"Leona..," Edgar kembali mengetuk pintu kamar hotel Leona. Sudah sekitar 3 menit ia berdiri di depan pintu itu, tapi Leona belum sama sekali menyahuti panggilannya. Teleponnya pun tak diangkat.
Edgar yang berpikir Leona masih tertidur pun memutuskan untuk membuka pintu kamar itu yang ternyata tidak terkunci sejak tadi. "Ck, Leona yang ceroboh.."
Kamar hotel itu berupa seperti sebuah unit apartemen dalam ukuran yang lebih kecil. Di mana ruang TV, dapur, dan kamar berpisah ruangan, tidak seperti hotel pada umumnya.
Edgar melihat TV yang menyala namun Leona tak ada di sana. Air yang tengah dimasak di dapur pun sudah mendidih. Tapi lagi-lagi Leona tak ada di sana. Lalu terdengar suara air dari kamar mandi hotel. Edgar yang berpikir Leona tengah mandi pun memutuskan untuk masuk ke kamar wanita itu untuk memberinya kejutan.
"AAAAAH!"
Edgar baru saja membuka pintu kamar wanita itu ketika terdengar jeritan dari dalam kamar.
Ternyata Leona di sana. Di dalam kamar itu. Hanya mengenakan celana dalamnya.
Edgar mematung. Rasanya ia ingin berbalik badan saat itu juga tapi entah mengapa ia hanya berdiam diri menatap Leona yang buru-buru memakai handuknya kembali.
"Edgar! Keluar!" Wanita itu mendorong Edgar keluar lalu mengunci pintu kamarnya.
Ya ampun, ia merasa malu sekali.
---
"Lain kali ketuk dulu baru masuk! Aku hampir kena serangan jantung!" kata Leona kesal.
Edgar tak menjawab. Pipi pria itu terlihat merah. Ia juga tak memfokuskan dirinya pada pancake di piring sarapannya.
"Apapun yang kamu lihat tadi, sebaiknya kamu lupakan. Anggap itu gak pernah terjadi!"
Lagi-lagi Edgar tidak menghiraukan omelan Leona. Kenapa wanita itu bersikap seperti biasa saja? Apa dia gak malu? Lagipula siapa yang bisa melupakan bayangan seindah tadi? pikir Edgar dalam hati.
"Edgar, aku serius!"
"Iya, Leona. Tenang aja, aku juga gak nafsu sama tubuh kurus kerempengmu itu," jawab Edgar lalu melahap pancake-nya.
Leona menatap Edgar dengan tatapan tak terbaca. Pria itu tengah mengunyah sarapannya dengan tenang, tanpa mengetahui seberapa menyelekit kalimatnya tadi bagi Leona.
"Hari ini jadwalku kosong, kan? Aku punya waktu luang kalau gitu," kata Edgar memecahkan keheningan di antara mereka.
"Hm," Leona membalas tanpa nada antusias.
"Aku mau mengajakmu ke The Wizarding World of Harry Potter di Universal Studios Osaka. Aku tau kamu suka banget sama Harry Potter, kan?" Edgar tersenyum manis menanti jawaban Leona.
"Hari ini? Aku gak bisa," jawab Leona melunturkan senyuman Edgar.
"Kenapa?" Dahi pria itu mengkerut kecewa.
"Aku ada meeting dengan teman lama."
Alis pria itu menurun. Jelas sekali amarahnya mulai muncul. "Siapa?"
"Ada, lah. Kamu gak bakal kenal."
---
Hell, tidak kenal, katanya? Edgar kenal pria yang tengah tertawa bersama Leona di seberang sana. Kiano Adnan Wijaya, putra tunggal salah satu pembisnis paling berpengaruh di Indonesia, Keanu Wijaya.
Sepulang dari restoran itu beberapa tahun lalu, Edgar langsung melakukan beberapa pencaharian tentang Kiano. Bahkan sampai saat ini, ia masih mengikuti kabar terbaru tentang pria itu, termasuk kepulangannya dari studi bisnisnya di Inggris. Dan Edgar tentu takkan melupakan wajah Kiano yang seringkali tertampang di sampul majalah bisnis yang biasa ia baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Mr. Rockstar
RomanceTidak semua orang tahu siapa di balik kesuksesan Red sebagai bintang yang diidolai remaja masa kini. Red yang mereka kenal adalah seorang musisi tampan berbakat yang berpacaran dengan model cantik Sherina Chester. Tak ada yang benar-benar tahu tenta...