6

8.5K 802 78
                                    

Thankyou for reading
Sorry for typos
___________________





Tiga jam menempuh perjalanan akhirnya vw combi merah yang dikemudi Golf tiba di pantai Hua Hin. Earn berjalan tergopoh dengan tas gunung di punggungnya yang berisikan tenda, Nat dengan ransel berisikan bahan makanan sementara Sean berjalan santai paling belakang. Rupanya camping ini diikuti oleh beberapa senior seperti genk Ake dan Lyli bersama beberapa temannya. Sean berjalan santai di belakang dan saat itu juga dirinya menjadi pusat perhatian yang lain.

Jika teman Sean yang lain membawa keperluan untuk mereka selama camping maka tidak begitu dengan Sean. Dia hanya membawa gitar kesayangannya dan tas hitam berisi pakaian seperlunya tanpa selimut tanpa pakaian hangat padahal jika musim hujan seperti saat ini cuaca akan sangat dingin. Sean berfikir dia bisa meminta Nat atau siapaun berbagi selimut dengannya.

Ake masih urung melepaskan pandangannya dari Sean membuat sampai Lyli datang pada Sean dan menggandeng Sean untuk berjalan bersama menuju pesisir. Ake yang sejak awal hanya memandang dingin pada Sean kini semakin menajamkan pandangannya membuat Sean merasa ada yang memperhatikannya. Saat sadar jika itu adalah Ake dengan segera Sean mempercepat jalannya merasa tidak nyaman dengan tatapan Ake yang selalu terlihat dingin dan selalu mengawasi Sean. Sean tidak ingin memiliki masalah dengan siapapun di sekolahnya. Apakah Ake cemburu Lyli dekat dengan Sean atau apa? Sean tidak mengerti.

Entahlah. Tidak perlu terlalu difikirkan.
Sean berbicara dengan dirinya sendiri.

Malam pertama camping pun tiba. Apa yang ada dalam rencana mereka malam ini adalah menikmati barberque di pantai sambil benyanyi diiringi petikan gitar yang Sean mainkan tapi sayangnya itu hanya ekspetasi semata. Sejak matahari membenam hujan turun deras di wilayah tersebut. Sayang sekali malam ini mereka tidak bisa bermalam di tenda tapi itu bukan masalah, mereka bisa menyewa penginapan di pesisir Hua Hin. Sean dan teman-temanya mendapat penginapan yang cukup dekat dengan pantai dan dari kamar itu mereka bisa melihat gemerlap lampu cafe dan penginapan di sekitarnya.

Mau tidak mau malam ini mereka semua hanya bisa menikmati waktu berkumpul di resto hotel. Resto itu berada di dekat pesisir pantai dan cukup luas tanpa dinding hanya dengan beberapa pilar penyangga yang dihiasi tumbuhan merambat buatan dan atap putih yang melindungi tempat itu dari terik matahari saat siang dan saat hujan seperti ini. Sepertinya resto memang di desain demikian agar pengunjung bisa langsung melihat panorama pantai di depannya saat hari cerah.

Gemricik air hujan di sekitar resto, suara deburan ombak yang tidak nampak karena hari sudah gelap dan suara petikan gitar Sean menjadi kombinasi yang indah untuk bercerita tentang kisah klasik masing-masing. Sesekali terdengar beberapa orang bernyanyi mengikuti musik yang Sean mainkan lalu suara berganti riuh rendah cengkrama. Suasana begitu ramai disana, semua terlarut dalam gembira. Sean bahkan melupakan mengaktifkan ponselnya dan mengirim pesan pada Gulf hingga sekarang. Sean juga lupa mengucapkan selamat malam pada Daddy dan Papanya. Sean terlalu terlarut dengan suasana hangat malam ini.

"SEAN!!" Suara itu berhasil membuat perhatian hampir semua orang yang berada di resto itu tertuju pada si pemilik suara. Laki-laki yang berdiri di undakan resto dengan jas hujan basah itu adalah si pemilik suara. Laki-laki dewasa lain berdiri di dekatnya dan masih menatap ke arah Sean khawatir.

Seketika suasana di resto menjadi sunyi.

Gulf, laki-laki itu menanggalkan jas hujannya dan berjalan ke arah Sean yang duduk bergerombol dengan temannya. Langkah Gulf bagai gerak slowmotion saat berjalan ke arah Sean sementara Sean hanya terdiam bingung, dia cukup terkejut dengan kedatangan Daddy dan Papanya yang tiba-tiba padahal mereka seharusnya berada di Chiang Mai.

Papa (Sequel Daddy & Papa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang