Kau tahu apa itu yang tak pernah usang?
Iya, ialah rasaku.
Hahaha lucu ya?
Apakah aku terlihat kuno?
Jika memang kenyataannya begitu, lalu bagaimana lagi aku harus menyatakannya?
Toh yang kukatakan benar.
Bahwa yang tak pernah usang ialah rasaku.
Lebih tepatnya rasaku kepadamu.
Sebentar,
Ini bukan perihal mencintai.
Mengapa kusebut demikian?
Iya benar!
Karena aku, tidak yakin.
Aku tidak yakin bahwa aku sedang mencintaimu.
Karena, di sela-sela itu aku lebih banyak membencimu.
Maaf jika aku naif.
Tetapi itu memang benar adanya.
Bahwa aku mencintaimu dalam suatu frekuensi tertentu.
Bukan sewaktu-waktu.
Tenang saja aku bisa membatasinya.
Itu juga karenamu.
Kamu yang membatasinya dengan sekat yang tebal.
Berkat usahamu untuk membatasi jarak kita, aku mulai pandai dalam mengolah rasa.
Sayangnya usahamu tak begitu menghasilkan sepertinya.
Buktinya saja aku tetap merasa ingin menaruh harapan padamu lagi, lagi, dan lagi setelah pertemuan singkat kita tempo hari.
Aku tak meminta lebih.
Sudahlah biarkan saja ini menjadi urusanku dengan diriku sendiri.
Aku tak akan repot-repot untuk membiarkanmu andil di dalamnya.
Sebab aku tahu, bahwa aku ini sudah terlalu sering merepotkan.
Terimakasih.
Setidaknya aku sudah lega.
Bahwa yang tak pernah usang ialah perasaanku kepadamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Rasa
Poetry-Memuat puisi berbagai macam tema. Tenang saja saya tidak hanya menghadirkan puisi Cinta hahaha. Masih banyak sekali puisi lainnya. Pilih tema yang diinginkan dengan cara survei judulnya dulu ya-