Dua belas

2.8K 111 8
                                    

Jam menunjukkan pukul 15:25 iqbal pria itu baru kembali. Masuk kedalam kamar Iqbal. Melihat syasa yang tertidur pulas di ranjang. Berjalan mendekat iqbal mendudukkan dirinya di samping syasa. Menatap dalam pada gadis itu.

Sebenarnya ada rasa sedikit bersalah dalam hatinya. Selama ini telah berlaku kejam pada gadis itu. Tapi entah kenapa setiap kali dia melihat wajah syasa. Emosi nya selalu tidak terkontrol

Iqbal menganggap gadis inilah penyebab .perasaan istrinya terluka.
Memang Zidny tidak mengatakan nya secara langsung. Tapi iqbal bisa melihat dari tatapan matanya. Disana terdapat luka yang coba istrinya sembunyikan

Tapi tak bisa dipungkiri jika istri kecilnya itu juga tersakiti disini. Namun iqbal pria itu mencoba menutup mata akan fakta tersebut.

Iqbal terus bergulat dengan Pikirannya. hingga tak sadar jika syasa telah terbangun dari tidurnya

Syasa mengerjapkan kedua matanya. Mencoba menyesuaikan pandangan nya
Saat kedua Mata gadis itu terbuka sepenuhnya. Hal yang pertama yang dia lihat adalah wajah tampan suaminya.

"Om baru kembali? " tanya syasa

Iqbal yang memang belum sadar jika syasa terbangun. Merasa Terkejut dengan suara gadis itu yang secara tiba tiba.

"Hmm. Saya ingat akan mengajak mu berjalan jalan.Saya fikir kau sudah siap.ternyata kau masih tidur"

"Ya Maaf om. Aku ngantuk banget,heheh"

"Cepat bersiap siap. Saya tunggu lima belas menit dari sekarang. Jika kau belum siap. Maka jalan jalannya saya anggap batal"

"Eh. Eh jangan gitu dong om, baiklah aku akan siap dalam waktu lima belas menit" syasa gadis itu segera bangkit lalu berlari masuk ke dalam kamar mandi

lima belas menit kemudian, syasa sudah siap. Dia pun segera menghampiri iqbal. Sebelum pria itu benar benar membatalkan acara jalan jalannya

Syasa melihat iqbal berbaring di ranjang , Mata pria itu fokus menatap layar di depannya yang sedang menampilkan pertandingan sepak bola.

Syasa diam. Dia berpikir haruskah dia memanggil pria itu.
Satu detik, dua detik, syasa pun memutuskan untuk memanggil nya saja,

"kau terlambat satu menit" ucap iqbal tiba tiba tanpa menolehkan kepalanya

"Eh? " tanya syasa

"Apa Kau tidak dengar apa yang saya katakan tadi? "

"A-aku dengar. Tapi A-ku kan hanya telat satu menit"

"Satu menit atau satu jam sama saja. Bagi saya waktu adalah uang. Dan saya tidak suka pada orang yang tidak tepat waktu "

"Tapi kan" sebelum syasa menyelesaikan ucapan nya. Iqbal langsung memotong

"Tidak ada tapi tapi an"

Putus Iqbal secara sepihak.
Membuat syasa merasa kesal.

"Kalau Om memang tidak berniat mengajakku jalan jalan. Seharusnya Om tidak perlu berjanji. Jika Om tidak bisa menepati nya!!! "

Ucap syasa menggebu gebu. Entah dapat keberanian dari mana dia bisa berteriak didepan laki laki tak berperasaan itu. Yang Dia tau dia benar benar kesal pada pria egois di hadapan nya ini

"Kau berani berteriak di depan saya?! " tanya iqbal dengan suara rendah.mata nya menyorot tajam pada syasa. Membuat keberanian syasa lenyap seketika.

"Aku tidak bermaksud begitu"

"Sekarang apa mau mu ?" tanya Iqbal tanpa basa basi

Syasa menggeleng kan kepalanya

"Pergilah jangan ganggu saya" setelah mengucapkan hal itu iqbal pun kembali fokus pada layar televisi

Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang