Detik terasa begitu cepat, senja sudah ingin melahap matahari dengan rakus. 17:28, di jam sibuk pulang kerja seperti ini Jonah masih terduduk dalam lamunan nya menunggu suatu yang tak tau kapan datang nya.
Tiinnn...
"Mas Jonas Syarifudin?" Laki-laki berbaju hijau lengkap dengan sepatu dan helm berwarna senada memberhentikan kendaraan nya di depan Jonah.
"Jonah Pak." Lagi-lagi Jonas.
"Maap Mas, H nya ketutup S." Laki-laki itu menyodorkan satu buah helm hijau muda pada Jonah.
"Iya pak, btw ini pak Luke Hemmings?" Jonah mengoreksi kembali seraya mengambil dan memakai helm itu.
"Yoi, btw panggil Luke aja jangan bapak soalnya gak semua driver ojol bapak-bapak. Ya kaya saya ini." Jonah sedikit tertawa mendengar hal itu. Benar sih driver Budayy-Jek yang satu ini kelihatan bule dan cukup muda.
Di jalan Luke cukup asik dan lucu bagi Jonah, baru kali ini ia mendapat driver tidak kaku seperti biasanya. Di tambah lagi wajah nya tidak bosan di pandang, jujur walau Jonah laki-laki tulen ia tak keberatan jika mengatakan bahwa Luke ini cukup tampan. *ehekkk.
"Mas Jo, perasaan saya liatin muka nya murung." Luke sadar wajah penumpang nya ini kelihatan murung.
"Biasa, masalah kerjaan."
"Syukuri aja mas, semua kerjaan gak ada yang enak. Yang penting mau bersyukur dan jalani apa adanya saya yakin kerjaan itu jadi mudah." Jonah sadar, ia adalah manusya yang jarang bersyukur. Makanya Jo jadi orang itu kudu bersyukur biar gak makan azab mulu.
"Euh, iya mas." Detik berikutnya senyap, untung saja ini sudah dekat rumah yang ia tuju.
"Nahh sampe mas." Luke berhenti dengan mulus tepat di depan gerbang hitam dan besar.
"Makasih ye Luke, btw gw kasih bintang 5 nih karena lu baik sama penumpang." Jonah menepuk pundak Luke dengan pelan.
"Wih makasih mas, btw rumah mas Jonah keren juga arstitekturnya." Setelah mengatakan itu Luke langsung berlalu pergi.
Ralat, ini rumah Daniel.
Jonah sudah lama tidak berkumpul dengan anak Dugong lain nya. Rindu sih, tapi tertutup kata sibuk.
Dengan perlahan ia membuka gerbang itu dan langsung mengarah ke pintu utama. Dengan bar-bar ia menekan tombol bel berulang-ulang kali.
Ting tong ting tong ting tong ting tong ting tong...
"Woiii Saepi! Buka!" Yatuhan Jo gak sadar diri banget si lu. Maghrib-maghrib gedor rumah orang udah kaya monyet lepas minta makan.
Akhirnya setelah penantian lama sekitar 2 detik pintu utama itu terbuka dengan seonggok manusia yang memakai baju sapi.
"Jo? Kutil ayam! Maghrib-maghrib buta lu gedor rumah gue kaya gak ada rumah lain yang bisa lu barbar in pas jam segini." Daniel dengan wajah merah nya masih memegang satu potong roti di tangannya.
"Bodo, gue cuma mau nyusahin lu doang kok Niel." Jonah langsung berlalu ke dalam rumah Daniel.
"Doang?"
"Iye Saepi."
"Kenapa sih?"
"Gue mau curhat."
"Kalo curhat jangan sama gue, sama mamah Didi sana."
"Mamah Dedeh kali?"
"Mamah Dedeh kejauhan, yang deket mamah Didi."
"Ye canda ae katak kaki lima."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS JONAH | Jonah Marais
RomanceMohon maaf, misi om, tante, kakak, kakek, nenek, cabe-cabe an. Cuma mau kasih tau kok ini lapak... [SEQUEL OF DUGONG TAMPAN] Ya Allah, apa dosa Jonah sampai-sampai mau di nikahin sama anak gorila, Eh! Anak keluarga Dahl yang bener. Entah datang dari...