"Lilly, "Teriakan bagai paduan suara dari empat orang yang sedang berdiri diruang bercat merah darah itu membuat Lilly meringis dalam hatinya, Lilly tau pasti mereka sedang menunggu dan mencemaskannya.
"Lilly, kamu dari mana aja? kamu bikin kita semua panik nyariin kamu! "seorang gadis cantik berkulit pucat menghampiri Lilly yang sedang dididukkan Alfa di sofa hitam yang tertata rapi diruangan dengan nuansa misterius itu.
Alfa mendudukkan dirinya disamping Lilly, diikuti oleh keempat saudaranya yang mengambil duduk berseberangan dengan Alfa dan Lilly.
"Apa yang terjadi Lilly? kamu dari mana saja? "Kali ini Jonathan berujar tegas dengan nada interogasinya.
"Maafin Illy ya semuanya? illy udah bikin kalian semuanya panik? "Lilly menatap satu persatu wajah orang-orang yang ada dihadapannya, kemudian melirik sekilas Alfa yang sedang duduk dengan tatapan datarnya persis disampingnya.
"Kita nggak minta lo minta maaf, kita minta lo jawab lo habis dari mana? udah tau kita panik nyariin lo, lagian lo kok kerjaannya senang sekali bikin semua orang panik, "ucap Evey dengan sinis, ia menatap Lilly dengan tatapan sengit nya hingga membuat gadis itu makin dilanda rasa bersalahnya, rasanya kali ini ia ingin menangis mendengar ucapan sinis Evey, padahal selama ini ia sudah terbiasa dengan sikap kurang mengenakkan yang Evey tunjukkan padanya, tapi kali ini berbeda, mungkin karena ia merasa sangat bersalah.
"Evey, bisa ngomong santai nggak sama Lilly, "Caramel memandang Evey tidak suka, selalu saja saudara perempuannya itu bersikap sinis dan jutek terhadap Lilly.
"Nggak bisa Cara! dia harus tau kalau apa yang dia perbuat itu bikin kita semua panik, "ucap Evey dengan sinis sambil memasang tampang juteknya, Lilly hanya menunduk sambil meremas ujung dress nya, Alfa menatap Lilly yang sedang menunduk disampingnya kemudian ia mengenggam erat tangan gadis itu.
Lilly menatap Alfa yang kini tengah menatapnya dengan tersenyum tipis, seolah menular, Lilly ikut membalas senyuman tipis Alfa yang seolah mengatakan semua akan baik-baik saja.
"Sudahlah Evey, semua sudah terjadi, jangan diperpanjang! Yang penting Lilly baik-baik saja, "Kevin melontarkan kalimat bijaknya sehingga Evey hanya terdiam dengan wajah datarnya.
"Evey, semuanya sudah terjadi, jangan diperpanjang masalahnya, "Alfa menatap Evey dengan sinis.
"Sudah! Lilly sekarang ceritakan pada kami semua apa sebenarnya yang terjadi sama kamu! "Jonathan menatap Lilly seolah menuntut jawaban secara jelas dari gadis itu.
Lilly mulai menatap satu persatu wajah orang-orang yang ada dihadapannya, setelah menghembuskan napas pelan nya, ia mulai menceritakan secara detail, mulai dari ia bosan karena tidak mendapati siapa pun yang berada di mansion, lalu ia berniat berjalan dihutan belakang mansion sampai tanpa sadar ia tersesat.Dilanjutkan dikejar oleh beberapa orang vampire, sampai ia ditolong oleh seorang laki-laki yang juga seorang vampire namun ia tak tau siapa laki-laki itu, dan bodohnya ia tidak bertanya siapa nama laki-laki yang telah menolongnya itu. Namun hanya satu yang tidak ia ceritakan, kejadian disaat dua orang vampire dan juga laki-laki yang telah menolongnya itu terlihat kesakitan saat menyentuh dirinya. Mungkin Lilly hanya akan berani menanyakan menceritakan masalah yang dia alami itu kepada satu orang yang sangat ia percaya melebihi apapun didunia ini.
Alfa.
"Kamu yakin laki-laki itu bukan orang jahat? kakak yakin dia punya niat yang nggak baik sama kamu, tapi kamu nggak diapa -apa in kan sama vampire itu? "dengan raut paniknya Alfa kembali meneliti setiap detail inci tubuh gadis itu, sedangkan keempat saudaranya hanya mendengus kesal melihat perlakuan berlebihan yang ditunjukkan Alfa pada Lilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Mate
VampireSejujurnya Selama lebih dari 700 tahun aku hidup aku belum pernah merasakan apa itu jatuh cinta, bagiku cinta hanyalah sebuah cerita yang memuakkan, penuh dengan pembodohan didalamnya, hidupku hanya ada ambisi untuk menjadi yang terkuat. Tapi kenapa...