Dari semua kisah yang telah kubaca
Setiap tragedi yang telah terlewati
Aku memilih menjadi penikmat dari semua yang telah terjadi , Otakku selalu ingin menyuarakan lewat tulisan tentang apa yang kurasakan. Tapi tanganku memberikan respon yang bertolak belakang.
Hatiku bercabang bahkan berlubang , aku tidak tau bagaimana caranya menyembuhkan.
Aku sakit tapi secara bersamaan aku juga tidak sakit.
Aku benci kabut pekat yang mulai membersihkan diri , aku benci cahaya yang mulai menyambutku, yang siap memperebutkanku.
Kegelapan menarikku , kali ini perlahan tapi pasti tarikannya semakin dalam semakin kelam.
Aku menyukainya , kubiarkan kegelapan menguasai seluruh pikiran.
"Tidakkah kegelapan begitu indah ?" Tanyanya setengah berbisik ditelinga dan terus menggema.
Aku tidak mengiyakan juga tidak membantah.
Aku diam, bukan berarti aku bisu, aku juga tidak tuli aku masih bisa mendengar detik jam menertawai kebodohanku.
Aku menengadah melawan dengan senyum yang tak kalah menawan , "iya kegelapan begitu indah" lirih ucapanku aku tak perduli kegelapan mendengar atau tidak yang jelas dia tidak tuli !
Semakin lama aku semakin menikmati , "apakah duniamu berlalu begitu saja dengan sia-sia ?" Tanyanya lagi.
Ya duniaku berlalu dengan sia-sia tapi cukup indah.
Ah ya rupanya semestaku yang fana memang berlalu begitu saja tanpa aba-aba.
Kilasan-kilasan memori diputar kembali , ribuan kenangan tiba-tiba berubah menjadi genangan sianida. Membunuhku.
Aku sudah tidak bergairah , langkahku sigap, pasti, presisi tetapi hampa. Tujuku bermuram durja. Aku bersamanya.
Aku menjerit , kegelapan menertawaiku.
Sedetik kemudian dia benar-benar melahapku , aku tenggelam sepenuhnya dalam kegelapan tanpa penolakan tanpa perlawanan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Puan menangis
DiversosKumpulan diksi-diksi sakit hati , caci-maki , iri dengki dan puja-puji. Kritik dan saran di persilahkan.