20. Orang yang Baik

835 135 24
                                    

"Ada apa, A?" tanya So Hyeon setelah meiihat Lyra kembali dengan mata yang basah. "Kenapa Kak Lyra sampai menangis?"

Arnand menggeleng. Ia menepuk pundak Ji Sung, lalu berkata, "Ayo pergi."

Menyadari situasi bukan saatnya untuk bertanya, Ji Sung langsung bergegas menuju mobil. Ia bahkan lupa mengucapkan salam pada So Hyeon.

Saat Arnand sudah ada di dalam mobil, ia turun kembali.

"Katakan pada Lyra. Aku minta maaf kalau apa yang dia dengar menyakiti hatinya. Tapi, aku tidak menyesal mengatakannya."

So Hyeon yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi ingin bertanya Tetapi, Arnand langsung berbalik dan kembali ke mobil.

Setelah Ji Sung dan Arnand pergi, So Hyeon bergegas kembali ke rumah. Ia bergegas menuju kamar Lyra. Tanpa mengetuk pintu, ia langsung masuk.

"Kenapa? Ada apa antara Kakak dan Aa Arnand?" tanyanya pada Lyra yang tidur menghadap dinding.

"Bukan urusanmu! Pergi dari sini!"

So Hyeon mengangguk. "Baik. Aku cuma mau menyampaikan pesan Aa Arnand. Dia minta maaf kalau yang dikatakannya menyakiti hati Kakak. Tapi, dia tidak menyesal mengatakan itu."

Lyra tidak menjawab. Gadis itu tetap memunggungi So Hyeon.

Untuk beberapa saat, So Hyeon bergeming. Ia menunggu Lyra berubah pikiran. Namun, gadis yang ditatap sama sekali tidak berubah arah.

Daripada menunggu Lyra, So Hyeon memutuskan ke kamarnya setelah memasukkan kue buatan Arnand ke kulkas. Buru-buru ia merebahkan tubuh di tempat tidur. Diambilnya ponsel dari saku, lalu mencari nomor Ji Sung.

"Oppa, sudah sampai rumah?"

Terdengar suara tawa di ujung gawai. "Kamu kira aku punya kekuatan super sampai bisa menempuh jarak 30 kilometer hanya dalam 5 menit? Kenapa? Kamu penasaran apa yang terjadi antara Arnand Hyung dan Lyra Noona?"

"Yak!" So Hyeon sontak duduk mendengar rentetan pertanyaan Ji Sung. "Aku yang mau bertanya, kenapa malah Oppa yang banyak bertanya?"

Suara tawa kembali terdengar.

"So Hyeon-ah, kalau kamu penasaran, langsung tanya pada Arnand Hyung. Kamu tahu? Aku juga sama penasarannya denganmu. Tadi di mobil Arnand Hyung hanya diam saja."

"Apa Oppa sudah tanya?"

"Iya. Tapi, dia cuma menatapku."

Pembicaraan mereka pun berlanjut. Keduanya terus membicarakan bagaimana perubahan Arnand beberapa hari terakhir. So Hyeon berulang kali mengucap hamdalah saat mendengar bagaimana antusias Arnand belajar membuat kue dan melayani pembeli di toko. Ia tidak menyangka pemuda yang sangat ditakutinya saat pertama kali bertemu bisa tertarik pada kue.

***

Di pagi hari, sebelum berangkat ke toko, So Hyeon menunggu Arnand di depan rumah Om Heru. Ia sama sekali tidak bisa tidur nyenyak setelah melihat apa yang terjadi pada Lyra semalam. Bukan ia ingin mencampuri urusan orang lain, melainkan hanya untuk memperbaiki apa yang salah. Ia ingin membuat Lyra nyaman tinggal di Korea dan melupakan semua penderitaan selama tinggal di Jakarta.

"So Hyeon?"

Mendengar suara Arnand, So Hyeon berbalik. Bola matanya langsung melebar ketika melihat pakaian yang dikenakan pria di depannya. Pakaian itu adalah seragam karyawan toko kue Ji Sung.

"Wah, Aa sangat keren memakai seragam itu."

Arnand menggeleng. "Aku tahu kamu datang ke sini bukan khusus untuk memujiku memakai ini. Katakan, ada apa?"

Semusim di SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang