Thankyou for reading
Sorry for typo (s)
___________
GUBRAKKK!
Pintu ruang kerja Mew terbuka dengan kasar lalu menampilkan Gulf yang menatap Mew dengan nyalang seperti kesetanan. Mew yang kebingungan sesegera mungkin beranjak dari duduknya untuk menghampiri sang pasangan hidup untuk mencegahnya semakin mengamuk.
Mew berfikir, dirinya tidak lupa menitipkan uang jajan Gulf pada Sa sebelum dia pergi bekerja. Mew juga tidak lupa kewajibannya mencium Gulf dan mengucapkan cinta pada Gulf pagi ini. Lalu kenapa Gulf terlihat sangat marah?
"P Mew Daddy!"
"Ada apa Gulf? Apa Gulf belum makan siang?" Mew bertanya sambil membuka kedua tangannya lebar dan memegang bahu Gulf.
"P Mew, Sean tidak pulang P Mew!" Jawab Gulf panik.
"Kenapa tidak pulang?" Tanya Mew lembut dan sebisa mungkin menenangkan Gulf.
"Dia menginap di rumah Nat katanya. Tapi siapa itu Nat, P Mew? Dimana rumahnya? Dia siapa?" Gulf begitu gaduh dan melepaskan diri dari tangan Mew yang menahan bahunya kemudian berjalan kesana kemari tidak jelas.
"Dia bersama Nat jadi apa yang Gulf khawatirkan?" Mew kembali bertanya.
"P Mew, Sean berkata mengerjakan PR P Mew!" Jawab Gulf histeris.
Mew berjalan di belakang Gulf mengikuti Gulf yang mondar-mandir, jawaban Gulf terdengar aneh membuat Mew berfikir keras. Apa yang Gulf khawatirkan dengan mengerjakan PR bersama? Kemudia Mew menghentikan langkahnya saat tidak kunjung menemukan jawaban atas kejanggalan jawaban Gulf. "Apa salahnya mengerjakan PR bersama Nat, sayang?" Mew bertanya.
"Ya ampun?! P Mewwww... jadi P Mew nggak tahu?!" Gulf membelalak dengan mulut menganga, ekspresi drama nya begitu kentara.
"Apa?" Mew bertanya menyerah.
"P Mew, apa P Mew belum pernah muda? asal P Mew tahu, ketika seorang anak mulai berpamitan menginap dengan alasan ada PR itu artinya mereka sedang menikmati dunia malam. Bagaimana jika Sean ke diskotik? Mabuk? Jajan wanita? Mencari uang saku tambahan dengan menjadi adik gula. Bagaimana P Mew? Apa P Mew nggak berfikir itu?" Berondong Gulf.
Mew melongo. "Aooh. Gulf sangat berpengalaman sepertinya hehe," jawab Mew menyengir.
"Mari pergi. Kita harus mencari rumah Nat sampai ketemu!" Ajakan Gulf mutlak tidak bisa ditolak. Gulf membawa suaminya itu pergi meninggalkan ruang kerja.
Aktifitas karyawan di bilik-bilik meja kubikel depan ruang kerja Mew mendadak beku. Nampaknya pemandangan Mew yang diboyong paksa oleh Gulf lebih menarik disimak daripada setumpuk berkas mereka.
"Mew, Gulf kemana kalian akan pergi?! Mew bagaimana dengan laporan statistiknya, Mew?!" Hiter berlari tergopoh dengan setumpuk berkas dipelukannya namun sayangnya Mew dan Gulf sudah terlanjur berjalan jauh. "Aisshh! Payah! Hey, apa yang terjadi pada Romeo dan juliet itu?" Hiter bertanya pada beberapa karyawan yang masih urung melepaskan pandangan dari pintu tempat Mew dan Gulf keluar.
"Mungkin tuan Gulf menemukan pesan mesra dari seseorang kemudian Tuan Suppasit diseret pulang untuk menerima hukumannya," jawab laki-laki berponi dengan kacamata tebal. Jawaban polos laki-laki itu membuat Hiter memutar bola mata bosan.
"Sebaiknya kamu harus mematikan televisi di jam 6 sore. Drama di tv berpengaruh buruk pada imajinasimu," kesal Hiter kemudian berjalan pergi kembali ke ruang kerjanya.
***
"Nah, Top mendapatkan nomor telfon rumah Nat," Mew memberi laporan pada Gulf setelah sekian menit berputar-putar tidak jelas menyusuri jalanan komplek satu perumahan ke perumahan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa (Sequel Daddy & Papa)
FanfictionSean kini tumbuh dewasa Pada akhirnya apa yang Gulf khawatirkan terjadi. FINISH : 10 AGUSTUS 2018 REMAKE MG version : 15 Maret 2020