BAB III : DAY 16 ( LOLOS )

84 10 1
                                    

Alhamdulillah, sudah sampai part ini semoga saya senantiasa terus diberi kesehatan untuk selalu berkarya. Terimakasih banyak bagi yang sudah menyempatkan untuk membaca cerita saya ini yang dimana masih banyak terdapat kekurangan, silahkan jika kalian suka dengan cerita Ades bisa kalian vote, komen, share dan di tambahkan kedalam list perputakan kalian. Beri saya kritik dan saran lewat komentar ataupun pesan di DM.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Semakin larut malam hujan semakin deras, suara hewan malam sudah tak terdengar karena tertutupi oleh suara gemericik hujan, udara semakin dingin dan waktu terus berjalan tak ada yang melihat dan mendengar jeritan kesakitan yang keluar dari dalam Risort tersebut semua tertutup rapat hingga sebuah semut pum tabisa masuk atau keluar dari tempat itu.

Setelah Edi dan kawan - kawannya lelah menunggu Om Dimas yang tak kunjung datang dan juga sudah mulai cape dengan kegiatan siksa menyiksa mereka, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak di sofa sementara Edi pergi kekamarnya sembari menelepon Om Dimas. Bintang, Junot, dan Heris mereka mulai berbaring di sofa dan sesekali mereka menguap menahan rasa kantuk.

Naya masih berusaha sebisa mungkin agar dapat melepaskan ikatan yang ada pada kedua tangannya, ia terus menggesek - gesekan tangan nya seraya berharap ikatan itu dapat melonggar. Naya berpacu dengan waktu, karena dia tau apabila Om Dimas telah datang maka dia dan yang lainnya harus siap kehilangan nyawa mereka.

Jam dinding menunjukan waktu pukul 01.02 malam, Naya masih bergulat dengan ikatannya dengan sesekali ia mencoba mengamati keadaan disekitarnya. Suara Edi yang sedang menelepon dengan Om Dimas juga sudah tak terdengar, yang ada hanya suara dengkuran Heris yang begitu mengganggu sampai-sampai Bintang harus menutupi telinga kiri nya dengan bantal sofa.

Taklama kemudian keajaiban muncul ikatan Naya melonggar dan ia dapat dengan mudah membuka ikatan di tanganya, secara perlahan tanpa bersuara keras ia bangun dari sandaran sofanya, lalu membuka ikatan di kaki nya sekaligus sumpalan ikatan di mulutnya, sesekali ia menengok ke arah Bintang, Heris dan Junot dengan berharap mereka tidak akan terbangun dari tidurnya Naya juga menengok ke arah tangga kamar Edi memastikan bahwa di tidak ketahuan. Perlahan tapi pasti Naya membangunkan Bima dan Ades yang terbaring di atas serpihan kaca meja, Naya membuka satu persatu kotak kawat yag ada di wajah Bima dan Ades.

"Ssusttttttttttt jangan sampai bersuara, kalau kita tidak ingin mati sekarang" bisik Naya pada Ades sembari perlahan membangunkannya.

Saat Ades mulai berdiri sembari sesekali ia tertatih, tak sengaja Ades menginjak pecahan kaca yang membuatnya sedikit menahan nafas dan suara lengkingannya.

"Aaaaaa.." suara yang tertahan dari Ades.

Naya dan Bima mencoba menuntun Ades yang kesakitan menuju pintu belakang, perlahan langkah kaki mereka namun bercak darah yang keluar dari luka juga ikut menuntun mereka yang membuat sebuah tanda.

Dengan perlahan dan hati-hati mereka sampai di pintu belakang, Naya membuka kunci slot yang ada di pintu berlapis dua itu, saat pintu pertama berhasil terbuka pintu terakhir yang terbuat dari besi ternyata di Gembok Kunci, mereka mulai panik dan berusaha menenang kan diri.

"Oke tenang, Ades kamu diem disini,Gue dan Bima coba cari kunci nga"  bisik naya pada Ades.

"Hiyaaa" Ades menjawab dengan lemas.

