Thankyou for reading sayang
Sorry for typo (s)
-----
"Selamat pagi Daddy, selamat pagi Papa, selamat pagi Kakek-Nenek!" Sean menyerukan suara penuh suka citanya saat baru bergabung di meja makan.
"Selamat pagi Sean," jawab yang lain bergantian.
"Wah sekarang Sean sudah menjadi anak SMA. Sean sudah bisa pergi ke sekolah sendiri tidak perlu Papa menemani Sean ke sekolah terus menerus," ujar Ibu Jong.
"Yeah itu benar nenek," jawab Sean semangat.
"Ah, tidak bisa Ibu. Sean belum memiliki surat ijin mengemudi usianya baru saja 15tahun dan itu tidak masalah Gulf mengantar Sean ke sekolah dan menjemputnya setiap hari," ujar Gulf sambil melirik sekilas pada Sean membuat Sean memanyunkan bibirnya.
"Apa bocah itu lupa saat dia SMA sering membawa kabur mobil Papa untuk pergi ke sekolah padahal tidak memiliki SIM," Nyonya Han berbicara pada Tuan Pat namun suaranya bisa didengar yang lain membuat Mew menutup mulutnya menahan tawa.
"Uhm, benar," jawab Tuan Pat setuju.
"Dan satu lagi Sean, jaman dulu dengan jaman sekarang itu berbeda! Sekarang ini kendaraan di jalan semakin banyak dan itu bahaya. Benar kan P Mew?" Mew yang disebut namanya lalu berhenti terkikik, menegakkan duduknya dan mengangguk terpaksa.
Baiklah, Gulf memenangkan perdebatan lagi.
.
.
Sean berjalan ringan menyusuri trotoar setelah turun dari mobil Gulf. Beberapa gadis berseragam sama dengan Sean yang sedang di sekitar halte memandang Sean kagum kemudian saling berbisik.
TIINNN TIIINNN
Sean menoleh pada mobil yang berjalan melambat disisinya. Kaca jendela mobil itu terbuka dan menampilkan sosok Papa nya yang ternyata masih ada di sekitarnya.
"Sean ingat tujuan Sean ke sekolah untuk belajar. Okay?" Gulf memberikan imbauannya pada sang putra. Sean menjawab dengan anggukan.
"Sudah membawa bekalnya kan?" Sean mengangguk lagi sebagai jawaban.
"Sudah membawa permen karet?"
"Huh? Untuk apa Pa?" Tanya Sean bingung.
"Saat Sean bosan dikelas makan permen karet saja!"
"Aoh. Baiklah sean akan membeli di kantin," jawab Sean yang masih berjalan ringan dengan mobil Gulf yang masih melaju melambat di dekatnya.
"Sudah membawa semprotan merica?" Gulf bertanya lagi.
"Untuk apa lagi Pa?" Tanya Sean semakin tidak mengerti.
"Sean bisa menyemprotkannya ke arah mata wanita-wanita yang melihat pada Sean sampai tidak berkedip itu!" Jawab Gulf kesal.
Sean tertawa renyah mendengar Gulf mengomel. Gulf memang sangat pencemburu jika ada kaitannya dengan Daddy dan Sean. Ya itulah Gulf nya Pak Suppasit. Gulf tersayang Pak Suppasit dan Sean.
Sean POV
Papa dan Daddy berkata jika masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan. Benarkah? Entahlah mari kita buktikan.
Sebulan menjadi murid di sekolah ini tidak jauh berbeda dengan sekolah ku sebelumnya. Sekolah ini memiliki taman di dekat kantin --tempat murid-murid berpacaran tentunya, kamar mandi dengan aroma rokok yang menyengat, lapangan basket, kolam renang dan studio musik untuk anak-anak club musik. Aku belum menemukan apa yang menyenangkan sejauh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa (Sequel Daddy & Papa)
Hayran KurguSean kini tumbuh dewasa Pada akhirnya apa yang Gulf khawatirkan terjadi. FINISH : 10 AGUSTUS 2018 REMAKE MG version : 15 Maret 2020