5

8.8K 735 49
                                    

Thankyou for reading
Sorry for typo (s)
_______________

"Baiklah kalau Sean sudah tidur. Mimpi indah sayang. I love you." Suara Gulf meskipun pelan namun bisa Sean dengar dengan jelas.

"..."

Merasa tidak mendapat jawaban Gulf membuang nafas berat kemudian membawa dirinya pergi dari depan kamar Sean.

CEKLEK

Hanya dalam hitungan detik sejak Gulf melangkah perlahan tubuh Gulf menghangat saat seseorang yang sama tinggi dengannya memeluk bahunya dari belakang.
"Selamat malam Papa. Mimpi indah, na? I love you," ujar Sean renyah. Sean masih memeluk Gulf erat membuat Gulf merasa lega. Gulf berbalik pada Sean saat Sean melepaskan pelukannya. Dengan mata berbinar Gulf melihat pada kecintaannya yang tersenyum lebar menampakkan gigi yang berderet rapi.

"Lihat apa yang Papa buat? Wah susu coklat!" Sean meminta segelas susu coklat yang Gulf bawa lalu meneguknya hingga habis. "Air susu Papa yang terbaik!" Kekeh Sean lalu memyerahkan gelas yang telah kosong pada Gulf.

"Sean," panggil Gulf pelan. Nampaknya Gulf tidak terlarut dengan guyonan Sean. Sean berhenti tertawa lalu melihat pada Gulf getir.

"Hmm?" Sahut Sean. Bisa Sean lihat sorot mata sendu Gulf yang kini berubah berkaca-kaca. "Kenapa Papa sedih?" Tanya Sean sambil menangkup wajah Gulf.

"Terimakasih sudah minum susunya," jawab Gulf berat. Sean mengangguk.

"Uhm. Sean akan selalu minum susu seperti kata Papa."

Gulf tersenyum tipis. "Sean..." panggil Gulf lagi.

Satu alis sean terangkat. Dia menunggu apa yang akan Papanya katakan sekarang. "Apa Sean mencintai Papa hari ini?" Tanya Gulf berat. Entah kenpa yang Sean rasakan saat ini hatinya bagai terkoyak saat Gulf bertanya demikian. Mungkinkah Sean merasa menyesal karena berbohong pada Gulf tentang perginya kemarin?

Sean menatap dalam sepasang mata Gulf yang berkilau. Rasanya semakin sakit saat Sean melihat sorot teduh itu. "Sean mencintai Papa dan Daddy. Kemarin, hari ini dan besok dan besoknya lagi dan seterusnya," jawab Sean lalu memeluk Gulf lagi. Gulf meneteskan air matanya sesaat mendengar jawaban Sean.

"Apa Papa menangis? Kenapa?" Tanya Sean khawatir lalu segera menghapus air mata di pipi Gulf dengan ibu jarinya.

"Papa berfikir Sean sudah tidak mencintai Papa," jawab Gulf parau.

"Itu tidak akan terjadi Papa," jawab Sean lalu memeluk Gulf sekali lagi.

"Ah apa-apaan ini?! Kalian mengucapkan selamat malam tanpa Daddy?!" Protes Mew yang sudah berdiri di belakang Gulf. Mew terlihat berkacak pinggang dengan raut kesal.

"Belum terlambat P Mew!" Jawab Gulf.

"Uhm benar. Selamat malam Sean, mimpi indah kapten," ujar Mew yang kini memeluk Gulf dan sean bersamaan.

"Selamat malam Daddy. Mimpi indah. I love you Daddy," ujar Sean.

"I love you kapten Sean!" Jawab Mew semangat.

"Sudah cukup! Kita harus segera tidur, besok pagi kita yoga! Okay?!" Ujar Gulf sambil melepaskan diri dari pelukan 2 laki-laki tercintanya.

"Oh tidak. Demi dewa, Gulf..." protes Mew.

"Papa, Sean lelah, Papa tolong pengertiannya!" Sean ikut protes.

"Kita akan yoga besok pagi. Gulf akan menulis di papan pengumuman maid untuk berkumpul yoga besok pagi," ujar Gulf seraya berlalu pergi.

Papa (Sequel Daddy & Papa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang