3

447 64 22
                                    

17 tahun kemudian.

Dedaunan melambai tertiup angin menambah suasana asri dan sejuk hutan yang tampak masih sangat terjaga tanpa campur tangan manusia, tentu saja? karena hutan tersebut hanya dihuni dan dilewati oleh para vampire, tidak ada manusia yang melintasi hutan tersebut kecuali saat mereka tersesat karena hutan tersebut sangat jauh dari perkarangan manusia.

Dibawah rindang nya pepohon yang tumbuh menghiasi permukaan wajah hutan rindang tersebut, tampak seorang gadis cantik sedang tertawa riang sambil berlari dengan langkah gesitnya, tak jauh dibelakangnya ada seorang laki-laki tampan berwajah putih pucat sedang berlari mengejarnya. Mereka tampak seperti sepasang kekasih yang sedang bercanda ria.

"Kak Alii... Illy capek ah, udah kak Ali jangan kejar-kejar Illy terus!  "rengekan manja seorang gadis berusia 17 tahun itu membuat seorang lelaki dengan mata pekatnya menghampiri gadis itu, ia langsung menyeka lembut keringat yang mengalir di pelipis gadis itu.

"Capek, hm? "ucap laki-laki itu dengan lembut, netra pekatnya menatap teduh hazel bening milik gadis itu.

"Kak Ali, Illy mau naik pohon kayak kemaren lagi, "rengek sang gadis manja kepada laki-laki dihadapannya itu.

"Loh kok malah minta naik pohon sih, sayang? katanya Illy capek,hm!  "lelaki yang dipanggil Ali tersebut mengusap lembut surai lembut gadisnya yang sedang memanyunkan bibirnya, namun terlihat mengemaskan dimata Ali atau lebih dikenal dengan nama Alfa, vampire yang dulu menculik Lilly si bayi mungil dari keluarga Louis.

"Tapikan Illy pengen naik pohon kayak kemaren kak Ali,kan kak Ali bisa bawa Illy melesat, pasti nggak akan capek kalo kakak bawak Illy melesat, "rengek Illy manja.

"Nanti lagi ya, sayang! kita pulang yuk, Illy kan harus istirahat, pulang ya? "ucap Ali sambil mengelus pelan pipi chubby gadis itu yang tampak tengah mengerucutkan bibirnya.

"Ih... Ya udah deh kita pulang aja! tapi besok-besok kita naik pohon lagi ya? "ucap Illy dengan wajah memelasnya namun terlihat sangat menggemaskan dimata Ali.

"Iya, sayang, "Ali tersenyum manis kearah gadis itu membuat wajah tampannya makin terlihat menawan bagi siapa saja yang melihatnya.

"Mau jalan aja apa melesat? "tanya Ali sambil menatap wajah chubby gadis itu.

"Maunya gendong, "rengek Illy manja.

"Gendong? "

"Iya, Illy maunya digendong sama kak Alfa, "ucap Illy sambil mengedipkan sebelah mata genit nya.

"Alfa? Kok? "

"Kenapa kak Ali nggak suka ya dipanggil Alfa? "tanya Illy dengan wajah gemasnya.

"Nggak suka, nggak tau kenapa kalau kamu manggilnya Alfa rasanya kurang istimewa aja, kan kamu pernah bilang kalau Ali itu panggilan kesayasangan kamu buat kakak, kan Ali punya Illy, "ucap Ali sambil mengusap pipi gembul dan halus milik gadis itu hingga membuat Lilly tersenyum senang.

"Iya kak Ali-nya Illy, Illy juga sayang nya sama Ali, kan Ali punya Illy, kalau Alfa itu baru punya Lilly, "ucap Illy tersenyum senang sambil memperlihatkan deretan gigi rapinya.

"Itu sama aja sayang, "Ali menyentil pelan puncak hidung gadis itu.

"Ih... Tapikan itu beda menurut Illy, "ucap Lilly sambil mengusap pelan hidungnya yang baru saja disentil Alfa, sedangkan laki-laki itu hanya terkekeh pelan melihat wajah menggemaskan kekasihnya.

Kekasihnya?

Entahlah, bahkan dia dengan sangat berani mengklaim jika Lilly adalah kekasihnya, miliknya dan hak patennya yang tak bisa diganggu gugat.

The Little MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang