Bab 13

24 2 0
                                    

Kami sudah berjam-jam di perpustakaan. Dan jam pun sudah menuntukan jam 2 sore. Kami pun memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.

Dan satu persatu kami pulang. Tapi disini tinggal gw saja. Gw masih menunggu dijemput ayah. Tapi awan menunjuk bahwa segera diturunkan  hujan. Tak lama kemudian benar yang kuduga. Pasti akan turun hujan.
Gw menunggu di halte sekolah. Sambil menunggu dijemput Ayah , gw main hujan yanh turun dari langit. Gw memang suka sekali dengan hujan. Saat hujan seketika gw merasa bahagia. Gw menikati hujan yang turun dari langit.

Saat gw lagi main hujan. Tiba-tiba ada seseorang yang duduk disebelah gw. Gw sontak melihatnya. Dan dia adalah Kak Bima! Dan kaki gw lemes dan jantung gw berdebar kencang
Deg..deg..deg..

Tapi gw harus keliatan biasa saja saat ada dia. Dan gw tetep main air yang turun dari langit. Dan tiba-tiba ada seseorang yanh menyaut.

"Suka main hujan ? Kek anak kecil aja"

Dan gw mencari asal suaranya. Dan ternyata itu suara Kak Bima.

"Emang kenapa kalau gw suka hujan"

"Ga papa si"

Dia jawab sambil baca buku. Jadi dia ngajak ngomong tapi mukanya hadep buku mulu. Dan yang dibaca tetep dari dulu tentang sejarah.
Dan gw pun tanya ke dia.

"Dan kak Bima kenapa suka baca buku"

"hobi aja"
Dia ga liat gw apa gimana gitu. Dia tetep fokus sama bukunya.

"Ya udah sama dong gw juga hobi main hujan-hujan an"

"Ha hobi ? Emang apa manfaatnya"
Dan dia tetep ga ngeliat gw.

"Manfaatnya ya biar hati kita seneng dan juga bisa pikiran kita jadi tenang."

"Ha. Kata siapa"

"Kata gw"

"Emang iya ?"

"Iya lah"

Dan dia nggak jawab lagi. Mungkin dia ga ada jawabannya. Dan kita diem-diem an. Dan gw tetep main air.
Dan dia juga masih baca bukunya.

Dan dia melihat ku saat main air.
Dan gw pun ngeliat balik. Sambil berkata ,

"Ngapain ngeliatin gw ?"

Dan dia gak jawab. Dia langsung kembali membaca buku.

Hujan nya semakin deras. Dan hawanya juga mulai terasa dingin. Gw pun berkata pelan.

"Haduh dingin banget"

Dan ada seorang menyaut

"Katanya suka hujan. Tapi cuma gini doang kedinginan"

Denger aja ni orang.

"Ya ga mungkin juga gw main hujan-hujanan berjam-jam"

Dan dia hanya diem aja. Tangan gw ku gosok-gosok agar lebih hangat. Dan biasanya gw bawa jaket. Tetapi hari ini gw lupa bawa jaketnya.

Dan gw tetep menggosok-gosok an telapak tangan gw.

"Dinggin banget"
Berkata pelan. Tapi dia tetep denger juga.

"Masih ingin main-main hujan-hujanan nya "

Hari ini gw hanya diem. Dan gw ga mau debat. Biasannya kalau gw bener-bener lagi pingin debat. Ya akan debat terus ga akan pernah selesai.

Dia melepaskan jaketnya dari tubuhnya. Dan memberikan kepadaku. Dan memakaikannya kepadaku. Dan disitu gw hanya bengong , kaget , dan seneng.

"Nih pakek dulu jaket gw"

Dan situ gw masih bingung.

"Dan lo pakek apa?"

"Gampang gw udah terbiasa kalau kedinginan"

"Ini beneran?"

"Iya la masak boong"

Dan dia ngelanjutin baca bukunya.

Gw bingung , seneng , dan kaget ternyata cowok kayak dia yang nyebelin , cuek , dingin , dan segala macem. Tapi dia tetep baik dan perhatian sama temennya.

Dan saat itu gw tetep senyum-senyum sendiri. Lagu ga lama kemudian mobil berwana silver membunyikan klakson nya. Dan ternya itu ayah. Dan gw langsung beranjak dari duduk gw.
Terus gw tanya ke dia.

"Terus kak , kaka pulang nya naik apa ?"

"Nungguin hujannya berhenti"

"Kan ini deras banget kak , pasti lama berhentinya"

"Ga papa rumah gw deket kok"

"Ga mau bareng ?"

"Ga ah makasih, kita kan baru kenal."

"Tapi kak bima kan udah kenal aku"

"Enggak gw ga kenal lo"

"La ini jaket"

"Ya ga papa lo kan ikut eskul basket jadi gw tau lo"

"Jadi kan kak..."

Tiba-tiba ada yang menyaut perkataan gw.

"Ssstttt. Udah sana orang tua lo nungguin itu"

"Ya udah kak , gw balik dulu ya. Assalamuallaikum"

"Iya wallaikumsallam"

Gw pun masuk mobil. Tapi kak bima nggak ngeliat gw. Malah baca bukunya. Haduh tau ah sama orang itu. Aneh banget.

Dan orang disebelah gw tiba-tiba tanya ke gw.

"Itu siapa kak ? Pacar , temen"

"Apa si yah , itu kakak kelas aku"
Kalau gw ngomong sama ayah atau sama yang lebih tua dari umur gw. Gw ga berani bilang 'gw , lo"

"Oalaa. Dan itu jaket nya siapa ? Papakan ga belikan kamu jaket kayak gitu"

"Ii...tu jaketnya dia"

"Ohh cie cie kaka"

"Apa si yahh"

Dan ayah cuma ketawa kecil.

Dan gw ngeliat cendela mobil sambil berdoa.
Ya tuhan tolong redahkan hujan nya agar dia bisa kembali ke rumahnya. Dia telah baik kepadaku telah memberikan jaket nya kepadaku. Mungkin ibunya sedang menunggunya dirumah. Dan mungkin juga ibu nya khawatir dengan anaknya yang belum pulang ke rumah. Tuhan redahkanlah hujan ini. Dan lindungi dia semoga dia sehat ya Tuhan . Amminn.



Rindu dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang