Bonus Part

2.1K 192 25
                                    

Jangan lupa like komen and sasbret!

🌆🌆🌆

Jieun terlihat risau di dalam kamarnya, sudah setengah jam dia hanya berjalan mondar-mandir sembari memikirkan sesuatu. Hari di mana ia akan bertemu dengan orang tua Yoongi tiba. Pria itu sudah melamarnya, satu hal yang membahagiakan bagi Jieun sebelum Yoongi mengatakan kalau ia akan mengenalkan Jieun sebagai calon kepada ibunya.

Jieun sudah gelisah, ia takut bertemu calon mertuanya. Takut jika ia tak sesuai kriteria mereka, tak siap melihat tatapan meremehkan dari wajah orang tua Yoongi.

Ia terhenti kala mendengar seseorang masuk dari pintu apartemennya. Yoongi muncul di ruang tamu dengan wajah tenang seperti biasa.

"Yoongi kenapa lama sekali." Tangannya segera menarik pria itu masuk ke dalam.

"Tidak ada ciuman selamat datang?"

"Jangan sekarang, aku sedang panik." Jieun berusaha menarik Yoongi tapi pria itu tak bergerak barang seinci.

"Bagaimana kalau ibumu tidak menyukaiku?" Jieun mengucapkan dengan nada hampir menangis.

"Pelukan juga tidak ada?"

"Astaga, nanti Yoongi. Sekarang ini bantu aku un-"

Yoongi menarik Jieun mendekat padanya dan memberikan kecupan tepat di bibir perempuan itu. Dia menyadari betapa gugupnya sang kekasih sebab ciuman mereka sangat berantakan.

"Kenapa tegang sekali? Ibuku tidak menggigit." Yoongi mengusap bibir Jieun dengan ibu jari bekas ciumannya tadi.

Jieun berakhir menghamburkan peluk ke tubuh pacarnya. Menyandarkan pipi ke dada Yoongi. "Aku takut Yoongi. Bagaimana kalau ibumu tidak menyukaiku dan melemparkanku uang agar aku meninggalkanmu?"

Yoongi mencubit hidung mungil Jieun. Gemas mendengar ucapan kekasihnya yang terdengar dramatis.

"Itu tidak akan terjadi, tapi kalau kau mau, aku bisa membicarakannya."

"Yoongiiiii." Jieun merengek karena digoda terus oleh Yoongi.

Pria itu mengelus kepala Jieun sayang, berusaha menenangkan gundah kekasihnya. "Santai saja oke?"

"Kalau ibumu tidak merestui hubungan kita bagaimana?"

Yoongi melepaskan perlahan pelukannya dari Jieun dan membuat mereka berdiri berhadapan. "Aku tidak butuh restu mereka tentang kita. Aku hanya ingin memberi tahu, bahwa aku sudah memilih seseorang untuk hidupku."

Ucapan Yoongi membuat perut Jieun terasa diterbangi jutaan kupu-kupu.

"Lagipula aku hanya ingin jawabanmu."

Jieun merasa salah tingkah sekarang, pasalnya ia memang belum memberikan jawaban perihal lamaran Yoongi. Ia tidak bermaksud menggantung, hanya saja, ia perlu berpikir lebih dulu.

"Jadi bagaimana?" Wajah Yoongi terlihat serius sekarang.

"E-eh, boleh aku minta waktu lagi?"

Dahi Yoongi mengernyit. "Lagi?"

"Sampai kita bertemu ibumu."

"Kau tidak sedang mempermainkanku kan?" Yoongi merasa tidak senang dengan apa yang Jieun lakukan.

"Tidak." Jieun lantas memeluk Yoongi erat, takut pemuda itu marah.

Yoongi hanya mendengus kesal, melepas pelukan Jieun lantas menggandeng kekasihnya untuk keluar dari apartemen. Pemuda itu tidak bicara, mengunci mulut sepanjang perjalanan menuju restoran di mana ia dan kedua orang tuanya akan bertemu, dan kediaman Yoongi membuat Jieun merasa bersalah.

I'm sorry, but (Yooniu) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang