4

17 1 0
                                    

Mereka terduduk diam di gazebo tempat biasa anak khusus cowok istirahat sejenak. Bulan purnama membantu penerangan mereka.

"Gue nggak punya kucing". Cowok itu memulai pembicaraan.

" gue tau lo beli seekor kucing bulan lalu". Cowok itu masih datar.

"Punya adek gue".

" ajak gue kerumah lo".

"Nggak". Sejujurnya cowok itu sudah berulang kali terkejut dengan cewek  di sampingnya ini, untung saja ia di ajari cara menutupi keterkejutan dengan baik.

" gue harus ketemu kucing lo!". Cewek itu masih bersikeras.

"Bukan urusan gue".

" ini menyangkut hidup gue tau!".

Karna tak ada respon, shabine memegang lengan cowok itu dan mengoyang goyangkannya. Mencoba merayu.

"Ck! Lepas!". Cowok itu berusaha melepaskan ikatan tangan cewek itu di lengannya.

" gue nggak bakal lepasin sampe lo bawa gue kerumah lo".

"Dasar benalu!". Cibir cowok itu lalu berdiri dan membuat shabine otomatis terhantam lantai gazebo. Cewek itu mengaduh sekilas sambil mngelus kepalanya.

Tak habis akal shabine ganti memeluk erat sebelah kaki cowok itu.

" ini malam, pulang lo". Cowok itu berusaha mengoyangkan kakinya tapi nihil shabine memeluk kakinya terlalu erat.

"Makasih atas perhatiannya, tapi gue nggak bakal pergi tanpa lo".

Cowok itu terdiam datar dengan pikiran memikirkan apa yang harus di perbuatnya.

" oke".

"Beneran??". Tanya shabine riang, akhirnya perjuangannya membuahkan hasil.

Karna tak di perbolehkan membawa kendaraan selain ijin dari sekolah dan mencegah keterlambatan dan bolos, mereka akan di antar jemput oleh bus milik sekolah. Jadi shabine dan cowok yang tak di ketahui namanya itu sepakatan naik taksi.

" Sekolah lo keren juga". Puji shabibe tulus membari menunggu taksi.

" tapi sekolah lo ketatnya kayak baju artis barat sampe nggak bisa napas gitu". Dalam hati cowok itu mendengus geli dengan ibarat aneh itu.

"Nggak kayak sekolah yang mendidik seorang siswi barbar menyelundup". Sindir cowok itu membuat shabine tak terima.

" gue bukan barbar, cuma pandai menjaga diri. Nggak kayak cewek lebay di sentil dikit nangis!".

Sebuah taksi berhenti setelah melihat lambaian tangan. Cowok itu dengan getle membukakan pintu untuk shabine. Bukannya menyusul masuk si cowok menutup pintu taksi dan mengeluarkan dompetnya.

"Heh brengsek! Kenapa lo nggak masuk!". Seru shabine kelabakan. Cowok itu mengeluarkan dompetnya. Dan saat cowok itu lengah, shabine membuka jendela dan menyaut dompet cowok itu dan menyuruh si sopir melaju pergi.

" dompet gue!". Teriak si cowok kaget.

Kepala shabine keluar dari jendela.

"Lo salah nyari lawan sayang~~". Jawab shabine manja.

Cewek itu menang! Pasti cowok itu akan mencarinya. Siapa suruh ngibarin bendera perang.


Lo jual gue beli.


Seperti biasa, rumah selalu sepi tak ada yang menyambut ketika ia pulang. Setelah memastikan semuanya aman, shabine memasuki kamar, mandi dan tidur. Ia terlalu lelah hari ini. Sekilas cewek itu melihat bima tengah tidur nyenyak di tempatnya.

" enak banget hidup lo". Lirihnya pelan.

***

Shabine terbangun dengan sekujur tubuh yang kakunya kayak wajah anak khusus .Cewek itu memutuskan ijin dengan alasan sakit lewat rara. Para sahabatnya memberondongnya dengan segudang pertanyaan yang tak ditanggapinya dan kembali tidur.

11.00  wib

"Nona shabine bangun".

" bangun lo! Udah siang ini".

Cewek itu mengerang pelan saat bima melompat ke atas tubuhnya.

"Bangun lo".

Setelah kesadarannya penuh, shabine mengoyangkan tubuh bima dengan emosi.

" ini semua gara-gara lo! Pokoknya semua salah lo!". Ujar shabine menggebu.

"Kenapa? Ada kaitannya lo pulang kemaleman kemarin?". Bima bertanya khawatir.

Malam itu bima tau, majikannya pulang larut malam dengan kondisi yang super berantakan, bahkan lebih berantakan daripada dia tau bisa mendengarnya. Tapi ia memutuskan pura-pura tidur. Ia kasian tapi cuma shabine yang bisa membantunya.

Shabine bangkit mencari sesuatu di dalam tas ransel mungil yang ia pakai kemarin. Sebuah dompet berwarna army dengan aroma khas membuat senyum shabine tercetak.

Kartu tanda pelajar dan beberapa lembar uang berwarna merah dan sebuah foto yang di yakini foto cowok itu semasa kecil dengan orang tuanya. Di belakang foto tertulis.

Angga harus jadi anak baikmama papa sayang angga. Hidup bahagia ya sayang.







Cat Or DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang