6 - BOYFRIEND

5.3K 511 0
                                    

Jakarta, 2020.

"Ya ampun Aslan udah besar aja," Edgar yang tampak gemas dengan bocah berusia 2 tahun itu langsung menyerbu pipi gembul Aslan dengan puluhan ciuman hingga Aslan tertawa-tawa. 

"Eh, ponakan siapa, yang nyapa duluan siapa!" protes Leona lalu merebut Aslan dari gendongan Edgar, lalu melakukan hal yang sama seperti Edgar tadi.

"Ah ini berdua rebutan anak gue mulu. Makanya punya anak sendiri!" sahut Kenzo disertai tawa kedua orangtuanya.

"Apa sih, Kak! Orang masih 23 tahun gini disuruh punya anak," balas Leona tak seberpendapat. 

"Kan kuliah udah, job juga udah profit. Nunggu apalagi? Yang ada Edgar nya keburu sama orang lain!" ledek Kenzo.

"Idih! Siapa yang mau sama dia?!" Leona melirik Edgar yang menatapnya datar.

"Bener kata Kak Kenzo, Leona. Papa dan mama juga setuju-setuju aja kalau kamu nikah di umur segini. Asal sama Edgar yang kita udah kenal dari lama," Abraham ikut membuka suara lalu diikuti kekehan Leora istrinya.

"Papa apaan sih, ikut-ikut Kak Ken aja. Udah ah, Leona mau ajak Aslan main ke dalem," Leona menjulurkan lidahnya lalu membawa keponakan gembulnya itu masuk ke dalam rumah.

"Ya ampun, baru sampe jauh-jauh dari New York langsung diajak main aja anak gue," protes Kenzo. 

Kenzo memang baru pulang ke Indonesia pertama kali bersama keluarga kecilnya setelah 3 tahun lamanya tak mengunjungi tanah kelahirannya ini. Terakhir ia menginjakkan kaki di Indonesia adalah 3 tahun lalu saat ia menikah dengan Isabella, wanita asli New York yang berstatus sebagai kekasih hatinya sejak S-2 di Amerika sana. Mereka lalu memilih menikah di Jakarta sekaligus mengajak keluarga Isabella berlibur di Indonesia.

---

"Gar, ada masalah apa? Kok diem gitu?" Eleanor bertanya pada putranya yang tampak lebih diam daripada biasanya. "Ada masalah di tur?"

Edgar dan Leona memang sedang break dari tur Asia Edgar selama 2 minggu sebelum minggu depan mereka kembali melanjutkan tur ke Singapura, dilanjutkan ke Malaysia dan Filipina lalu negara-negara lain.

"Gak apa-apa, Mom. Cuma kepikiran sesuatu aja," jawab Edgar tersenyum menenangkan ibunya. 

"Oke, apapun itu Mom berharap Edgar bisa menyelesaikannya secepat mungkin. Bilang ke Mom kalau Mom bisa membantu apapun, ya?"

Edgar tersenyum dan mengangguk sebelum ibunya pergi meninggalkannya ke kamar wanita itu. 

Rumah Edgar terasa sangat sepi semenjak ayahnya meninggal tahun lalu karena sebuah kecelakaan di jalan tol. Masa itu adalah masa terberat di hidup Edgar. Karir baru Edgar sebagai penulis lagu dan penyanyi pun mulai menurun. Tapi tebak siapa yang selalu ada untuknya? Ya, Leona. Leona ada di sampingnya, entah sebagai manajer, sahabat, atau seorang wanita. 

Edgar tak bisa mengambil kesimpulan sendiri. Terkadang Leona membuatnya bingung. Satu saat wanita itu menatapnya seolah ada tatapan cinta di mata berbinar itu, satu saat lagi wanita itu mengibarkan bendera perang dengannya. Tapi yang Edgar yakin, Leona sayang padanya seperti halnya Edgar menyayangi wanita itu. Edgar sendiri sudah menganggap Leona sebagai adik yang tak pernah ia miliki meski jarak umur mereka hanya berbeda 6 bulan.

Yang Edgar bingungkan adalah, mengapa wajah Leona selalu terngiang di kepalanya? Rasanya seperti ia tidak bisa jauh-jauh dari Leona. Seperti sekarang ini, di mana ia tengah duduk di balkon kamarnya yang berhadapan dengan balkon kamar Leona. Berharap wanita itu juga duduk di sana, diam saling menatap dengannya. Tapi Leona tak juga memunculkan dirinya. Mungkin wanita cantik itu sedang sibuk dengan keluarga kecil kakaknya yang baru kembali dari negeri Paman Sam. 

Mungkin benar apa yang salah satu teman lamanya katakan beberapa saat lalu, saat Edgar mencurahkan isi hatinya. Mungkin Edgar memang benar butuh pengalihan, agar ia tak terlalu memikirkan Leona. Tapi apa benar langkah yang ia akan ambil ini?

---

"Terus kapan punya pacar dong?" Kenzo lagi-lagi meledek adiknya. 

"Apa sih, Kak Ken. Pulang-pulang ke Indo bikin emosi aja. Sana balik ke US!" usir Leona dengan kesal.

"Leona, kakak kamu kan cuma nanya. Bener kok nanyanya, mama papa juga bingung kamu kapan punya pacar. Udah umur 23 belum pernah pacaran," sahut Leora.

"Ma, aku itu--"

"Kenzo dan aku punya banyak teman di US yang single and ready to mingle. Kalau kamu mau, kita bisa kenalin ke kamu," potong Isabella dengan logat bahasa Indonesia yang sedikit kaku.

"No, Isabella. Aku gak mau sama bule," tolak Leora.

"Oh.. maunya sama Edgar kali!" ledek Abraham yang diikuti tawaan istri dan anak sulungnya. 

"Ah kalian semua kenapa jadi nyebelin?!" Leona menghempaskan bantal sofa yang tengah ia peluk tadi.

"Cuma bercanda, Sayang. Tapi kalau kamu beneran sama Edgar, kami semua setuju kok," kata Abraham.

Leona sih mau-mau aja sama Edgar. Gimana enggak? Edgar pujaan hatinya sejak dulu meski pria itu berkali-kali mematahkan hatinya dengan jadian sama cewek lain. Tapi gimana dengan Edgar? Dia sudah jelas gak bakal mau sama Leona, kan? Buktinya dari dulu, Edgar tak pernah mengajak Leona berkencan. Lagipula Edgar sendiri yang pernah mengatakan pada Leona ia menyayangi Leona sebatas teman yang saling membutuhkan, tidak lebih. 

Tapi setelah dipikirkan, benar juga perkataan keluarganya. Mungkin Leona benar-benar butuh mulai mencari pacar untuk membantunya move on dari Edgar yang takkan pernah menoleh ke arahnya.

"Leona mungkin bakal mulai nyari pacar sekarang, tapi kalian gak boleh protes sama apapun langkah Leona," kata Leona akhirnya.

"Nyari pacar? Susah-susah amat. Kiano masih nunggu, tuh!" Leora, ibunya, mengusulkan Kiano, pemuda yang sejak dulu sudah dikenalkan pada Leona. 

"Iya, ya? Kiano baru pulang dari kuliah bisnisnya di Inggris kemarin, lho. Dia juga baru nanyain kamu kemarin pas Papa sama Mama ke rumah Om Chandra," sahut Abraham.

"Ma, Pa, apa yang baru aja aku bilang? Biarkan aku mengambil langkahku sendiri, oke? Lagian aku sendiri udah lupa muka Kiano, kami gak pernah dekat apalagi tertarik satu sama lain. Mama Papa aja yang suka jodoh-jodohin," protes Leona.

"Mama papa cuma mau yang terbaik untuk kamu, Leona. Dan kalau menurut Kak Ken, yang terbaik itu..," Kenzo angkat bicara. "Ya Edgar," sambung kedua orangtuanya.

"ISHHH MAMA, PAPA!!!" Leona berseru kesal tapi pipinya mulai memerah.

Behind Mr. RockstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang