"Kalau tidak bobo, Bunda tabok pantat kalian satu-satu" ancam sang Bunda melayangkan telapak tangannya, seolah-olah ingin memukul pantat duo krucilnya.
Sungguh dia merasa lelah melihat si duo krucil itu bukannya tidur malah mainan hape. Padahal ini sudah jam 11 malam lewat. Bentar lagi udah ganti hari. Tapi herannya daripada ngantuk, duo krucil itu semangat empat lima main cacing-cacingan.
Sedangkan Jeno saja sudah ngantuknya setengah mati. Pengen kelonan sama Ayah Jaemin. Ndusel-ndusel di ketek Jaemin agar hidup serasa manis, kata Bunda Jeno.
"Yo! Yo! Bunuh cacingnya woy!" seru Chenle jingkrak-jingkrak sambil ngarahin 'cacingnya' yang sudah gemuk.
"Ah! Ah! Ah! Ada cacing baru mati! Yah! Yah... dimamam cacing lain..." seru Jisung tak kalah hebohnya.
Tak sadarkah kedua krucil itu bahwa seorang malaikat peranakan kucing persia telah bertransformasi menjadi 'seekor' maung buas yang siap menerkam mereka. Terlihat pula urat-urat di wajah cantik sang Bunda kian menebal.
Jeno menutup matanya sambil mengepalkan tangannya, seolah sedang mengumpulkan kekuatannya. Setelah itu...
Plak!
Plak!
"Aduh Bunda! Kok pantat Mas ditabok? Tuh kan cacingnya Mas jadi nabrak... mana udah tiga juta lagi bobotnya" keluh si sulung mengelus pantatnya yang terasa panas karena tangan sang Bunda.
"Hiks... Bunda jahat... Bunda ngelakuin pelecehan sama Ade... Dek Anna... maafkan Kakanda yang sudah tidak suci lagi" tangis si bungsu meratapi nasib pantatnya.
Jangan salah. Bunda cantik-cantik begini pemegang sabuk hitam taekwondo. Kalau kata Ayah, tubuh ramping tenaga gorila.
"Na Chenle... Na Jisung... cepat pergi tidur sana!" ucap Jeno dengan deep voice-nya yang begitu berat... nan sekseh.
Oke, mungkin bagi para bucin pengaku istrinya Jeno, suara berat Jeno merupakan suatu anugerah. Maka tidak bagi ChenJi yang merupakan 'tanda bahaya'.
"Apalagi kamu Mas. Bunda gak mau ya kedapatan kamu membolos karena susah bangun"
Jeno memandang keji kepada Chenle yang ternyata sudah bergelung manis dalam selimut. Begitu pula dengan Jisung yang sudah ndusel-ndusel dalam pelukan Mas-nya.
"Lah udah pada molor?" kata Jeno dengan suara normalnya dan juga wajah polos menggemaskannya. "Bagus deh kalau begitu"
Lalu Jeno beranjak menuju kamarnya yang berada tepat di samping kamar ChenJi. For your information, di antara kamar JaemJen dan ChenJi terdapat sebuah pintu penghubung secara langsung. Jadi semisal ada apa-apa dengan si duo krucil, Ayah dan Bunda lebih leluasa untuk mengontrol.
Sekarang Jaemin dan Jeno sedang kelonan. Gak usah diceritakanlah bagaimana cara pasutri kelonan yang jelas-jelas berbeda dengan para jomblo yang hanya bisa ngelonin gulingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ℕ𝕒ℕ𝕒ℕ𝕒ℕ𝕒 𝔽𝕒𝕞𝕤 || 🐰🐶🐬🐹
Fiksi Penggemar【️𝗗𝗥𝗔𝗕𝗕𝗟𝗘】️ Hanya sebuah kisah sederhana dari keluarga biasa dengan segala tingkah luar binasa. Ada si Ayah yang suka menel kemana-mana. Ada si Bunda yang galak-galak manja. Ada juga si Mas yang sekali ngomong auto pecah gendang telinga. Dan...