SATU

54 17 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE+COMMENT SEBELUM BACAAA!! hargain author ayoo

"Skala! Ayo buruan berangkat sekolah! Ini udah jam berapa!" Wanita berparuh baya itu sedikit berteriak. Karena keponakannya tak kunjung juga keluar dari kamarnya.

"Iya tante. Sebentar" sedikit tergesa, Skala menuruni tangganya. Disana sudah ada Sabella yang menyantap roti panggangnya.

"Lelet lu. Inget hari pertama lu masuk sekolah. Jangan telat" sungut Sabella.

"Iya enggak, Kak. Eh, kakak ga ngampus?" Tanya Skala, mengambil satu roti panggang berselai cokelat kesukaannya.

"Kelas sore" jawab Sabella datar.

"Ayo buruan Skala! Jangan sampe telat di hari pertama sekolah kamu!" Ressa berteriak lagi. Memutar kunci mobil ditangannya, sambil bersandar pada dinding ruang tamu.

"Iya tante. Skala kesana! Kak, Skala berangkat!" Skala segera menyambar tasnya. Lalu buru-buru membuka pintu mobil sang Tante, duduk di samping tantenya.

"Hari pertama kamu sekolah jangan macem-macem. Awas aja bandel" Ressa menyalakan mesin mobil.

"Skala mana pernah bandel si, tan" sungut Skala, sambil memasang dasinya.

"Belajar dari masa lalu kamu"

"Skala masih gabisa lupain masa lalu,Tan" ujar Skala.

"Loh kenapa? Tante udah pindahin kamu loh kesini. Inget, Skal. Masa lalu itu bukan buat dilupain. Tapi buat dijadiin pelajaran."

"Skala cuma gamau masa lalu terulang lagi, Tan" kata Skala.

"Buka lembaran baru, Skal. Sekolah baru semua harus baru. Jangan diungkit yang lama" nasihat Ressa.

"Iya. Skala coba" putus Skala akhirnya.

"Cari cowok disana. Yang ganteng" kata Ressa dengan candaannya.

"Ganteng tapi brengsek mah percuma,Tan" Skala malas membahas masa lalunya.

"Kayak Felix gitu, ya?" goda Ressa.

"Udah ah, Tan. Gausa dibahas. Kesel dengernya" cibir Skala. Ressa hanya tertawa menanggapi Skala.

****
Skala masih terpaku melihat sekolah barunya. Vilton Senior High School. Sekolah yang lumayan elit yang berada di Jakarta ini.

"Ayo kenapa bengong? Turun sana! Kenalan sama temen-temen baru" sungut Ressa tak sabar.

"Sabar kenapa si,Tan, ya allah." balas Skala geregetan. Dia membuka ponselnya, mengeluarkan kamera depan dan bercermin. "Duh, kok Skala deg-degan ya, Tan?" ujar Skala.

Ressa tertawa menanggapinya. "Gausah nervous. Keponakan tante udah cantik!"

Skala membuka kamera depannya lagi.
"Ga biasanya Skala ginii" Skala mengigit jarinya.

"Skal, inget ya. Sekolah baru, harus buka lembaran baru" tegas Ressa, memantapkan Skala.

Akhirnya, Skala meyakinkan dirinya. Ia membuka pintu mobil sang Tante.

"GOOD LUCK Skal! Semoga nemu cogan ya!" goda Ressa sekali lagi.

"Tante apaan deh?"

Mobil Ressa pun melaju, meninggalkan Skala yang masih mematung di tempatnya.

Skala menghembuskan nafasnya.
"Oke, Skal! Udah saatnya lu buka lembaran baru!" ujar Skala. Ia melangkahkan kakinya menuju gerbang.

Skala merasa risih karena beberapa pasang mata menatapnya. Ada yang berdecak kagum, ada yang bertanya-tanya, dan ada yang memandangnya sinis.

Re-LaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang