-Penkta-

1.4K 188 23
                                    

Serenity dan Fiore akhirnya berhasil menjauh dan pergi berteleport hingga ke sebuah danau yang belum pernah wanita itu ketahui. Ia jatuh terduduk karena masih terkejut dengan apa yang terjadi, bagaimana bisa ia ditemukan secepat itu oleh mereka bertiga.

"Nona, apa Anda baik-baik saja?"

Kedua kaki Serenity terasa lemas, tubuhnya juga sedikit bergetar karena ia hampir saja mati untuk yang kedua kalinya. Sebelum mendapatkan Black Heart ia tidak bisa melawan ketiga raja begitu saja. Meski ia bisa melarikan diri, tetapi batas kemampuannya dapat dilihat dengan jelas oleh mereka yang memiliki status tinggi dalam klan Immortal.

"Tidak, sama sekali tidak. Aku bertemu dengan ketiga bedebah itu dan beruntung aku bisa melarikan diri," jawab Serenity sembari merebahkan tubuhnya di atas rerumputan.

"Nona, Anda bisa istirahat. Aku akan berjaga di sekitar tempat ini, tetapi sebelum itu. Nona, mengapa Anda bisa berubah menjadi Iblis?"

Serenity langsung saja kembali mengubah wujudnya menjadi manusia biasa. Menekan penuh kekuatannya yang meluap dengan segel di tangannya. Wanita itu masih merebahkan diri dengan menutup kedua mata, ia hanya merasa terkejut dengan kejadian yang baru saja terjadi.

Beberapa jam telah berlalu, Serenity yang masih beristirahat, mencoba untuk tidak melanjutkan perjalanan dalam beberapa hari. Ia sudah cukup jauh berteleport, Serenity juga tidak merasakan kekuatan besar yang dapat menyerangnya di tempat itu. 

Wanita itu bangkit dan menggerakkan tangannya, seketika terbuatlah sebuah pondok yang tidak terlalu besar. Setidaknya itu akan membuatnya nyaman untuk beristirahat, meski sebenarnya ia tidak membutuhkan istirahat sama sekali.

"Aku tidak menyangka akan kedatangan tamu yang sangat luar biasa hari ini."

Serenity tidak terkejut dengan suara yang baru saja ia kenal, wanita itu menoleh dan mendapati sosok wanita cantik yang seperti peri hutan. Dryad, Serenity mengetahui sosok itu mesti ia tidak menemukannya di dalam permainan yang ia mainkan.

"Apa aku mengenalmu?" tanya Serenity tanpa merasa takut.

Sosok wanita cantik itu tertawa merdu, ia mendekat ke arah Serenity lalu membungkuk hormat.

"Nama hamba adalah Typha, pemimpin para Dryad yang tinggal di hutan ini. Tentu saja Yang Mulia belum pernah bertemu dengan hamba yang rendah ini, karena itu hamba menyapa Anda, yang Mulia Ratu," jawab sang Dryad sembari tersenyum hangat.

"Apa aku mengganggu wilayahmu?" tanya  Serenity masih dengan raut wajah yang datar tanpa senyuman.

"Tentu saja tidak, Yang Mulia. Jika Anda berkenan, Anda bisa melihat-lihat tempat tinggal kami. Anda juga bisa tinggal selama yang Anda inginkan," tawar sang Dryad.

Serenity menggelengkan kepala, ia tidak ingin membuat keributan apalagi ia tahu para Dryad dekat dengan para klan Elf. Ia tidak bisa gegabah disaat semua orang mengetahui apa yang terjadi padanya saat ini.

"Terima kasih, tetapi aku tidak membutuhkannya. Kau bisa pergi tanpa menganggu istirahatku," jawab Serenity dengan penuh kesan dingin dan angkuh.

"Maaf jika kedatangan hamba menganggu Anda, Yang Mulia," jawab Typha sambil menunduk hormat.

Serenity mengangguk dan memilih memasuki pondok itu mengabaikan para Nymph dan Sylph yang datang di belakang Typha.

"Ratu kita sangat mengagumkan, bukan?" ujar salah satu Sylph yang berterbangan di sekitar Typha.

"Beliau sangat mengagumkan, sampai aku ingin sekali bersujud di bawah kedua kakinya," jawab Typha yang sangat bersemangat.

"Kita harus menjaga Yang Mulia dari jarak jauh, jangan sampai ada yang mencoba mengusiknya," ujar sang Nymph.

OTOME GAMES : Twelve Deadly HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang