BₐGᵢₐₙ 4🌟

116 59 7
                                    

Samar-samar Luna mendengar suara, matanya jelas terbuka lebar tapi ia tidak bisa menemukan sosok pemilik suara itu. Kepalanya terasa ingin copot dari lehernya, darahnya tak henti mengalir. Dentuman yang mengenai dadanya itu membuat semua tubuhnya kaku. Siapa yang melayangkannya jika bukan dia sendiri? tapi dia yang lain.

"Gila ya? Bukankah sudah masuk perjanjian kita untuk tidak membunuh manusia?!"

Luna meringis, dalam hati dia berbicara, dan tebak, suara itu dapat mendengarnya dengan jelas.

Aku tidak membunuhnya.. aku hanya ingin merasakan darahnya.. kau seharusnya tau itu.

"Aku tidak akan pernah mengerti!"

Aku kehausan Na!

"Begitu juga denganku, kita sama sama Vampir!"

Kau kan lebih kuat dari pada aku!

"Kita itu sama!"

Tidak!!

"Hei, dengarkan!! Sekali lagi kau berusaha meminum darah manusia, akan kuakhiri perjanjian kita! Dan aku akan mengurungmu selamanya!"

Tidak asyik sama sekali!

"Kalau begitu akan ku kurung kau sekarang!"

Ah, tidak, iya.. iya.. aku akan mencoba untuk menahannya!

"Juga, bebaskan saja gerombolan tadi, mereka hanya ingin menyelamatkan diri. Menyiksa mereka hanya akan membuat kita terlihat begitu jahat,"

Kau juga bisa merasakan dengan keberadaan gerombolan yang kabur tadi? Wah, kupikir hanya aku saja!

"Memangnya aku bodoh?"

Mungkin saja..

"Diam. kemudian Aksara biru.."

Aku akan mencarinya, sesuai perjanjian bukan?

"Yap!"

Ngomong-ngomong tentang Aksara biru.. bukankah temannya itu begitu tampan? Tinggi juga..

"Kau suka padanya? Kau juga mau meminum darahnya!?"

Astaga, tidak! Hanya.... menawan saja,

"Sadar diri Vampir kerdil! Kerjakan saja penyamaran kita, jangan mau tergoda! Kau Vampir yang sangat tidak pantas untuk klan-klan seperti mereka!"

Memangnya kau pantas denganku..?

"Apa!?"

Tidak, sudahlah, cepat sembuhkan aku!

"Tutup matamu, ini akan terasa sakit seperti biasa,"

Seperti biasa? tapi ini yang pertama kalinya aku merasakan kepalaku tidak pada tempat--

BUUUM!!

Dentuman kedua terjadi tapi kali ini dentuman itu berasal dari dalam kepalanya, rasa pusing menyerang dengan cepat, Luna membelalakan matanya tidak percaya, bukannya merasa sembuh, dia benar-benar akan mati rasanya.

***

Semakin ribut. Aku berdiri diatas ranting pohon, menatap sekitar, berusaha menemukan Zuko, tapi tampilannya tidak ada bedanya dengan para monster klan lainnya, itu membingungkanku. Dibawah sana semua ribut, berlari ke sana sini, saling menyalahkan, hingga membuatku berpikir, bagaimana jika aku turun lagi kebawah dan membantu kubus-kubus lain, ya aku tau itu tidak mudah, tapi aku ingin melakukannya!

ANGKASA|| HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang