Kring.... kringg.... kringgg.....
Suara bel pintu risort berbunyi beberapa kali, Naya pun mencoba membuka pintu dan ternyata itu adalah Om Dimas pamannya Edi, laki-laki bertubuh gemuk berkumis baplang itu datang ke resort atas perintah Ayah Edi untuk mengecek keadaan di Resort tersebut.
Edi pun datang dari lantai dua, dan menghampiri pamannya itu.
"Hay om, ada apa?" Tanya edi pada om dimas.
"Om malam ini tidur disini, sekalian mengecek keadaan kalian karena resort ayahmu yang dipakainya sudah tidak cukup kamar, mau tamu om tidur disini". Jawab om Edii sambil mengelus kanan kiri kumis baplangnya.
"Oke om ayo masuk, kita punya sesuatu buat om nanti malam?" Saut edi
"Wahhh kamu emang anak baik di, pasti sesuai dengan apa yang om inginkan hehehe" jawab om dimas.
Edi pun membawa om dimas ke kamar nya, lalu ia pergi menghampiri teman - temanya di lantai dua.
"Dii lo yakin om dimas gabakalan marah dengan apa yang akan dia tau hari ini?" Tanya naya pada Edi.
"Tenang gua tau om Dimas orangnya kaya gimana, dia baik dan dia tau gimana cara ngasih pelajaran yang berharga buat orang so sperti dia" jawab edi sambil menoleh ke arah kamar Ades.
Mereka pun menggelengkan kepala,dengan ide gila Edi sore itu tapi apa boleh buat toh mereka juga akan tetap mengikuti nya walau tidak suka dengan caranya.
"Yaudah gua sama naya mau pergi dulu ke kota buat beli bahan makanan, soalnya bahan makanan kita udah abis" ucap bintang pada kawan gengnya.
"Gua titippp cemilan yang banyak ya, makin gua sering nyiksa orang maki. Laper perur gua" ucap heris pada bintang.
"Eeeeeh dasar lu dulagg, makan mulu yang lo pikirn" saut junot padanya.
"Eeeee yamenkohhh, dari pada luu ngollii mulu gaberani ...... " jawab heris.
"Anjirrr luuu " jawab junot sambil mengejarnya kebawah tangga.
Naya dan bintang pun pergi ke kota untuk membeli makanan, sementara Edi, junot dan heris memperiapkan untuk pertunjukan nanti malam.
Bintang menyetir mobil sedangkan naya duk manis disampingnya, diperjalanan Naya mengutarakan pendapatnya mengenai apa yang telah Edi lakukan ke Ades.
"Tang gua kasian sama ades, menurut gue Edi terlalu berlebihan deh?" Ucap Naya sambil menatap keluar jendela.
"Alahh lu jangan terlalu banyak dipikirin soal itu, bukannya lo juga benci sama dia karena di suka dekat dengan bima" jawab bintang dengan nada yang menyindir.
"Iyasihhh, tapi gue bakal ngeri banget kalo sampe secara perlahan si Edi nyiksa Ades dan bima kaya gitu, mereka bakalan mati" saut lagi Naya pada bintang.
"Udah lo tenang aja, gabakalan terjadi apa-apa ko" jawab bintang.
Mereka pun terus melanjutkan perjalanan dengan membicarakan hal itu dan bintang selalu meyakinkanya bahwa tidak akan terjadi apa-apa.
Daun pinus masih terlihat basah oleh hujan semalam, tanah pun masih licin untuk dipijak cuaca masih mendung dengan udara yang terasa hangat dingin. Edi dan heris mengikat Ades secara menyilang dengan posisi kaki dan tangan kanan diikat ke bagian ranjang sebelah kanan dan kaki dan tangan kiri diikat ke bagian kiri ranjang.
Dengan kondisi badan penuh bekas luka, Ades tetap moronta - ronta minta dilepaskan ia memelas dan menangis padi edi.
Tampak kamar siksaan Ades dibuat bersih dan harum, termasuk Ades ia diabuat cantik dengan gaun putih milik naya dan wajah yang dirias namun hal itu juga tidak bisa menutupi bekas luka yang ada.
Malam penyiksaan akan segera terjadi, terlihat Om dimas mengenakan Jas hitam kemeja putih dengan dasi hitam yang menawan, ia pun membawa tongkan stun gun di tangan kanannya dan alkohol di tangan kirinya.
Stun gun adalah alat pertahanan diri jarak dekat yang menggunakan listrik bertegangan tinggi. Ketika digunakan teaser akan mengalirkan listrik dari dua duri logam dari senjata ke lawannya. Alat inilah yang akan digunakan Om Dimas untuk membuat Ades tunduk dan mengikuti permainnya.
Om Dimas pun datang ke kamar Ades dan menghampirinya dengan membawa tingkat tersebut, ia menggoreskan tongkat tersebut ke wajah Ades secara perlahan. Adespun meronta - ronta ketakutan.
"Apakah kamu sudah bersenang - senang na?" Tanya om dimas pada ades.
Ades pun hanya meronta dan menggelengkan kepala menjauhi tongkat tersebut.
"Eemmmmmmmmmmmmmm" ades menangis dalam sumpalan dimulutnya.
Om dimas kemudian mengarahkan tongkatnya ke perut sebelah kanan Ades lalu menyetrumnya seketika ades mengejang dari tempat tidur nya, om dimas menyetrum di bagian itu sampai beberapa kali.
"Tenang sayang tenang kita bermain sebentar ya" ucap Om dimas pada Ades.
Terlihat air mata membanjiri wajah Ades dicampur dengan keringat dingin.
Kemudian tongkat itu berpindah posisi ke baian paha kiri Ades menggores dari lutut samapai membuka rok bagian bawahnya lalu kembali lagi menggores sampai bagian tengah paha ades dan seketika tongkat itu langsung dinyalakan. Aliran setrum menyengatnya ades pun kembali moronta - ronta setruman itu berlangsung sedikit lebih lama namun tak berulang - ulang.
"Akkkkhhhhhh haaa :'( " ades menjerit kesakitan.
"Sttttsttttttt tenang sayang" ucap om dimas membisik ketelinga Ades.
Diluar sana Edi dan yang lain hanya bisa menonton tv dan makan tanpa menghiraukan jeritan Ades, tak lama kemudian Naya dan Bintang datang membawa banyak persediaan makanan.
"Kenapa dia?" Tanya naya pada Edi sambil menengok ke arah kamar Ades.
"Lagi bersenang - senang" jawab edi
Naya pun hanya melihat ke arah kamar Ades, mungkin dalam hati ia mulai merasa kasian denganya.
"Udah gausah diliatin sini kita makan, jangan lupa istirahat lebih awal besok kita main ke puncak pake sepeda" ucap Junot pada Naya.
Nayapun hanya mengiyakan ucapan junot.
"Harusnya gua bisa ngerekam yang di atas pasti seru buat tontonan" ucap heris pada yang lain sambil memegang handycam nya.
"Om lu gila banget ya di lebih stres dari lo" ucap junot pada Edi.
"Gua kira dia baik lah ternyata sangean juga hahaha" ucap Heris.
Kembali ke kamar Ades, terlihat tongkat tersebut sudah berpindah di mulut Ades, Om Dimas memaksa Ades melakukan blowjob pada tongkat itu sesekali ia menyalakan tongkat tersebut lalu mulit dan lidah Ades tersengat dengan rasa sakit yang benar luar biasa. Lalu tongkot tersebut berpindah secara perlahan dari kepala menyapu badan dan masuk kedalam rok gaun Ades dan mengarah ke kemaluannya, Ades sudah menggelengkan kepala menandakan ia tidak mau om dimas melakukanya. Namun om dimah hanya tersenyum dan langsung menyalakan tongkat tersebut ades pun seketika kejang dengan hebatnya. Pintu kamar pun tertutup dan dikunci hampir dua jam Ades menjerit kesakitan dikamar tersebut, entah apa lagi yang om Dimas lakukan padanya namun yang pasti ketika waktu selesai saat om dimas keluar dari kamar dengan kondisi sedang merapihkan celananya dan sesekali mengusap keringat dikepalanya. Saat keluar kamar om dimas bertemu edi.
"Dia benar -benar luar biasa om suka" ucap omdimas sambil memegang bahu Edi.
Terlihat Ades yang terkulai lemas dengan mulut penuh darah dan disekitar pahanya juga banyak darah seperti wanita selesai melahirkan dengan paksa.
Jangan lup follow, vote, komentar, dan share cerita ini, karena tanpa dukungan kalian saya bukan apa2.
«NEXT»
KAMU SEDANG MEMBACA
ADES 1992 ( R E V I S I )
TerrorGenre : Horror, Gore, Slaser & Thriller Bercerita tentang Ades dan Bima yang diculik oleh geng di kampusnya selama beberapa minggu, Ades dan Bima tak hanya diculik dan diskap di sebuah Resort namun menerima banyak sekali kekerasan fisik mereka berus...