1

80 2 1
                                    

Sudah beberapa hari ini shabine tidak peduli pada penampilannya, kantung mata sangat hitam dengan rambut yang selalu berantakan.

"Gue nggak gila". Sudah ratusan kali shabine berucap lirih pada dirinya sendiri.

" asli! Cara diet lo ekstrem abis bin". Ujar rara takjub.

Rara adalah teman sebangku shabine selama hampir 3 tahun dan termasuk sahabatnya selain gigi dan tata. Shabine kategori cewek gendut dan kurang tinggi di sekolah bahkan ada yang terang-terangan mengatakan shabine jelek hanya saja menang putih.

Tetapi beberapa hari belakangan semua melihat bahwa shabine agak kurusan dan menyangka cewek itu diet ketat setelah kesimpulan penampilan shabine yang selalu berantakan.

"Gue nggak diet ra!". Tolak cewek itu ketus.

" iya iya gue percaya lo nggak diet cuma ngurangin makan aja, iya kan?".

Shabine tak menanggapi, ia menutup wajahnya di buku kimia, mencoba menghalau kejadian aneh belakangan ini yang berputar di pikirannya bak kaset rusak.

"Nona shabine".

" shabine altarajasa".

"Helooo gue bicara sama lo!".

Shabine terjeda dari aksinya menonton drama chinanya. Cewek itu menajamkan telinga berusaha menyakinkan bahwa memang ada yang mengajaknya bicara.

" nona shabine".

Cewek itu terkesiap. Celingukan mencari sumber suara. Tapi nihil bahkan di rumah hanya ada dirinya seorang.

"Jangan jangan maling lagi?! Tapi inikan siang bolong! Kuping gue harus di bersihin nih". Shabine berusaha tak ambil pusing dan kembali asik menonton.

Seekor kucing kesayangan shabine yang baru di belinya sebulan lalu, melompat dan duduk tepat di samping laptop shabine. Mencari kenyamanan disana.

" nona shabine please jangan cuekin gue".

"Gue lagi ngomong ini".

Mata shabine sukses melotot serta bulu kuduknya yang merinding ketakutan. Suara gaib itu menusuk gendang telinganya lagi.

" jangan bilang gue bisa denger hantu ngomong."

"Gue bukan hantu! Gue masih hidup dan masih penhen kawin juga tau!". Suara itu terdengar marah atas ucapan shabine.

" efek drama bisa segila ini". Cewek itu menepuk pipinya keras.

"Gue bima!".

" bima? Bima sapa? Gue nggak kenal orang namanya bima seumur hidup gue".

Shabine berpikir sebentar. "Tunggu, nama bima kan nama kucing gue!". Dan benar kucingnya tengah menatapnya dalam.

Sontak cewek itu melonjak dari kasur menjauhi kucingnya. " nggak mungkin gue bisa bahasa hewan tiba-tiba kan??".

"Lo cuma bisa ngomong sama gue dan satu makhluk lagi kalo lo mau nemuin dia".

" gue nggak gila kan?". Tanya shabine sambil meremas rambutnya frustasi.

"Gue nggak gila! Itu pasti halusinasi".

" bukan cuma lo, ada satu orang lagi yang bisa ngomong sama gue". Sahut bima sambil berjalan mendekati majikannya.

"Stop! Jangan deket deket gue siluman!". Jerit shabine ketakutan.

Kucing itu terlihat menghela nafas kasar. " gue tekanin sekali lagi gue bukan hantu dan gue bukan siluman".

"Trus lo apa??".

" gue pangeran".

"Gue nggak gila". Lirih shabine sebelum kesadarannya hilang.

Cat Or DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang