratu Lembah Kambang menjejakkan kakinya di belakang.
"Hih!"
Begitu cepat pula ratu cantik itu mengibaskan tongkatnya ke tubuh Pendekar Rajawali Sakti ini.
"Haiiit..!"
Hanya dengan meliukkan tubuh sedikit saja, Rangga bisa menghindari sabetan tongkat dari belakangnya. Lalu cepat-cepat tubuhnya melenting ke atas. Dan bagaikan kilat tubuhnya menukik deras dengan kedua kaki bergerak berputaran cepat, mengarah ke kepala wanita cantik penguasa Lembah Kambang ini.
"Hiyaaa...!"
"Aikh...!"
Wuk!
Ratu Lembah Kambang jadi tersentak kaget, menerima serangan dari jurus 'Rajawali Menukik Menyambar Mangsa'. Bergegas tongkatnya diputar ke atas kepala. Tapi tanpa diduga sama sekali, Rangga sudah cepat menarik kakinya. Dan secepat itu pula, tubuhnya berbalik. Lalu, langsung dilepaskannya satu pukulan keras bertenaga dalam sempurna dari jurus 'Pukulan Maut Paruh Rajawali'.
"Yeaaah...!"
"Ikh...!"
Kembali Ratu Lembah Kambang jadi terbeliak menghadapi serangan-serangan cepat dan tidak terduga dari Pendekar Rajawali Sakti. Maka cepat-cepat kakinya ditarik ke belakang Namun, ternyata Rangga sudah merubah jurusnya menjadi 'Sayap Rajawali Membelah Mega'
Wuk!
Tangan kiri Pendekar Rajawali Sakti mengibas cepat luar biasa, hingga Ratu Lembah Kambang tidak dapat lagi menghindari. Dan...
Begkh!
"Akh...!"
Ratu Lembah Kambang terpental cukup jauh ke belakang, begitu dadanya terkena kibasan tangan kiri Pendekar Rajawali Sakti yang menggunakan jurus 'Sayap Rajawali Membelah Mega'. Begitu keras kibasan tangannya, sehingga punggung Ratu Lembah Kambang sampai menghantam dinding. Dan dia kembali terpekik, bersamaan dengan hancurnya dinding istana ini.
Saat itu juga, tanpa sadar enam orang pendekar lainnya jadi bersorak melihat Ratu Lembah Kambang terkapar di antara reruntuhan dinding istananya sendiri. Namun kegembiraan mereka hanya sebentar saja, karena Ratu Lembah Kambang sudah bisa cepat bangkit lagi. Dan dia melangkah agak terhuyung-huyung menghampiri Rangga yang berdiri tegak menantinya. Tampak dari sudut bibir wanita itu mengalir darah kental berwarna agak kehitaman. Sambil mendengus berang, disekanya darah di bibirnya.
"Phuih! Kau belum menang, Pendekar Rajawali Sakti...!" dengus Ratu Lembah Kambang geram.
"Hmmm...!" Rangga hanya tersenyum saja sambil menggumam pelan. Begitu tipis senyumnya, sehingga hampir tidak terlihat. Sementara Ratu Lembah Kambang sudah bisa menguasai pernafasannya yang tadi mendadak jadi terasa sesak, akibat dadanya terkena kibasan tangan kiri Pendekar Rajawali Sakti.
"Hih!"
Bet!
Ratu Lembah Kambang mengebutkan tongkatnya ke depan, sambil mendengus berat. Dan seketika itu juga, dari ujung tongkatnya yang berbentuk bulat merah meluncur sinar merah bagai api ke arah Rangga dengan begitu cepat.

99. Pendekar Rajawali Sakti : Pelangi Lembah KambangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang