13. Tidak biasa

132K 12.1K 1.7K
                                    

Perkataan lo, buat gue nggak yakin bisa pergi dengan tenang.

****

"Lepas!"

"Tangan gue sakit, bego!"

Bella berusaha menyeimbangi langkah panjangnya Arkan. Kakinya yang belum pulih total terpaksa melangkah cepat. Sedangkan cowok yang sejak tadi menarik tangannya, hanya diam tanpa berkata apapun.

"Lo ngapain bawa gue ke rooftop?" tanya Bella bingung. Ia meneliti keadaan sekitar, takut ada orang yang melihat mereka berduaan di tempat sepi seperti ini.

"Jadi pacar gue."

"Apa?" jawab Bella dengan cepat. Namun tak lama dia tertawa keras.

"Lo pernah mikir sebelum ngomong?" perkataan Bella membuat Arkan berdecih.

"Gue nggak kayak lo yang nggak pernah mikir," sinis Arkan.

"Heh! Gue itu tau lo lagi nurutin permintaan cewek manja itu, jadi sekarang, berhenti buat pura-pura. Lo sama gue itu nggak pantes."

"Gue nggak lagi nurutin permintaan dia, asal lo tau,"

Bella kembali tertawa sinis. Ia bersedekap. Lalu memutar tubuh ke depan. Menatap langit siang yang cerah.

"Nggak perlu bohong. Hati gue kebal. Jadi nggak ngerasa sakit."

"Gue cuma mau berusaha buat suka sama lo. Salah?" Arkan berkata dengan nada datar dan tanpa ekspresi. Itu yang membuat Bella kembali tertawa, dia benar-benar takjub dengan kebohongan Arkan. Dia pikir Arkan bukan tipe orang yang suka berbohong. Tapi ternyata dia salah.

"Salah besar." kata Bella. Dia berbalik berhadapan dengan Arkan. "Jangan bohongin perasaan lo. Kalau lo mau buktiin seberapa besar cinta lo ke dia. Bukan kayak gini caranya. Hati itu bukan mainan."

"Lo masih yakin gue bohong?" Arkan tersenyum miring. Ia menatap dalam kedua bola mata milik Bella. Lalu tanpa aba-aba langsung mengecup singkat dahi gadis itu.

"Itu sebagai tanda kalo kita resmi jadian. Bukan pacaran pura-pura. Dan mulai sekarang, lo milik gue. Ngerti?"

Bella membeku di tempat. Dia berulang kali mengedipkan mata. Dan tampak tidak bernapas saat Arkan mengacak rambutnya, lalu berlalu pergi dari sana.

"Gila." gumam Bella tanpa suara.

"Dia bener-bener gila."

****

Jam pulang baru saja berbunyi. Dan Bella untuk pertama kali dalam hidupnya tetap berada di kelas, di saat murid lain sudah berhamburan keluar.

"Bell, lo ngapain?" tanya Merza yang sudah bersiap ingin keluar kelas.

"Nggak ada."

"Terus ngapain diem aja? Yuk pulang," ajak Merza.

"Lo duluan aja."

Mendengar jawaban Bella. Merza lantas menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. "Lo sakit?" tanyanya khawatir.

Bella menggeleng kuat.

"Ntar, siapapun yang nyari gue. Bilang gue udah pulang. Oke?"

Merza mengangguk pelan. "Lo aneh banget. Yaudah deh, gue duluan. Lo jangan lama-lama di kelas. Lo nggak sendiri soalnya," kata Merza lalu langsung ngacir keluar kelas sebelum Bella berteriak padanya.

"Gue nggak takut kali," balas Bella santai. Namun itu hanya bertahan beberapa detik, sebelum Bella berlari secepat kilat.

****

Miserable [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang