"Dia pake jaket army dan tas hitam dengan gantungan sayap ".
" lo yakin?".
"Iya, gue ngliatin betul siapa pemilik putri reyna".
" ini neng bubble tea nya".
"Makasih mang".
Saat ini dengan berbekal ciri-ciri dari bima, shabine duduk di warung depan sekolah khusus.
" mang mang boleh nanya nggak?".
Mumpung lagi sepi cewek berkaca mata bulat itu mendekati si pemilik warung.
"Iya neng kenapa?".
" sekolah depan bubaran jam berapa ya?".
"Oh jam 5 neng, tapi ada juga yang jam 8 baru pulang".
" neng lagi nunggu pacarnya ya?". Tanya si pemilik warung sambil tersenyum genit.
"Bukan bang! Saya cuma...cuma lagi nunggu temen saya". Sanggah shabine.
" kenapa ada yang pulang jam 8 mang?". Cewek itu kembali pada topik utamanya.
"Yang ikug jalur khusus emang pulangnya jam segitu bahkan biasa nginep".
" nginep?".
"Mereka punya semacam basecamp khusus buat jalur khusus".
Penjelasan si pemilik warung ini membuat shabine pusing, hidupnya sungguh di permainkan takdir.
Tak berapa gerbang sekolah terbuka secara otomatis dan para cowok berbadan tegap mulai berhamburan layaknya anak sekolah biasa.
Shabine pikir cowok khusus berbadan tegap dengan kulit coklat khas anak militer dan tapi hal tidak berlaku di sekolah tepat di sebrangnya itu, mereka semua putih bersih dan keren.
Gila! Berasa di surga gue. Udah tinggi, putih, punya roti sobek. Artis drama favorit gue kalah ini mah!
Tapi tunggu...
Kenapa mereka semua memakai tas hitam?? jaket army yang sama?
WTF?! Gimana gue nyarinya?
Gantungan sayap! Ya, cuma itu satu-satunya yang bikin mereka beda. Tapi dari jarak jauh nggak bakal keliatan gantungannya. Masa iya gue harus nyelundup kesana. Tengsin dong!
Beberapa menit kemudian....
" mmm...hai". Hancur sudah harga diri shabine. Sejak keberadaanya di depan sekolah mereka para cowok itu menatapnya aneh seperti makhluk asing dari luar angkasa.
"Kenapa?". Cowok itu berujar dingin masih dengan tatapan ke depan.
" gue boleh nanya nggak?".
Shabine mendengus sebal, hancur sudah imej surga di mata shabine setelah melihat mereka semua yang dinginnya minta ampun. Bahkan cewek itu ragu ini sekolah apa gunung himalaya, dingin banget.
"Lo tau cowok yang punya tas dengan gantungan sayap?".
Sekilas cowok itu terkejut lalu raut wajahnya kembali datar.
" kenapa?".
"Gue..gue..ada perlu sama dia". Gugup shabine, perasaan cewek itu sejak tadi berbicara dengan suara lirih tapi dengan satu kalimat terakhir membuat semua cowok yang ada di sekitar situ sontak terkejut sejenak.
" mending lo pulang". Suruhnya lalu bangkit setelah melihat bus khusus dari sekolah mereka datang.
Shabine ditinggal seorang diri di depan sekolah yang sekarang nampak seperti bangunan angker. Kenapa gue di suruh pulang? Kenapa sama cowok bergantungan kunci sayap? Kenapa mereka semua kaget?
Cukup sekali gue malu disini dan nggak mau kesini lagi. Jadi gue harus selesein misi ini hari ini juga!