mentari

56 19 1
                                    

Pagi-pagi sekali senja sudah bangun, ia memutuskan untuk merenggangkan otot-ototnya selama kurang lebih 10 menit. Setelah itu, ia langsung pergi untuk melakukan ritual mandinya.

Tidak butuh waktu lama, senja turun langsung menghampiri kedua orang tuanya.

"Pagi bun, pagi yah!" Sapa senja lalu menyium pipi kedua orang tuanya.

"Sekarang udah gak papa?" Tanya andi pada putrinya ini.

"Udah gapapa! Beneran yah" jawab senja sambil mengangkat satu tangan nya dan mengepalkan jari-jari nya, ia berusaha menunjukan otot nya.

Padahal tidak ada apa-apanya!

"Kau tetaplah putri kecil senja!ceroboh" alana berbicara sambil mengambilkan nasi untuk suaminya dan putrinya ini.

"Bunda jangan gitu!" Senja merajuk.

"Kita makan dulu, jangan sambil bicara! Nanti ayah antar-jemput kamu ke sekolah" andi menengahi kedua wanita di depan nya ini, apabila di biarkan bisa tidak makan-makan! batinnya.

07.00
SMA Garuda

Hari ini adalah hari senin jadi senja memutuskan untuk menunggu aurin di kelas saja, upacara akan segera di mulai! Dan sahabatnya itu belum juga terlihat.

Aurin berlari ke arah bangkunya, dengan nafas yang terengah-engah, senja bingung kali ini.

"Kau habis lari maraton?" Tanya senja.

"Tidak, huh hampir saja telat!" Gumam aurin.

"Kenapa?" Tanya senja penasaran.

"Sudahlah lebih baik kita ke lapangan sebelum guru piket datang!" Aurin menarik tangan senja, tidak lupa membawa topi nya.

Kali ini upacara berjalan dengan hikmat, dan amanat kepala sekolah pun berjalan sangat lambat. Terik matahari membanjiri keringat para siswa yang sedang menggerutu di belakang! Pasalnya barisan yang berada di depan tertutupi oleh gedung dan satu pohon, matahari semakin naik sehingga barisan yang berada di belakang tidak terhalangi apapun.

Semua siswa sedikit menghembuskan nafasnya lega, akhirnya selesai juga! pidato yang jelas-jelas tidak tahu maksudnya apa? Batin semua siswa, mungkin.

Kini aurin dan senja memutuskan untuk pergi ke kantin membeli minuman, senja melihat kearah lapangan.

Banyak sekali siswa yang dihukum hanya karena seragam yang tidak lengkap!

Senja memperhatikan satu persatu siswa yang terkena hukuman, sambil berjalan kearah kelasnya karena sudah berhasil membeli minuman dingin.

Tunggu ada satria, ada alex! Dimana bara? batin senja.

"Senja isss, lo gak dengerin gw ngomong dari tadi!" Tanya aurin yang kesal kepada senja.

Senja menggelengkan kepalanya polos, ia membekap mulut aurin agar sang empu berhenti bicara!

"Coba liat ke lapangan!" Perintah senja.

Aurin pun mengikuti arah pandang senja, dan saat yang bersamaan pula satria memandangi nya dan menyunggingkan senyum-nya.

Aurin memegangi dadanya yang sedikit sesak kekurangan oksigen, ia lalu berlari dan meninggalkan senja yang sedang bingung sendiri.

Ada apa? Batin senja, lalu menyusul aurin.

Satria yang berada di sebrang sana hanya terkekeh, apa benar gadis sekelas nya yang cerewet ini? Menyukainya.

Alex melihat itu merinding! Tidak bara, satria! Sama saja suka senyum-senyum sendiri hanya karena berpandangan dengan gadis nya.

❣️❣️❣️

Senyummu mampu mengalahkan mentari pagi
Yang cerah ini☀️

_AurinBella

Mentari Senja Untuk BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang