(Namakamu) kenapa?

2.3K 234 6
                                    

"(Nam) kamu dari mana?" panik Iqbaal saat (Namakamu) masuk ke apartemen.

"Kamu udah bangun? Aku habis dari taman depan Baal, jangan khawatir"

"Gimana gak khawatir? Tempat ini keras, jangan pernah pergi sendiri, aku panik (Namakamu)" Iqbaal memegang sisi tubuh (Namakamu) dengan wajah paniknya yang belum juga hilang.

"Baal, maaf aku kira ga bakal sepanik ini, maaf ya udah bikin kamu khawatir" (Namakamu) pikir Iqbaal belum bangun.

"Iya, gak apa apa, next time jangan sendiri, kalau kamu mau jalan jalan, bangunin aku"

"Iya sayang, bawel deh"

"Oh bawel.." Iqbaal dengan jahil menggelitiki (Namakamu). Ia paling tidak tahan dengan gelitikan apalagi di pinggang dan perutnya, alhasil gadis ini melangkah mundur dengan gusar dan berteriak asal.

"Baal hahaha udah dong!" (Namakamu) berusaha melarikan diri namun tenaganya sudah habis akibat tertawa. Hingga kini dirinya menyentuh tembok, sudah tidak bisa ke mana mana lagi.

"Rasain kamu!" Iqbaal terus menggelitikinya tanpa ampun.

"Hahahaa udah! Baal.. Udah!" (Namakamu) sampai meringsut duduk sekarang. Iqbaal menyudahinya.

"Hahaha aduh sakit" (Namakamu) meringis memegangi perut akibatnya tertawa.

Iqbaal berjongkok dihadapannya. "Aku belum bikin sarapan Baal, aku juga belum mandi, awas ih aku mau mandi dulu, habis itu baru bikinin sarapan" (Namakamu) berdiri, Iqbaal ikut berdiri. (Namakamu) mendorong tubuh Iqbaal.

"Sini aku mandiin" teriak Iqbaal pada (Namakamu) yang sudah masuk ke kamar.

"DASAR MESUM!"

***

"Aku masakin nasi goreng aja ya, males sih" (Namakamu) menghidangkan dua piring nasi goreng di atas meja.

"Aku suka nasi goreng buatanmu"

"Iya iya"

"Oh iya Baal, tadi di taman, aku dapet temen baru"

Iqbaal mengangkat wajahnya sambil memasukkan nasi ke dalam mulut.

"Temen?"

"Iya, orang indonesia"

"Kebetulan banget, cewek apa cowok?"

"Cewek, namanya Bunga"

"Oh bagus lah"

"Kenapa kalau cowok? Kamu cemburu?"

"Maunya?"

"Maunya cemburu"

"Kenapa?"

"Artinya kamu gak mau kehilangan aku"

***

Mobil Iqbaal menelusuri permukaan kota New York ini. Keduanya berniat mencari tempat bagus untuk mengambil gambar.

Sementara sedari tadi (Namakamu) merasa tidak enak dengan isi perutnya, seolah meminta untuk keluar. Ia merasa mual, padahal ia tidak mabuk kendaraan.

(Namakamu) menangkup mulutnya sendiri dengan ekspresi menahan sensasi tidak mengenakkan. Iqbaal kedapatan saat (Namakamu) ingin muntah.

"Kamu kenapa?" tanya Iqbaal mulai panik, memang panikan.

"Kamu mabuk mobil?"

"Enggak.." jawabnya dengan suara tertahan.

"Mual Baal.."

"Kita berhenti dulu ya" Iqbaal mencari tempat untuk menghentikan mobilnya. Setelah berhenti, Iqbaal langsung menghadap kearahnya.

My future (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang