Terlalu banyak nyanyian dikepalaku untuk bisa mengikhlaskanmu
Puisi, bahkan sajak-sajak sederhana mampu melucuti segala perasaan tentangmu
Kau hadir seketika dan begitu bertubi-tubi
Sedangkan dayaku untuk menahan rindu padamu sudah diujung tanduk apiMalamku tak pernah tenang dibumbui rasa dusta
Seakan membohongi diri sendiri kalau aku tak lagi terpana
Dari ujung kaki sampai ujung kepala mengenangmu sepenuhnya
Tapi diriku lantas dimiliki oleh seseorang yang lainnyaBait-bait irama kutuliskan dipunggungmu sebagai pertanda
Oh, serumit inikah jalannya?
Jauh-jauh hari sudah kupersiapkan senjata
Ternyata, aku kalah jugaGagasan tentangmu memang harusnya tak pernah musnah
Tapi aku terlalu memaksa nuraniku agar lupa
Kali ini aku ingin membuka rahasia
Kalau ada yang katakan padamu bahagiamu juga bahagiaku,
Percayalah itu dusta
Itu dusta