BₐGᵢₐₙ 3🌟

145 66 11
                                    

Aku berdiri disini, diantara puluhan para klan-klan campuran, aku ditangkap 3 menit yang lalu, setelah membuat keributan bersama Zuko, dengan saling menarik rambut satu sama lain, mengatai satu sama lain, ya aku tau ini konyol tapi setidaknya mereka mendengar teriakanku dan Zuko. Aku panik tentu saja ketika berpisah dengan Zuko, yang katanya, walaupun aku tidak mengharap banyak, dia akan selalu melindungiku dan mengawasiku. Ingat, Zuko mempunyai mantra agar bisa menjadi doppelganger dengan kemiripan 99%, 1% lainnya dia tidak bisa menirukan sifat asli dari mereka. Zuko menyamar sebagai para makhluk bertopeng hitam, badan mereka seperti manusia--Seperti kami pada umumnya, hanya saja mereka mempunyai sayap yang lebih mirip seperti sayap kelelawar, mereka menyerukan suara bising yang begitu aneh. Zuko bergabung dengan mereka, sementara aku ditahan bersama para klan campuran lainnya.

"Bukankah seharusnya kau sudah tau bahwa hutan Felix sudah tidak aman lagi?" seorang nenek tua yang berada di sebelahku, yang merupakan dari klan elemen, aku tidak tau jelasnya dia ber-elemen apa, tapi dari bajunya berwarna biru... mungkin air?

"Ada tugas yang harus saya laksanakan,"

"Tentu saja aku tau itu, nak,"

"Nek, apakah nenek tau tentang berita si pembawa peta?"

Nenek itu membuka matanya lebar, kedua tangannya yang terikat di belakang punggungnya sedikit bergetar, keringat nenek itu mulai terjatuh ke tanah, aku kaget, "Kenapa nek? Nenek tau sesuatu?"

"Astaga, kau.. kau.. kau mencarinya?"

Aku mengangguk, "Nenek tau dimana si pembawa peta itu bukan? Sungguh nek, saya benar-benar memerlukannya, sungguh..."

"A-aku tidak tau bagaimana kau bisa disini, dan sepertinya kau hanya manusia biasa. Sebaiknya batalkan niatmu untuk mencarinya, putus asa saja lebih baik,"

"Tentu saja saya tidak bisa seperti itu, tekat saya sudah bulat, tolong beritahu saya nek, tolong..."

Nenek itu menggeleng, memutar tubuhnya, kemudian sekelilingnya mengeluarkan buliran air membentuk buliran tajam yang didetik selanjutnya, buliran itu terangkat di atas udara dan dijatuhkannya kelantai seketika membuat sekeliling berteriak kesakitan, begitu juga aku.

A-apa yang terjadi!?

"NGIIIIK!!!!!!!!! NGIK, NGIIIKKK! AAKK! AK! AK!!"

Para makhluk bertopeng hitam dan bersayap kelelawar itu berkumpul, meneriaki satu sama lain hingga dua dari mereka berlari kearahku, menarikku dengan sangat tidak sopan, mereka juga memperlakukan nenek itu sama sepertiku bedanya aku di taruh di dalam kurungan, seperti penjara yang dibuat dari besi yang mempunyai sengatan listrik cukup kuat.

Aku masih bingung, sedikit ketakutan, sedikit marah. Netraku menatap nenek tua dari klan elemen.. mereka melempar nenek itu seperti barang tidak terpakai, lebih mengejutkan lagi.. aku melihat ruangan yang kini nenek itu pakai, di dalamnya ada 5 Unicorn hitam, bergigi tajam yang menyeramkan, mata mereka mengkilat merah darah. Aku bergidik ngeri, tidak sadar tanganku menyentuh besi besi pembatas, aku tersetrum, mengigit bibir bawah agar tidak mengeluarkan suara sekecil mungkin. Di dalam ruangan berbau darah, bangkai dan menjijikkan. Disini tidak hanya ada orang dewasa saja, mereka para anak kecil juga ada, aku takut membuat mereka semakin ketakutan dan malah menangis. Aku juga tidak ingin menggagalkan rencana Zuko dalam menyamar.

Ini baru permulaan, permulaan haruslah selalu mudah, itu artinya aku harus lebih kuat dari yang mereka para penjahat ini pikirkan.


"Aku mengenalnya, aku tau dimana pembawa peta itu berada, terlebih lagi, aku tau siapa lintangmu, lebih tepatnya."

Sialan,

***

Sepi, aku terbangun dari pingsanku, dan saat aku tersadar, sepertinya aku berada di ruangan lain. Seperti berada di dalam ruang kubus yang terbuat dari kayu-kayu tua dengan beberapa tiang tiang besi yang menyangga atap, berisi sekitar 10 sampai 15 orang. Aku mengusap dahiku yang berkeringat, menatap sekitar. Aku sudah cukup dewasa untuk berpikir apakah aku baik-baik saja? Atau, aku harus baik-baik saja dan selalu berpikir positif.

ANGKASA|| HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang