part 3 bukan senyum palsu

17 3 0
                                    

Dia tahu novelku. Novel yang menurutku langsung terbenam setelah ia terbit.

"Iya. Aku penulis novel Senja, novel yang gagal di pasaran," kataku.

"Siapa bilang?" sangkalnya cepat.

"Novelmu itu bagus. Kamu hanya kurang berani untuk mengirimkannya pada penerbit terkenal."

"Jangan memuji, kalau pun aku mengirimkannya pada penerbit ternama, aku yakin pasti ditolak," kataku pesimis.

Aku menyadari tatapan herannya dari sudut-sudut mataku, kemudian perhatiannya tertuju pada novel yang kubaca.

"Akhir dari novel ini bagaimana?" tanyanya.

"Tidak tau. Aku belum selesai membacanya," jawabku tanpa menoleh.

"Kamu tidak bisa menebak?" tanyanya lagi.

"Tentu tidak."

"Tentu tidak ya? Lalu bagaimana mungkin kamu tahu soal novelmu akan ditolak padahal kamu belum mengirimkannya?" tanya Alfan yang kali ini benar-benar membuatku tertegun.

Aku diam seribu bahasa, meski di sisi lain aku suka dengan caranya mengumpamakan sesuatu. Dan tanpa kusadari, bibirku yang pucat merekahkan senyumnya. Kali ini benar-benar tersenyum, bukan lagi senyuman palsu.

jangan lupa vote guys :)

terimakasih telah membaca senja terkahir yaaa

Senja Terakhir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang