[6] Dilema

696 55 5
                                    

Author POV

"Ok, terima kasih untuk latihan hari ini. Mohon jaga diri baik-baik. Besok kita akan berangkat ke Jepang." Park Jinyoung, CEO JYP entertainment memberi salam penutup kepada ke-sembilan gadis asuhannya itu.

"Baik!" Jawab mereka serentak, lelahnya latihan tak memadamkan semangat mereka.

"Baiklah, latihan selesai." Jinyoung melangkahkan kakinya keluar setelah menjenguk latihan mereka.

"Gila, aku sangat lelah." Dahyun merebahkan tubuhnya di lantai, tubuhnya seakan remuk.

"Guys, manager sudah menyuruh kita untuk turun. Mobil jemputan sudah siap." Jihyo selaku leader memberi perintah pada member-nya.

"Hm, Hyo!" Jeongyeon mengangkat tangan kanannya. Menyita perhatian member lainnya.

"Aku tidak pulang bersama kalian, aku mempunyai janji."

Hening sejenak, sebelum Jihyo menarik nafasnya.

"Huft... Baiklah, jangan lama lama. Ini sudah malam." Jihyo menenteng tasnya lalu keluar dari ruangan, diikuti yang lain. Kecuali gadis Yoo itu.

Selang beberapa menit, sebuah pesan masuk. Jeongyeon membacanya sekilas sebelum berlalu pergi menemui seseorang yang kini menunggunya di pertigaan. Tentu dengan masker dan jaket bertudung.

"Hai." Sapa Jimin saat Jeongyeon memasuki mobilnya.

"Hai, kita mau kemana?" Tanya Jeongyeon spontan sembari mengenakan sabuk pengaman.

"Ke danau tempat dimana kau mabuk saat itu." Jimin tersenyum dan mulai melajukan mobilnya. Jeongyeon hanya mengangguk dan membuka sedikit kaca mobil, menikmati sejuknya angin malam yang menerpa wajah penuh keringatnya.
.
.
.
.
.
.
Mereka sampai dan, Yap! Tidak ada seorang pun yang ada di sekitar danau. Jackpot langka bagi mereka.

Mereka berjalan beriringan, layaknya seorang pasangan. Dan hal itu sudah berlangsung sejak 30 menit yang lalu. Jeongyeon memasukkan kedua tangannya ke saku jaket. Kebetulan udara di sini sedikit dingin..

"Kenapa kau mengajakku kemari?" Jeongyeon bertanya sambil berhenti dan duduk di rerumputan tepi danau, diikuti Jimin disebelahnya.

"Tidak, aku hanya ingin menghabiskan waktu sebelum kita sama sama sibuk. Besok kau akan ke Jepang kan?" Jimin menatap Jeongyeon dari samping, menikmati keindahan di setiap pahatan Tuhan yang menyejukkan hati.

"Hm, iya." Jeongyeon hanya menunduk, mencari kerikil kecil lalu melemparkannya ke danau.

Suasana kembali hening, hanya terdengar sayup-sayup desiran angin malam. Di lubuk hati masing-masing, memendam perasaan sedih ketika harus berpisah satu Minggu ke depan. Namun, siapa yang berani mengungkapkan? Biarkan mereka menaruh perasaan itu senyaman mungkin di hati yang terdalam.

"Baiklah, Jeongie. Ini sudah malam. Mari ku antar kau pulang." Jimin berdiri, lalu menarik tangan Jeongyeon guna membantu gadis itu bangkit.

"Ayo." Jeongyeon jalan mendahului.

"Huhhh!" Jimin bernafas berat, tak kuasa jika tidak bertemu Jeongyeon satu Minggu ke depan. Ingin sekali Jimin memeluk gadis jangkung itu. Namun, nyalinya tak sebesar rasa rindunya. Biarlah takdir berjalan alakadarnya.
.
.
.
.
.
.
To be continued

Heyo wasap-!
Makin pendek aja kek jari Jimin.ora

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Couple Ring; JeongMin✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang