A/n. Sayang, kita hampir tiba di chapter finale nih hehe
Kenapa burete ngebut bgt cma beberapa hari aja update chapter demi chapter book Papa itu krn hri ini trakhir burete cuti dan besok kembali on duty lagi dan bisa dipastikan jangankan update book yah burete ngga punya banyak waktu sekedar liat notif
Aniway terimakasih banyak krn kalian support buku Daddy & Papa, buku Papa dan coming soon buku Seanshine. Baca komentar kalian membuat burete tmbah semangat dan tambah cinta banyak banyak sama kalian. Terimakasih banyak.
Jangan lupa jaga kesehatan yah! ❤❤
______________Suara parau Ake akhirnya berhenti. Ake sudah menyelesaikan ucapannya dengan sangat sempurna. Pemuda yang lebih tinggi dari Sean itu menarik tangannya dari Sean dan sekali lagi menghempaskan Sean ke dinding sebelum dia berjalan pergi meninggalkan Sean.
Kini tubuh Sean merosot dan terduduk lemah di lantai koridor yang dingin. Sean menangis tanpa suara. Sean menenggelamkan wajahnya dibalik lipatan kedua tangannya.
"Sean!"
"Khrub, Pa?"
"Jangan lupa mencintai Daddy dan Mommy Ann hari ini!"
"Dan mencintai Papa juga kan?"
"Tentu saja!" Laki-laki yang berada di balik kaca mobil mengulas senyum simpul pada Sean yang berjalan ringan memasuki area sekolah. "Cepat masuk ke kelasmu, Sean!"
"Sean lupa mencintai Papa kemarin... maaf..." Sean terisak sendiri.
××
Petang itu, sekembalinya Sean ke rumah, remaja yang masih mengenakan sekolahnya itu berlari tergopoh menaiki undakan kayu anak tangga loteng. Tiba di loteng Sean melihat ke sekitar. Cukup lama Sean terpukau pada kelap-kelip lampu dunia malam hingga melupakan gemerlap lampu bangunan di sekitar rumahnya dan ratusan bintang yang menyebar di atas langit saat ini tidak kalah indah dilihat dari tempat itu.Nafas Sean terengah karena terus berlari. Di loteng itu, Sean melihat pada beberapa ember cucian yang ada di dekat kursi kayu. Sean seperti melihat dirinya duduk di atas ember dengan pemuda duduk di kursi sampingnya. Keduanya melihat pada langit lepas kemudian saling menoleh dan kembali bercerita.
Sean merasakan tulang-tulang dikakinya semakin lemas. Dia kini terduduk dan menangis dalam diamnya. Kepala Sean terangkat melihat pada langit lepas. Disana bintang menghiasi langit seperti malam-malam sebelumnya saat dia dan Gulf duduk bersama di tempat ini.
Sebuah benda berkilau menarik perhatian Sean. Mata Sean menyipit mencoba mengenali benda yang tergantung di seutas tali gantungan pakaian. Sean beranjak dan berjalan ke arah tali jemuran pakaian itu untuk mengambil botol bening yang menarik perhatiannya. Bisa Sean lihat warna botol mulai kusam, mungkin cukup lama botol itu terpapar matahari disana. Mata Sean semakin meneliti, Sean melihat sebuah gulungan kertas di dalamnya. Rasa penasaran Sean membuatnya membuka penutup botol untuk melihat pada kertas di dalam botol itu.
Perlahan mata Sean bergerak melihat sekilas rentetan tulisan pada kertas itu dan pandangan Sean kembali mengabur saat air matanya kembali menggenangi pelupuk sepasang mata kecil Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa (Sequel Daddy & Papa)
Fiksi PenggemarSean kini tumbuh dewasa Pada akhirnya apa yang Gulf khawatirkan terjadi. FINISH : 10 AGUSTUS 2018 REMAKE MG version : 15 Maret 2020