Hari ini kami akan pulang dari Bali. Kami dijadwalkan akan terbang pukul 13.00 sehingga pagi ini masih sempat untuk sarapan bersama di hotel. Setelah kejadian semalam, suasana hatiku berangsur-angsur membaik. Aku tak bisa menutupi kebahagiaanku sehingga membuat yang lain menggodaku.
"Guys, nanti setelah landing, jangan langsung pulang ya, kita makan-makan dulu." Ujar Kak Yogi.
"Habis traktir liburan di Bali, kamu mau traktir kita makan juga, Gi? Asyiiik." Canda Kak Rey.
"Traktir pajak balikan lah! Kamu harusnya berterima kasih sama kita." Kak Leo tampaknya agak kesal dengan ketidakpekaan Kak Rey.
"Siapa yang balikan? Aku sama Adel itu memang tidak pernah putus kok, dari dulu. Iya 'kan, Del?" Ujar Kak Rey sambil tersipu malu. Semua mata kini tertuju padaku dan aku hanya bisa menyengir. Memang benar apa yang dikatakan Kak Rey, tapi jika kujawab "Iya", aku merasa sudah membohongi semuanya selama dua tahun ini.
"Del, kamu tahu, kita itu sengaja merencanakan ini semua agar kamu ikut ke Bali. Alasan yang Jenny bilang ke kamu itu adalah bagian dari rencana kita. Kamu tahu kenapa? Karena kita tuh sangat gemas sama kamu dan Rey yang sikapnya seperti stranger tapi perasaannya seperti lover." Ujar Kak Cecile panjang lebar. Sejujurnya aku terharu mendengar ini. Ternyata mereka sepeduli itu sama aku dan Kak Rey.
"Logikanya sih, seorang mantan Ketua Ekskul Pencinta Alam masa' takut tidur sendirian? Jenny hanya mencari-cari alasan agar kamu bisa ikut dan bisa baikan sama Rey." Kak Sherin memperjelas.
"Tak tahunya mereka tak hanya baikan, tapi juga berbuat mesum di La Plancha." Sindir Kak Leo.
"Bangsat memang." Ujar Kak Yogi sambil menoyor kepala Kak Rey. Kak Rey hanya bisa cenge-ngesan.
"Eh, maksudku Rey ya yang bangsat, bukan kamu." Tambah Kak Yogi kepadaku.
"Haha. Iya, aku paham, kok. Oh iya guys, terima kasih ya, sudah sepeduli itu sama aku. Aku sendiri sebenarnya tidak tahu selama dua tahun ke belakang, hubunganku dan Kak Rey itu apa. Tapi yang kutahu, in the end, we always find each other. Jadi... Ayo, nanti setelah landing aku traktir!" Ujarku bersemangat.
"Aku tidak ikut mentraktir, ya." Celetuk Kak Rey.
"Memang pelit Si Rey mah. Sudah, putuskan saja dia, Del." Canda Kak Leo.
"Bercanda guys, iya, iya, nanti aku traktir juga. Aku sayang sekali sama kaliaaan..." Kak Rey lalu memeluk mereka semua satu persatu sampai ketika ia berada di hadapanku, ia terdiam sesaat. Ia menggaruk lehernya yang terlihat tidak gatal sebelum berbicara padaku.
"Aku tidak bisa mengungkapkan kebahagiaanku dengan kata-kata. Aku hanya ingin berterima kasih padamu, Del. Atas semuanya."
"Terima kasih juga karena Kak Rey tidak menyerah terhadapku." Ujarku sambil tersenyum.
Kak Rey itu ibarat rumah bagiku. Seberapa jauh aku pergi, seberapa lama aku pergi, ia adalah tempatku kembali.
Tamat.
Author notes:
Terima kasih untuk semuanya yang sudah baca dan nge-vote. Semoga suka ya, ceritanya. Kritik/saran/masukkan silakan comment aja di part ini. Sampai ketemu di cerita selanjutnyaa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Types of Love Side Story: MANIA [COMPLETE]
RomanceBagi Rey, Brie adalah cinta pertamanya Bagi Brie, Rey adalah cinta terakhirnya Hal ini membuat Adel berada di posisi yang sulit