Jangan lupa tinggalkan jejak, happy reading!💚👋🏻
Hari Senin adalah hari yang dibenci oleh sebagian besar umat manusia. Terlebih lagi untuk yang piket hari ini, beuh.. rasanya seperti ingin resign saja dari sekolah.
Belum lagi jalanan menjadi sangat ramai. Bahkan macet pun menjadi dua kali lebih parah di hari Senin. Untungnya saja Viona tinggal di sebuah desa di Bali, jadi tidak perlu risau dengan kemacetan hari Senin.
Sekarang Viona sudah siap dengan seragam ala petugas upacara dan jangan lupakan kegelisahan yang melanda hatinya. Dia tengah memainkan jarinya secara resah. Padahal ini bukan pertama kalinya, tetapi kenapa dia masih merasa resah?
"Tenang Vio, kamu pasti bisa!" Seru mantan kekasihnya dengan kedua tangan yang terkepal sebatas bahu.
Viona yang tengah memakai selop tangannya tersenyum lalu mengikuti gaya pemuda itu. "Pasti bisa dong! Ini kan Vio strong girl!" Serunya dan diakhiri dengan tawa mereka berdua.
Tak lama, bel sekolah pun berbunyi. Vio sempat menahan nafasnya sejenak, lalu mengambil posisinya di sebelah paduan suara. Upacara pun dimulai dengan para pemimpin pasukan menyiapkan pasukannya masing-masing.
"Seluruhnya... balik kanan bubar, jalan!!"
Suara bariton milik Darma menggelegar seantero sekolah. Semua siswa yang berada dalam barisan pun mulai meninggalkan lapangan, dengan keluhan amanat upacara terlalu bertele-tele. Ada yang langsung berlari ke dalam kelas, serta ada juga yang berlari ke koperasi karena kantin ditutup saat dan setelah upacara.
Sementara itu, Viona terlihat melamun dengan tangan yang bertumpu pada pohon kamboja yang ditanam ditengah lapangan. Tatapannya kosong, seperti sedang menanggung beban negara.
"WOY VIONA KENAPA?!"
Teriakan itu berhasil membuat Darma yang berada di ruang OSIS menjadi kalang kabut dan berlari menghampiri Viona. Dengan perlahan tapi pasti, Darma mulai mengguncang pelan bahu Viona sambil berbisik.
"Hey?"
Baru saja Darma menyapanya, Viona tumbang ke dalam pelukannya. Cairan berwarna merah pekat pun keluar dari hidung Viona dan mengenai seragamnya.
Sial, begitu batin Darma saat ini.
Dengan cepat pemuda itu menggendong Viona ala bridal style dan berlari menuju UKS. Untung saja di UKS masih ada 3 petugas PMR yang tengah merapikan ruangan itu.
"Kadi Vio bisa kene? (Kenapa Vio bisa begini?)" Tanya Bintang, petugas PMR sekaligus sahabat Viona.
"Sing nawang, tiba-tiba pungkat busan. (Ngga tahu, tadi tiba-tiba tumbang)." Sahut Darma dan membuat gadis disampingnya mendengus.
"Sadar ngga sih Vio sekarang pucat banget?" Tanya gadis itu lagi saat mengoleskan minyak telon ke area sekitar leher Vio.
"Iya kah? Kulitnya putih, jadi ngga kelihatan."
"Tapi bibirnya ngga bisa bohong, Darma. Coba lihat bibirnya, pucat banget ngga sih?"
Darma yang sudah menyerah berdebat dengan gadis disampingnya hanya bisa diam. Dilihatnya bibir Viona yang memang lebih pucat dari sebelumnya membuat pikirannya bergerak pada beberapa kemungkinan.
Semua pikiran buruk itu kembali memenuhi isi otaknya. Pikiran-pikiran yang sempat ia tukas kembali memasuki pikirannya. Oh tidak, sekarang dia tidak mau menjadi orang bodoh lagi!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twins ft. Lee Haechan - [ REMAKE ]
FanficJika ada pertanyaan, "Bagaimana sih rasanya punya kembaran seperti Haekal?" Disitulah Viona menjawab. "Ah, mantap! Dulu aku hipotensi, eh sekarang malah jadi hipertensi." Tinggal jauh dari saudaranya tidak membuat gadis itu berubah. Dia tetap menjad...