Bima pun mencari kunci sembari tertatih -tatih menahan rasa sakit di sekujur badan termasuk anusnya, ia membuka beberapa loker secara perlahan di bantu oleh Naya namun tetap tidak ketemu, Bima pun melihat keacarah Taplak kulkas yang di atasnya terdapat banyak Kunci,ia pun mengambilnya dan memberikannya  pada Naya. Secara terburu - buru Naya mencoba satu persa kunci tersebut, hingga terdengar suara mobil datang di depan dan ternyata itu Om Dimas, kedatanganya membuat keadaan semakin membuat mereka ketakutan sampai-sampai kunci jatuh kelantai.

Mereka bertiga mulai gelisah, dengan gugup Naya tetap berusaha membuka pintu itu dan akhirnya pintu tersebut terbuka. Naya dan Bima kembali menuntun Ades sambil berlari tertatih - tatih ke arah hutan, mereka terus bergegas lari semampu mereka dan tak menghiraukan rasa sakit ditubuh mereka.

Tring...tringgg....trnggg

Suara bel berbunyi, ketukan pintu beberapa kali terdengar membangunkan Junot,  Junot yang terbangun tanpa melihat ke arah tempat Naya, Ades dan Bima disiksa, ia berjalan ke arah pintu depan dan tak menyadari bahwa Ades, Naya dan Bima telah berhasil kabur. Edi pun juga sudah terbangun ia berjalan menuruni tangga dan terhentilah di dipertengahan saat melihat ke arah bawah bahwa tahananya telah tiada di hadapannya, tak lama kemudian muncul Om Dimas di susul dengan Junot, Om Dimas bertanya

"Ada apa, dimana tahananmu? Ucapnya.

Junot pun langsung sadar seketika melihat itu, ia dan yang lainya menyadari kaburnya Ades, Naya dan Bima. Seketika Om Dimas berlari keluar ke arah mobil dan mulai mencari mereka disusul dengan Edi yang berlari mengambil senapannya.

Junot membangunkan Heris dan Bintang, mereka bersama mulai mencari keseluruh penjuru resort.

Disamping itu kita bisa liat perjuangan Ades, Bima dan Naya untuk bisa selamat dari kumpulan orang sedeng itu, mereka terus berlari jauh kedalam hutan dengan tergesa-gesa tanpa henti, apalagi ketika suara senapan muncul yang membuat mereka semakin ketakutan, sesekali mereka terjatuh tersandung akar pohon, ataupun karena kondisi hujan dan tanah yang licin.

Ades tersenyum saat ia tertatih -tatih berlari,dalam pikirannya ia senang bisa lolos namun dia akan kembali dengan dendam yang harus dibalas oleh mereka para bajingan itu.

Terkadang saat kita mulai putus asa dan merasa menyerah dengan apa yang sedang terjadi pada diri kita, kita lebih mengingikan mati saja saat itu terjadi, namun setiap manusia pastinya selalu diberikan kesempatan untuk hidup, itu terjadi pada Ades dengan rasa sakit, dendam dan amarah yang ia rasakan, setiap tangisannya ia ternyata berdoa pada tuhan agar ia diberi kesempatan untuk hidup dan membalas perbuatan mereka yang bejad itu.

Kesempatan ini tak ia sia -siakan, sambil berlari tertatih -tatih menahan sakit, ia berjanji akan membalas semua perilaku mereka.

Disisi lain Edi dan Om dimas berdebat di dalam mobil saling menyalahkan, mereka terus menelusuri jalan mencari jejak mereka yan b telah kabur.

Sementara Bintang dan yang lainnya menyusuri jalan yang benar-benar di  lalui oleh Ades, Bima dan Naya, merka juga berlari sembari mebawa senjata tanpa tau arah kemana tahanan meraka pergi.


Jangan lupa, vote komen dan share ya. Terimakasih dan mampir ke cerita saya yang lain juga. Khususnya THE EYE (HORROR STORY IN MY LIFE) Yang akan selalu saya Update setiap malam Jum'at.

«NEXT»

ADES 1992 ( R E V I S I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang