"Annyeong Kim Nara-sii . apa kau masih mengingatku?"
Masih di tempat yang sama dan posisi yang sama seorang gadis itu tergeletak dengan tanganya yang berusaha melepas tangan putih pucat yang mencengkram kerah bajunya kuat.
" Yaa!! kau siapa datang tiba tiba dan menarik kerah baju orang sembarangan.apa kau gila eoh?" ya tanpa melihat siapa orang nya Nara berusaha untuk memberontak.
Sedangkan sang lawan hanya diam sambil menahan amarah nya yang keluar terlihat dari balik tudung jaketnya rahangnya yang menegas semuanya sadar bahwa yang melakukan itu seorang yeoja tapi bagaimana dia bisa memiliki kekuatan seperti seorang namja.
Baiklah tidak ingin menunggu lama lama Park Minji mendekati keduanya dengan langkah pasti mendorong sang tangan yang membuat teman barunya itu terjatuh saat ada celah karena pemilik tangan itu goyah dia membangunkan temanya dan melindunginya di tarik temanya itu beringsut kebelakang punggunya. Mengumpulkan segala keberanian yang iya punya.
" K-kau siapa eoh jangan b-bertindak seperti itu kau dapat melukainya dan kau mungkin salah orang eum dengan siapa ini saya bicara?" menghilangkan rasa gugupnya dan menelan rasa penasaranya kala pemilik suara di balik tudung itu terdengar begitu mengisyaratkan akan dendam dan kesedihan.
"Hah? kalian bertanya siapa aku? ah arraseo Nara-sii jika aku memberi tahumu apa kau akan mengingatku? ah sayangnya tidak bukan? maka dari itu aku tidak perlu repot repot memberi tahumu" seringaian terpantri di balik tudung hoddie yang menutupi wajah yeoja tersebut.
Hening. Semuanya bergelung dengan pemikiran masing masing seperti enggan untuk siapa pun membuka suara.
Park Minji gadis itu menerawang jauh saat matanya tidak sengaja bersibobrok dengan mata hitam legam milik seorang yang ada di hadapanya. Terpaku sampai beberapa saat hingga salah satunya mengalihkan atensi nya ke arah lain.
"aku seperti pernah melihat mata itu?"tapi dimana?" batin Minji.mengutuk sifat pelupanya yang selalu datang tiba tiba.
mengingat kembali sampai pikiranya mengingat dengan jelas kala itu ya di mana saat mereka sedang di kantin meminum es cappucino karena telah mengumpulkan batu krikil yang di perintahkan oleh sunbaenimnya.
"ah kau hebat Park Minji kau mengingatnya" begitulah batin Minji hingga ia mendapati keganjalan.
"yak apa kau yang tadi memperhatikanku dengan Nara aish kau ini apa eoh tak sopan jika kau menguntit kami" Minji berkata seolah yang ada di hadapanya ini tidak membahayakan baginya.
" siapa dia Minji? kapan dia memperhatikan kita apa dia satu sekolah dengan kita?" tanya Nara penasaran yang hanya di hadiahi dengusan gusar dari Minji
" Yaa! Nara-ah wae? kau bertanya padaku kau kan bisa bertanya kepadanya" ah di saat seperti ini mereka lebih memilih berdebat dan mengihiraukan orang yang berada di hadapan mereka dengan tatapan tajam nya itu.
"nee arraseo arraseo kau ini aku kan hanya bertanya.ya! kau itu siapa dan jangan lupakan kancing bajuku ini yang copot kau ingin meng-eksposku ya?"
Takk
tanpa pikir panjang Minji memukul sayang kepala Nara bagaimana tidak ah dia bahkan berbicara seperti itu tidak berfikir dua kali . Bagaimana jika yang di depanya ini orang jahat?
" yaakk Park sialan Minji kenapa kau memukul kepalaku eoh bagaimna jika nanti aku menjadi bodoh aish yang benar saja" gerutu Nara. sambil mempoutkan bibirnya lucu.
"apa kau bilang Naraa!!!??? yaa kau itu tadi bicara sembarangan bagaimana kalau yang ada di hadapn kita ini orang jahat? aish kau ini" entahlah mungkin mereka seperti bukan berteman baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
OESANG [ TRAUMA ]
Fiksi RemajaApa yang akan kau lakukan saat semua yang kau sayang meninggalkanmu? seolah kehidupan tidak ingin memberimu kebahagiaan barang sejenak menceritakan seorang gadis yang hidupnya hanya dengan air mata trauma yang ia alami membuatnya takut untuk memulai...