2

502 64 9
                                    

"Hazel putriku, Bunda merindukan kamu, sayang! kamu dimana nak? "seorang perempuan menatap sendu kearah luar jendela kamarnya, terlihat bekas air mata terus mengalir dikedua pipi mulusnya.

"Sayang! "

Bahkan saat seseorang memanggilnya ia tetap tak bergeming, ia terus menatap lurus kearah luar jendela seolah ada sesuatu menarik disana.

"Sayang, kamu lagi apa?sedang melihat apa sayang? "seseorang memeluk erat tubuhnya dari belakang dan menumpukkan dagunya kebahu perempuan itu.

"Hufff... Jessica aku tau kamu bersedih karena kehilangan putri kita, tapi aku mohon! kamu jangan terlalu larut dalam kesedihan, aku janji aku akan berusaha sekuat tenaga agar bisa menemukan keberadaan putri kita, "David melepaskan dekapannya pada tubuh istrinya itu, kemudian ia berdiri tepat disamping jessica.

"Jess, aku mohon... "

"Tinggalkan aku sendiri David! "ucap Jessica datar tanpa mengalihkan pandangannya lurus kedepan.

"Tapi, sayang! Ak... "

"Tinggalin aku sendiri, "jessica memotong ucapan David dengan penuh penekanan.

"Huff! Baiklah, sepertinya kamu butuh waktu sendiri jess, tapi jangan lupa istirahat! kondisimu belum benar-benar pulih setelah pasca melahirkan, "David menghela nafas beratnya dan menatap sejenak istrinya.

"Istirahatlah! aku akan meminta para Slave menyediakan darah hewan segar untukmu agar kondisimu segera pulih! "ucap David sebelum berlalu meninggalkan jessica yang masih betah dengan keterdiamannya.

Sepeninggalnya David, Jessica kembali menangis pilu, meratapi ajang nasib sialnya,di hidupnya ua sekali saja harus merasakan sakit karena kehilangan orang terjadinya, bahkan ia sendiri sangat miris dengan takdir hidupnya,tiba-tiba saja ia memikirkan seseorang yang saat ini masih tempat khusus dihatinya.

"Andai saja kamu yang sedang menghiburku sekarang pasti aku akan tenang Vin! "lirih Jessica pelan dengan wajah sendu bersimbah air mata.

"Aku merindukanmu... "

".... Kevin, "
.
.
.
.
.
.

Disisi lain tampak lima orang bersaudara sedang berkumpul diruangan khusus di mansion mewahnya.

Mata mereka tidak lepas dari sesosok mungil yang sedang berada dipelukan hangat seorang laki-laki tampan dengan mata tajamnya.

"Ck! ayolah gue mengajak kalian kemari untuk membicarakan masalah kepindahan kita kekota lama, tapi kenapa kalian malah asik menatap wajah Illy-ku?, "sinis seorang laki-laki yang sedang mendekap erat bayi mungil yang terlihat sangat menggemaskan, dia adalah Alfa.

"Ayolah Alfa, kami hanya memastikan jika Lilly tidak takut melihat wajah sangar lo itu, "ujar saudara kedua Alfa, Jonathan.

"Diamlah Jo! lo nggak lihat jika Illy sangat menyukai gue, dan lo nggak liat dia selalu tertawa saat bersama gue, benarkan Baby? "Alfa menatap Lilly yang berada didekapannya dan bayi kecil itu langsung tertawa memperlihatkan gusi merahnya yang belum ditumbuhi gigi saat melihat wajah tampan Alfa.

"See! kalian melihatnya bukan? bahkan hanya dengan menatap wajahku saja ia tertawa dengan begitu menggemaskan, "Alfa mengecup pelan bibir mungil bayi itu hingga membuat Lilly semakin tertawa senang.

Sontak seluruh padang mata melotot melihat aksi Alfa yang dengan santai mengecup bibir mungil bayi itu.

"Ow... ow... Brother! jangan sampai lo terkena tindak pidana pelecehan anak dibawah umur, vampire pedhopil! "sinis Jonathan menatap sengit saudaranya itu.

The Little MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang