Part 1 [Dering Ponsel]

66 7 2
                                    

• 20 Desember 2019
   - Jam makan siang kantor

" Kamu duluan aja sar,aku masih harus nyelesain dokumen buat rapat ntar sore. Gapapa kan? Aku yusul."

"Yaudah,tapi jangan lupa makan ya."

Jawab Saras sambil berlalu menuju kafetaria dengan perut yang keroncong an.

Adisty masih saja melanjutkan pekerjaannya,ia memang tidak suka bekerja setengah-setengah. Biarpun lapar,jika dirasa belum selesai maka ia pun tidak akan makan. Begitulah Adisty.

Perempuan itu masih sibuk menata dokumen dan menempatkan nya dimasing-masing meja anggota rapat yang belum berkumpul, karena memang dimulai sore nanti.

Drett drett
Drett drett

Segera ia mengangkat telefon yang masuk itu.

"Iya halo?"

" ..... "

" Halo? Iya, siapa? "

" ..... "

" Halo,saya sibuk, tolong jangan main-main. Ada apa? Siapa ini? "

" ..... "

Tut.!

Adisty memutuskan sambungan telefon itu.

"Apaan si gajelas banget orang jaman sekarang." Omelnya sambil melanjutkan menata document.

~~~

"Haduu akhirnya selesai,tinggal 20 menit. Buru ahh makan kebawah"

Ia berlali kecil menuju kafetaria menyusul saras makan siang bersama di kantor.

Waktu istirahat di kantor nya hanya sekali. Tapi memang cukup lama,40 menit.

Saras yang dari kejauhan melihat disty berjalan sambil membawa nampan makanan menyadari bahwa temannya itu kebingungan mencari tempat duduk.

" Ehh Disty, sini sini. Cepet"

" Aku kira kamu gabakalan makan lagi". Kata saras sambil membantu disty membenarkan kursi duduk.

" Aku laper sar dari tadi,cuman nanggung aja kalo ditinggal makan kerjaan nya."

" Yaampun, kamu tuh kebiasaan emang ya. Awas sakit dis,ga baik juga nunda-nunda makan."

" Hehe iya sar" .

Jawabnya singkat sembari melahap makanan nya.

Dan tiba-tiba ...

" EHH DIS ASTAGA "

" Gilaa 7 panggilan tak terjawab dari pak bambang, mati nihh aku astaga. Pasti ngajak cepet-cepet ngecek lokasi proyek yang dideket lawang. Yaampun ngapain aku silent sih hp. Tau kan kamu pak bambang kalo marah kayak gimana? Duhh duluan ya bye."

Panjang lebar saras nyerocos sembari menghabiskan makanan nya dan mengemasi map plastik yang ia bawa tadi. Sedangkan disty hanya terdiam kebingungan dan terkejut karena temannya itu tiba-tiba berteriak.

Disty menikmati makanannya dengan santai dan melihat kearah luar jendela. Karena kafetaria kantornya berdinding kaca. Terlihat jelas lalu lalang kendaraan dijalan raya.

Beberapa menit berlalu,satu per satu karyawan meninggal kan kafetaria dan kembali bekerja. Disty masih duduk diam dan melihat kearah luar.
Hening. Karena kafetaria sudah mulai sepi.

Drett drett ..
Drett drett ..
Drett drett ..

Ia tersadar dari lamunannya karena ponsel nya berbunyi.

" Halo,iya? "

" .... "

" Halooo "

" .... "

" Halo siapa sih? "

" Haloo,ada apa? Siapa? Halooo? "

" .... "

Tut.!

Ia mematikan ponselnya.

"Apaan si? Siapa coba? Gajelas banget.!"

"Masih ada waktu 5menit an,apa aku telfon aja yah ni nomor?,hmmmm telfon ajalah.".

Karena rasa kesal mendapatkan telfon tanpa suara,ia pun memutuskan untuk menelfon balik. Berharap mengetahui siapa dan kenapa kurang kerjaan sekali telfon tetapi diam saja.
( Author ikutan sebel karena yang telfon gajelas banget gitu loh, telfon tapi diem aja. )

Tut...tut...tut...tut...

Setelah menunggu beberapa detik,bagai disambar petir. Disty kaget bukan main saat ada suara dering ponsel dari arah belakang ia duduk. Ia menangkap sosok yang sepertinya lelaki, berpakaian serba hitam,topi hitam,dan jaket hitam.

Lelaki itu tampak terkejut saat ponselnya berdering. Dan menahan sendok makanannya untuk masuk ke mulut. Disty melihat lelaki itu dengan sedikit takut,dengan ponsel yang masih menempel di telinganya.

Bagiamana tidak? Orang yang meneror nya ternyata ada dibelakang tempat ia duduk. Memang posisi lelaki itu tak cukup dekat dengan nya. Cukup jauh dari disty,dipojok kursi paling belakang.

Yang membuat nya takut adalah,ia baru menyadari bahwa hanya ada mereka berdua di kafetaria. Karena tempat/kasir pesan makanan cukup jauh dari tempat ia duduk.

Lelaki itu tiba-tiba saja berdiri dan mengangkat ponselnya. Berjalan ke depan, sepertinya kearah pintu keluar. Dan yahh, tentu saja lelaki itu harus melewati disty.

Ia ketakutan bukan main dengan posisi ponsel masih menempel ditelinga nya,karena orang itu semakin dekat dengannya. Orang itu belum juga bicara,disty pun semakin takut. Karena yang menerornya pun sama sekali tak bicara.

Dan jantungnya serasa mencelos saat lelaki itu melewati nya begitu saja dan tiba-tiba berbicara

" Sudah diparkiran? "

Dan suara itu tak ada di ponsel disty. Artinya dia bukanlah orang yang meneror nya. Ia bernafas lega.

" Hufttt syukurlah." batin nya mengelus dada.

Disty pun beranjak dan berjalan pelan dibelakang lelaki serba hitam itu.

Ia melihat lelaki itu menutup sambungan telefo. Dan kembali menelfon seseorang dan menghentikan langkahnya.

DUARRR.!!! 💥💥

Bagai tersambar petir part 2,disty terperanjat hingga terjatuh saat ponselnya berdering tepat setelah lelaki itu menelfon seseorang.

Apa dia menelfon ku? Kenapa ponsel ku berdering tepat setelah ia menelfon seseorang? Begitu pun sebaliknya tadi. Ada apa ini?

" Kau butuh bantuan nona? "

Lamunan nya buyar ketika lelaki itu tiba-tiba saja sudah ada didepannya mengulurkan tangan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Haloo readers.
Gimana pendapat kalian tentang part 1 ini? Bagus nggak? Nyambung? Engga? Yaudah gapapa wkwkwk.

Semoga suka ya, jangan lupa vote dan koment ya.

Kritik dan saran diterima.

Sebenernya ini karya kedua,cuman karena belum siap aja buat ff. Jadi aku hapus. Ehehe

Happy and enjoy reading my story. 💎💙

See u next part

Do you Feel It? : When I See Hell [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang