pain part2

8.4K 305 18
                                    

16 tahun kemudian...

Seorang remaja tengah menatap cermin dengan memakai baju putih abunya dan senyuman di bibir manisnya yang tak pernah luntur walaupun batin dan fisiknya sedang tidak baik.

"Devan lo harus kuat tunjukin kesemua orang kalau lo bisaa,lo ga lemah devan ,lo jangan benci sama keluarga lo,lo harus berterima kasih karna mereka telah mengangkat lo jadi anakk "ucapnya dengan sekilas senyuman ,lalu dia pun meraih sesuatu yang sangat dia benci,pil pil pait itu harus iya makan setiap saat.

Setelah selesai memakan semuanya kini devan beralih ke sebuah bingkaian poto.

"Opa kapan pulang devan kangen sama oppa ,di keluarga ini hanya opa yang sayang sama devan ,Jangan lama lama di jepangnya ya oppa devan rindu ,yaudah kalo gitu devan pamit mau sekolah biar jadi anak yang sukses dan ngebanggain keluarga ini assalamulaikum opa Cup" setelah mengecup bingkaian poto devan pun kini keluar dari dalam kamarnya

"Bunda oppa sama omma kapan pulang bella kangen sama mereka"ucap seorang gadis cantik.

"Besok opa sama omma pulang"ujar sang mama
Devan yang mendengar di atas tangga pun senang akhirnya dia bisa bertemu dengan kakeknya itu.

devan pun melewati keluarga harmonis itu dengan jalan menunduk.

"Heh anak pungut tau sopan santun dikit dong sama orang tua"ketus Arabella Wijaya tak lupa dengan tatapan sinisnya.

"Udah lah bell dia itu ga punya sopan santun dasar anak tak tau diri ,bisanya memanfaatkan oppa dengan muka yang sok polosnya itu,nyesel saya sudah mengadopsi kamu"kini sang ibu pun berbicara.

"Maaf"hanya itu yang bisa devan ucapkan

"Maaf kamu ga berguna sudah pergi sana muak saya dengan kamu,seharusnya ayah saya tak merencanakan memberi harta warisan nya kepada anda karna anda bukan siapa siapa di keluarga kami"ketus Keano Wijaya yang di nobatkan sebagai kepala keluarga.

"Maafin devan "lagi lagi devan hanya bisa berkata itu dan berlutut di bawah kaki ayah dan bundanya. Semua keluarga itu hanya berdecih.

Brukkk

Sebuah dorongan keras yang devan dapatkan dari ayahnya.

"Pergi cepat sana"ucapnya dengan nada tinggi

Dengan hati yang takut devan pun beranjak pergi dan mengambil motor ninjanya yang di berikan
Darwen sebelum iya berangkat ke jepang.

●●●●

Kini devan besekolah di SMA PELITA HARAPAN sekarang dia sudah menginjakan kakinya ke kelas 11 Mipa 2,berbeda dengan arabella sekarang dia menginjakan kakinya ke kelas 10Ips 3.

"Woy dev tungguin napa cepet amat jalan lo"teriak seorang cowo yang di nobatkan sebagai sahabat devan dari smp ,Gevan tau semua masalah sahabatnya itu terutama dia juga tau kalau devan anak pungut dari keluarga wijaya.

"Ya lo jalan lelet amat udah ke siput"kets devan

"Hmm bacot lo gini gini juga gue penah menang lomba lari"

"Iya lo menang lomba lari ter lamban ,lo balap sama kura kura juga pasti dia yang menang"

"Laknat lo"ucapnya kesal ,devan pun hanya terkekeh ,dia bersukur mempunyai sahabat seperti gevan yang selalu ada di saat dia terpuruk.

"Haha yaudah kekelas yok nanti keburu ada guru masuk"ucap devan lalu melanjutkan jalanya diikuti gevan.

"Nanti pulang sekolah mau kerumah gue dulu ga"tanya gevan di perjalanan.

"Ga ah gue ngerepotin lo terus"

"Lo mah kaya kesiapa aja ,gue tuh udah nganggap lo sebagai sodara jadi selow ae, nanti kerumah gue ya temenin makan kebetulan si bibi sekarang masak banyak bonyok gue juga gaada di rumah mereka lagi ada bisnis"

"Oke dehh"

Di dalam perjalan pun banyak kaum hawa yang memuji ketampanan mereka.

"Si kembar lewatt"

"Duhh bebep bebep akuu"

"Rahimku anget mass"

"Suami ku uwuu"

"Kenikmatan mana yang kau dustakan tuhan"

"Cuci mata gaess"

"Dua most wanted"

Dan masih banyak lagi bacotan dari ciwi ciwi, lelaki itupun tak peduli dengan semuanya mereka terus berjalan melalui koridor.

"Bell itu abang lo ya ,ganteng bener dahh sumpahh ,jadi pacar gue aja boleh ga"

"Ganteng dari mana si tukang manja ke oppa gue ,anak pungut lagi enek gue liat muka dia "celetuk arabell

"Eh lo ga boleh gitu bell"

Seperti biasa jangan lupa vote oke gaesssss.

painTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang