04. Kelebihan Novandra

2.3K 199 24
                                    

nguengg up lagi nih

jangan lupa tinggalkan jejak dan selalu dukung NCT all unit! 🤩💚

anw lagu nct favorit kalian apa nih?


























Sekarang Viona tengah berada di dalam taxi bersama papanya. Memang benar waktu itu Jonathan (kepala keluarga Jayantara) datang menjemputnya. Untung saja waktu itu Viona sudah selesai membersihkan rumahnya, kalau tidak mungkin dia diledek habis-habisan oleh papanya yang super duper jahil seperti kembarannya, Haekal.

"Ngantuk?" tanya pria yang memasuki usia berkepala tiga itu.

Viona menoleh, lantas menganggukkan kepalanya secara lesu. Dirinya merasa lelah duduk selama seharian ini. Dan juga, ia melupakan barang penting itu di rumah neneknya.

"Sini tidur, masih jauh nih." Ujar papanya lagi dan Viona menyandarkan kepalanya di bahu pria itu.

Bahu kokoh favoritnya, dimana dia suka menangis di bahu itu, dulu. Matanya terpejam menahan pusing dan mencoba untuk terlelap ke alam mimpi.

Sedangkan Jonathan, pria itu tengah sibuk memandangi keadaan Jakarta. Tumben sekali malam Minggu kali ini jalanan tidak dilanda macet. Padahal sebelum-sebelumnya, dia bisa menghabiskan membaca novel yang berisi 270-an halaman.

Ah, lupakan semua itu. Ia menoleh ke samping kanannya, terlihat putri kecil kebanggaannya tengah tertidur lelap dengan mulut yang sedikit terbuka. Persis seperti mamanya ketika tidur.

Dirinya terkekeh lalu mengusap surai halus kecoklatan itu. "Ngga kerasa kamu udah besar. Rasanya baru kemarin kamu nangis ke papa gara-gara bertengkar sama Ekal, tapi sekarang kamu udah gede banget." Ujarnya.

"Tidur nyenyak princess." Sambung Jonathan mencium pucuk kepala putri kecilnya.













Gadis itu melenguh saat telapak tangan besar itu menepuk pelan pipinya. "Bangun," bisik papanya yang membuat Viona mengucek matanya.

"Udah sampai?" Tanya Viona saat melihat mobil taxi yang mereka tumpangi memasuki area perumahan.

"Udah, ayo cek barang barang kamu biar ngga ketinggalan." Sahut Jonathan yang tengah mengambil dompetnya. Viona hanya mengangguk lesu, lalu memeriksa barang-barang yang ia bawa.

"PIO!!" Teriak Haekal dikala mobil taxi itu terparkir di depan rumahnya.

Dirinya sangat bersemangat, sampai-sampai dia lupa memakai sandalnya. Haekal tak peduli dengan rasa sakit disaat kakinya menginjak batu-batu kerikil di dekat gerbangnya. Senyumannya mengembang dengan indah, seperti matahari yang tengah bersinar dari ufuk timur hingga terbenam di ufuk barat.

"Kangen banget!" serunya lagi memeluk Viona yang membuat gadis itu sedikit linglung. Pasalnya kesadarannya masih berada di Bali, sedangkan raganya sudah ditubruk oleh badan bongsor Haekal.

"Hati-hati bego, gue kaget!" seru Viona. Tak lama tangannya terulur membalas pelukan Haekal.

"Your language, Viona."

Yang dipanggil hanya bisa mengeluarkan jurus andalannya, yaitu tersenyum sampai memperlihatkan giginya yang rapi.

Setelah sepersekian menit, Haekal pun melepaskan pelukannya. "Ayo masuk, disini dingin," kata Haekal menarik pergelangan tangan Viona. Untung saja ransel milik Viona sudah dibawa masuk oleh papanya, makanya Haekal bisa menarik Viona kemanapun maunya.

My Twins ft. Lee Haechan - [ REMAKE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang