Part 10 [ DIAKAH?! ]

31 3 6
                                    

" Ini buatan desainer Dis,dan hanya aku yang punya. Tidak mungkin ada orang lain dengan aroma yang sama."

Pening.! Itu yang kurasakan mendengar jawabannya.


~~~


Tidak ada percakapan apapun setelah itu,diam ada diantara mereka berdua.Entah apa yang sedang ada dipikiran meraka masing-masing. Pram hanya sesekali menoleh karah disty,memastikan dia baik-baik saja.


Pram sebenarnya merasa lapar bahkan belum makan sejak pagi,bagaimana tidak? tiba-tiba saja karyawannya ditemukan tewas. Itu membuatnya harus cepat tanggap menghubungi beberapa kepala media agar tidak disebarluaskan,hanya saja bebas untuk diselidiki polisi tanpa diberitakan.


" Dis,kalo makan di luar dulu gimana?". Tanya Pram memecah keheningan.


" Maaf pak,saya ingin pulang saja." Jawabnya tegas dengan suara yang lemas.


" Yasudah gakpapa dis.". Jawabnya.

Setelah beberapa waktu mobil berjalan diatas aspal yang hitam,meraka pun tiba didepan rumah disty. Pram turun dari mobil dan membukakan pintu untuk disty.


" Terima kasih pak.". Ucap disty.


" Saya bantu kamu jalan sampe pintu utama ya? ". Pram hendak membantu disty.


" Terserah bapak saja." Jawabnya asal.

Pram membantu disty berjalan,tangan kanannya menopamg pinggang disty, dan tangan kirinya memegang tangan kiri disty.

Disty begitu lemas,ia sangat terkejut menerima kejadian demi kejadian hari ini.


Pintu depan terlihat gagah begitu tinggi menghadang mereka,tangan pram hendak meraih gagang pintu tetapi seseorang membukanya dari dalam.


Nampak seorang lelaki berpenampilan serba hitam dan memakai masker berlalu keluar, mereka berdua cukup terkejut dengan perilaku orang itu.

Dengan tidak sopan langsung keluar tanpa permisi padahal ada orang didepannya. Bahkan sedikit menabrak bahu disty,sontak ia terkejut.

" HEI GA SOPAN !! ". Teriak pram pada lelaki yang itu siapa.

" Wahh kurang ajar, harus dikasih pelajaran tu orang ! ".

Suara pram mengabur dalam lamunan disty.

Deg.!

Disty mencium aroma tak asing dari tubub pria tidak sopan itu,aroma, penampilan,dan gerak-geriknya. Bukankah sama persis dengan lelaki yang di kantor polisi?

Dengan sigap disty melepas tangan kekar yang membopongnya, berlari menuju halaman mengejar lelaki itu.

" Heii pak tunggu ... ". Teriak disty berusaha memanggil nya.

Do you Feel It? : When I See Hell [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang