Pertama

7.9K 157 2
                                    

Author pov

Di sebuah ruangan bernuansa putih. Tampak dua orang wanita yang sedang berbincang
Sepertinya mereka sedang membicarakan hal yang penting
Nampak dari wajah keduanya yang terlihat tegang

"Maafkan ibu nak. Ibu tidak tau harus melakukan apa lagi. Selain hal ini" ucap salah satu dari wanita yang ternyata ibu dari gadis yang ada dihadapannya,
air mata mengalir di kedua pipi perempuan itu

"Syasa gak mau mah
Syasa masih ingin mengejar cita cita syasa" ucap gadis yang bernama syasa itu

Wajah gadis itu tampak berantakan dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya

"Tapi hanya ini jalan satu satunya,
Hanya ini cara kita menyelamatkan
Ayah" ucap perempuan paruh baya itu. Dengan suara yang menyaratkan akan keputus asaan

Perempuan itu sudah berada di titik rendahnya.
Jika dia mempunyai pilihan maka dia tidak akan mengambil keputusan ini.
Tapi nyatanya tidak ada pilihan lain. Dia harus mengorbankan masa depan putri bungsunya gadis yang paling disayangi di keluarga nya

Sedangkan syasa hanya diam menatap lurus kepada sosok yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit,.
Tanpa di sadari air matanya mengalir di kedua pipinya

Gadis itu sangat menyayangi ayahnya
Jika bisa memilih biar dia saja yang terbaring disana.
Dia juga akan melakukan apapun untuk sang ayah

Tapi untuk menikah?.
Demi tuhan dia masih sangat muda bahkan usianya baru menginjak angka 17

Dan ibunya menyuruh nya untuk menikah,
Syasa tidak mau. Masa depannya masih panjang
Dia masih ingin mengejar cita citanya

"Tolong mamah nak... Mama tidak tau harus apa" seketika Ibunya berjongkok dan memohon didepannya

"Mama.." sebelum sempat syasya melanjutkan perkataanya

Tiba tiba terdengar pintu ruang rawat sang ayah terbuka

(Clekkk)

munculah seorang dokter yang tadi menangani sang ayah..
Dengan raut wajah yang tak terbaca

"Dok bagaimana keadaan suami saya? "tanya ibunya kepada sang dokter

"Keadaan suami ibu semakin melemah . Kami harus segera mengambil tindakan. Jika tidak...
Nyawa suami ibu tidak bisa kami selamatkan" ucap sang dokter

Bagai petir menghantam kepala gadis itu.
Nyawa ayahnya tidak akan tertolong
Ucapan sang dokter terus berputar putar di kepalanya.

Syasya hanya bisa menangis tanpa bisa berkata apapun.
Seakan kosa kata yang di pelajari nya selama ini menguap begitu saja

"Lakukan apapun dok. Selamatkan suami saya"

"Baiklah. Ibu segera uruslah administrasi. Agar kami bisa mengambil tindakan selanjutnya.

"Kalau begitu saya permisi dulu" ucap sang dokter lalu meninggalkan keduanya

skip_

"Tidak yah. Iqbal tidak mau!! "

"Tapi kamu harus nak. Ini tentang masa depan perusahaan "

"Tapi tidak dengan cara menikahkan aku lagi yah!!. Aku sudah punya zidny."

"Ayah tidak menyuruh mu untuk meninggalkan nya. Ayah hanya memintamu untuk menikah lagi,, ucap sang ayah pada putra semata wayangnya

"Bun. "iqbal memandang sang ibu mencoba meminta pembelaan. Namun yang ditatapnya langsung memalingkan wajah.

Iqbal menghela nafasnya. mencoba menghilangkan emosi dihatinya.
Dia tidak ingin meledakkan emosinya didepan kedua orang didepannya itu. Karna bagaimanapun mereka adalah orang tuanya

Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang