Eight

1.7K 236 20
                                    

Please vote!

🌌🌌🌌

Mereka saling berbagi rasa panas dan hasrat dalam diri masing-masing. Yoongi yang semakin liar bersama ciumannya membuat Jieun tersenyum. Ia begitu diinginkan lelaki itu saat ini.

Lidah lelaki itu sudah mengobrak-abrik mulut Jieun. Membuat yang lebih mungil hampir kehabisan nafas.

Tapi tak lama telinga Yoongi mendengar suara tawa. Mungkin di dekat mereka. Ia sadar bahwa itu suara Wendy-kekasihnya yang sedang menuju ke arah mereka hingga ia langsung mendorong Jieun menjauh.

Yoongi begitu panik dan Jieun terlihat shock dengan perlakuannya yang tiba-tiba seperti ini.

"Yoongi ap-"

"Jieun." Ia membuat yang lebih kecil terdiam.

"Jieun maaf aku di luar kendali." Yoongi dapat melihat raut kecewa sekaligus keterkejutan dari sosok di depannya tetapi ia terus merasa takut kalau Wendy mendapatinya di sana.

Jieun mendengus kasar lalu menggeleng tak percaya pada apa yang Yoongi barusan katakan padanya. Ia kembali merasa tidak aman.

"Apa maksudmu?" Suara Jieun serak di ujung kata.

"Aku tidak bermaksud menciummu seperti tadi. Aku mabuk. Maafkan aku." Yoongi menelan ludah kasar kala menemukan mata Jieun berkaca-kaca.

Jieun membuka mulutnya. Tiba-tiba perasaan tidak aman membuatnya bersiap untuk menangis.

"Apa yang kau katakan Min Yoongi?"

"Ini kesalahan Jieun, maafkan aku."

Jieun ingin tertawa pada dirinya sendiri. Yoongi sangat konyol. Bagaimana yang tadi bisa disebut kesalahan jika mereka mengenali satu sama lain. "Kau bohong kan? Kau menikmatinya kan? Kau menginginkan aku!"

Mata Yoongi bergetar. Ia begitu takut. Entah untuk apa. Wendy yang akan mendapatinya bersama Jieun atau Jieun yang sedang marah padanya.

"Kenapa kau seperti ini padaku! Kau tidak bisa melakukan itu padaku Yoongi."

Jieun berteriak padanya. Dan Yoongi terkesiap. Bahwa perempuan itu sudah menangis.

"Hanya katakan kau menginginkan ciuman itu Yoongi! Bahwa kau sadar benar siapa yang kau cium."

Yoongi melihat bagaimana nafas Jieun terengah-engah kala memarahinya. Dengan air mata yang terus mengalir dari pelupuk.

Yoongi tahu tidak seharusnya ia menyakiti Jieun. Ia berengsek. Mengingkari dirinya yang juga menyukai masa ciuman bersama Jieun tadi. Tapi Yoongi terlalu pengecut. Dan ia masih meyakinkan diri bahwa ia tidak boleh menyakiti Wendy.

"Aku tidak, Jieun. Maaf."

Dan Jieun tentu tidak menerima alasan Yoongi seperti ini. Maka dari itu dia menangis lebih keras membuat yang lebih tinggi semakin pias. Tubuhnya ingin sekali membawa yang lebih kecil ke dalam pelukan. Meminta maaf dan membuat perasaan perempuan itu tenang. Tapi sekali lagi ia menyangkal.

"Aku membencimu Min Yoongi!"

Nada bicara Jieun bergetar dan Yoongi bersumpah ia membenci dirinya lebih dari apa pun. Ia yang berkhianat dari kekasihnya dan menyakiti gadis seperti Jieun. Ia benar-benar tidak layak untuk itu.

Tapi bahkan Jieun memilih menangis alih-alih menamparnya.

Jackson tiba-tiba saja muncul bersama Taeyeon di lorong. Mungkin menyadari Jieun tidak berada bersama mereka dan tidak terlihat di mana pun. Dan begitu mata menemukan Jieun menangis dengan tubuh yang gemetar ia segera tahu bahwa yang harus dilakukan adalah menghajar pria yang hanya berdiri membeku tak jauh dari Jieun.

I'm sorry, but (Yooniu) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang