Bab 15. The Whish (Desiran itu)

6.6K 562 9
                                    

Hari ini adalah jadwal meeting antara perusahaan induk, cabang, dan para pemegang saham. Ritual tahunan ini selalu ada sebagai ajang penyamaan persepsi untuk kemajuan perusahaan secara global.

So.. ..hari ini mau tidak mau Adam harus bertemu dengan komisaris utama perusahaan induk. Ini akan menjadi pertemuan pertama Adam dengan daddy-nya setelah peristiwa itu.

Entahlah... Mungkin daddy masih marah. Pikir Adam. Sebenarnya Adam ingin cepat menyelesaikan kesalah pahaman ini. Namun ia sangat mengenal ayahnya. Si Pria tua yang keras kepala. Jika tidak menyetujui sesuatu, maka segala cara akan dilakukan untuk menutup akses demi menghentikannya. Sempat muncul kekhawatiran jika usahanya mendekati Valencia dipatahkan oleh daddy-nya sendiri.

Pernah ada niatan di benak Adam untuk menemui daddy nya akhir-akhir ini. Namun lagi-lagi harga dirinya terlalu tinggi untuk melakukan itu. Maka apapun yang terjadi hari ini, jalani saja. Pikir Adam.

Saat ia memasuki ruang meeting, ternyata tempat duduk sudah hampir penuh terisi. Adam menempatkan diri di ujung meja, tepat disebelah kanan kursi komisaris. Tak lama kemudian datang seorang pria paruh baya yang masih terlihat gagah didampingi dua bodyguardnya. Ya... Dialah James Smith, yang biasa dikenal sebagai Mr. Smith. Ayah Adam.

Beberapa CO dari perusahaan cabang secara bergantian menampilkan laporan atas capaian proyek masing-masing. Sampai tibalah giliran Adam. Dirinya selalu profesional dalam pekerjaannya. Dengan piawai ia mulai menjelaskan proyek yang baru ditanganinya. Pun saat semua orang tahu perusahaan besar ini milik ayahnya. Yang tentu saja akan jatuh ke tangannya. Ternyata tak membuatnya terlena.

Dan sungguh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan sungguh..... Mr. Smith tak bisa menyembunyikan rasa bangga pada putranya saat ini.

Sekitar empat jam akhirnya meeting selesai. Para peserta meeting satu persatu mulai meninggalkan ruangan.
"Jadilah pria sejati untuk seorang wanita baik-baik....... "
Ucap Mr. Smith sebelum meninggalkan Adam yang masih merapikan dokumennya.

Adam mengulaskan senyum. Jalan didepannya mulai terbuka. Pikirnya.

Tentu saja Mr. Smith akan selalu tahu sepak terjang Adam dibelakangnya. Karena sejak peristiwa memalukan itu ia selalu memata-matai Adam lewat para bodyguardnya. Betapa Mr. Smith hanya bisa geleng-geleng kepala tatkala tahu fakta konyol yang dilakukan putranya. Dari membuntuti Valencia sampai usahanya menerobos mension saat ditinggal ke Perancis.

-------------------

Valencia pov

Aku memutar pandangan saat sampai ke alamat yang dikirimkan Adam padaku. Jujur, aku ragu dengan restoran pilihan Adam ini. Sebuah restoran mewah bintang lima yang terletak di Eleven Madison Avenue.

Apa dia mau memerasku? Hal pertama yang ada di benakku.

Seorang pelayan cantik langsung menyambut dan mengantarku ke sebuah ruangan. Ternyata sebuah ruang private untuk kami. Ruang dengan dinding dipenuhi dekorasi bunga yang memiliki balkon dengan pemandangan langsung ke kota New York. Indah sekali.

A Sweet Curse Of Love (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang